Alissa Wahid: Konsesi Tambang Jadi Titik Konflik PBNU
Putri sulung Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid (jilbab putih) saat ditemui di Haul Ke-16 Gus Dur, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (20/12/2025).(KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO)
23:40
20 Desember 2025

Alissa Wahid: Konsesi Tambang Jadi Titik Konflik PBNU

JAKARTA, KOMPAS.com – Putri sulung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, menyoroti konsesi tambang yang kini menjadi simpul konflik di pucuk kepemimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Pernyataan itu disampaikannya dalam acara Haul Ke-16 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (20/12/2025). Alissa mengatakan, sosok Gus Dur selalu diingat ketika PBNU menghadapi konflik internal.

"Hari-hari ini di kala seluruh warga NU sedang prihatin atas drama yang terjadi di pucuk kepemimpinannya, sudah pasti kita ingat Gus Dur," ucapnya.

Dia menjelaskan, dalam kepemimpinan Gus Dur, NU bergerak sebagai pemimpin gerakan masyarakat sipil, tidak hanya mengurus jamaahnya sendiri.

Gus Dur juga menjalin kerja sama dengan pemuka agama lain untuk memperjuangkan kedaulatan rakyat, terutama pada masa rezim Orde Baru yang kerap menindas rakyat atas nama pembangunan.

"Bahkan saat Gus Dur jadi Presiden pun, tidak ada kebijakan yang memberikan privilege ke NU. Jangankan merayu dengan memberi konsesi tambang, Gus Dur justru mengingatkan warga NU bahwa NU harus terus kritis kepada penguasa," ujar Alissa.

Alissa menambahkan, Gus Dur pernah bersedih lantaran NU saat ini lebih sibuk mencari kedekatan dengan penguasa daripada mencari berkah dari Allah.

"Dan sekarang kita lihat bahwa konsesi tambang menjadi simpul konflik besar pada kepemimpinan NU. Padahal Gus Dur menegaskan bahwa para Kyai dan Nyai NU tidak memikirkan keadaan mereka sendiri tetapi selalu memikirkan keadaan bangsa," imbuhnya.

Ia juga mengingatkan pesan Gus Dur agar NU tetap menjaga keseimbangan kekuasaan.

"Kekuatan NU ada pada tradisi warganya yang selalu siap memberikan segala-galanya kepada negara. Semoga para pemimpin NU kembali tersadar, atas warisan mulia yang diembannya dari para masyaikh," tandas Alissa.

Sebagai informasi, saat ini PBNU tengah mengalami dualisme kepemimpinan. Kubu Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar menunjuk Pj Ketua Umum PBNU yang baru, sementara kubu Ketum PBNU Gus Yahya menolak diberhentikan karena proses pemberhentian tidak melalui muktamar.

Tag:  #alissa #wahid #konsesi #tambang #jadi #titik #konflik #pbnu

KOMENTAR