Libur Nataru, Jangan Nekat Berangkat di Tanggal Ini! 119 Juta Orang Bakal Kepung Jalanan
ILUSTRASI: Kemacetan(Shutterstock/Catwalk Photos)
11:08
20 Desember 2025

Libur Nataru, Jangan Nekat Berangkat di Tanggal Ini! 119 Juta Orang Bakal Kepung Jalanan

Pemerintah telah mempersiapkan sejumlah antisipasi menyambut momen libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

Dari survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub), potensi pergerakan masyarakat pada Nataru Tahun 2025 diperkirakan mencapai 119,5 juta orang, atau meningkat 7,97 persen (8,83 juta orang) dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, puncak arus mudik Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 diperkirakan terjadi dua kali.

Puncak pertama diprediksi pada 20 Desember 2025, dan puncak kedua pada 24 Desember 2025.

Berdasarkan informasi BMKG, terdapat potensi siklonik di sekitar wilayah Indonesia yang berpotensi memicu hujan lebat, angin kencang, dan ombak tinggi.

Kondisi tersebut diprediksi berpotensi menimbulkan peristiwa bencana alam di akhir dan awal tahun depan, sebab puncak musim hujan diperkirakan berlangsung pada periode November 2025 hingga Februari 2026.

Oleh karenanya, pemerintah menyiapkan berbagai antisipasi dan mitigasi selama momentum libur Hari Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengoperasikan Posko Terpadu Angkutan Nataru 2025/2026 mulai Kamis (18/12/2025) hingga Senin (5/1/2026) untuk memantau mobilitas masyarakat.

Kemenhub berkoordinasi dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) serta pihak terkait melalui Posko Nataru dan menambah personel di sejumlah titik siaga.

"Kemenhub berkomitmen memprioritaskan keamanan dan keselamatan seluruh moda transportasi selama masa Nataru tahun ini," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi dalam Rapat Koordinasi Persiapan Penyelenggaraan Angkutan Nataru 2025/2026 di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (5/12/2025).

*Mitigasi*

Mitigasi akan dilakukan pada seluruh moda transportasi, baik darat, laut, udara, maupun kereta api.

Di sektor darat, pemerintah menyiapkan buffer zone, menerapkan delaying system, contraflow, serta oneway secara situasional.

Pengaturan penyeberangan juga diperkuat untuk mengurangi antrean.

Di sektor laut, disiapkan kapal navigasi dan patroli serta buffer zone di area pelabuhan.

Kemenhub juga menyiapkan pelabuhan alternatif untuk mengantisipasi kepadatan.

Di sektor udara, mitigasi dilakukan melalui ramp check, optimalisasi jam operasional bandara, dan penambahan kapasitas penerbangan.

Sementara terkait kereta api, disiapkan Daerah Pemantauan Khusus (DAPSUS), Alat Material Untuk Siaga (AMUS), dan penyiagaan personel pada perlintasan sebidang.

Menjelang libur Nataru, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan jajarannya untuk mengantisipasi potensi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor di ruas jalan utama.

Arahan Kapolri ini disampaikan Asisten Utama Kapolri Bidang Operasi (Astamaops) Komjen Pol Muhammad Fadil Imran membacakan amanat Kapolri dalam apel gelar pasukan Operasi Lilin 2025 di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (19/12/2025).

"Lakukan antisipasi terhadap potensi longsor dan banjir, khususnya pada ruas-ruas jalan utama, jalur alternatif, dan akses menuju kawasan obyek vital," kata Fadil.

Menurutnya, potensi bencana alam tersebut memerlukan kesiapsiagaan menyeluruh melalui penyiapan tim tanggap bencana serta sarana dan prasarana pendukung.

Oleh karenanya, Polri perlu menyiagakan posko terpadu yang dilengkapi perlengkapan Pencarian dan Pertolongan (Search and Rescue/SAR).

"Pada jalur-jalur rawan tersebut, posko terpadu harus disiagakan dan dilengkapi perlengkapan SAR yang memadai guna mendukung respons cepat dan penanganan darurat," ucap dia.

Tak hanya itu, Kapolri juga meminta jajarannya memastikan setiap lokasi ibadah Natal sudah disterilisasi dari ancaman teror.

*Cegah terorisme*

Selain itu, Kapolri meminta anggotanya melibatkan ormas-ormas keagamaan dalam kegiatan pelayanan sebagai wujud toleransi beragama.

Polri juga akan mengedepankan deteksi dini dan preventive strike untuk mencegah ancaman terorisme.

"Serta lakukan penjagaan ketat pada pusat keramaian maupun tempat ibadah agar kita dapat memastikan tidak ada letupan sekecil apa pun dalam pelaksanaan ibadah Natal ataupun malam pergantian tahun," imbuhnya.

Kemudian, lakukan pemetaan dan patroli rutin dengan melibatkan Pam Swakarsa demi mencegah kejahatan konvensional, terutama pada jam dan lokasi rawan.

Selain itu, fasilitasi penitipan kendaraan masyarakat pada kantor-kantor kepolisian, guna memberikan rasa aman bagi masyarakat yang bepergian dalam waktu lama.

Tak lupa juga, Polri akan memonitor ketahanan dan ketersediaan pangan serta BBM selama libur Nataru. "Pastikan harga, distribusi, dan ketersediaannya terjaga stabil," ucapnya.

Sigit juga menginstruksikan jajarannya memberi dukungan dan respons cepat terhadap berbagai situasi di lapangan.

"Dalam hal ini, Layanan Darurat Kepolisian 110 diharapkan dapat menjadi sarana utama dalam menerima laporan serta permintaan bantuan masyarakat untuk ditindaklanjuti secara cepat dan tuntas," tandasnya.

Di sisi lain, Polri turut mengimbau masyarakat untuk menyiapkan waktu perjalanan yang lebih banyak saat puncak arus mudik Natal dan Tahun Baru.

Hal tersebut dimaksudkan agar pemudik tidak terburu-buru dan mengurangi potensi kecelakaan.

"Kalau memang mau mudik atau mau ke tempat stasiun kereta api, bandara, itu lebih baik spare waktunya yang agak panjang. Jadi tidak terburu-buru di jalan. Karena antisipasi semua tujuannya sama," kata Direktur Keamanan dan Keselamatan (Dirkamsel) Korlantas Polri, Brigjen Prianto, usai gelar pasukan Operasi Lilin 2025 di Monas.

"Jadi tolong spare waktunya dilebihkan, lah," imbuhnya.

Masyarakat diminta menjaga keselamatan diri selama melakukan perjalanan agar selamat sampai tujuan.

Polri juga telah memetakan titik-titik kepadatan selama liburan akhir tahun.

Menurut prediksi, kota dengan mobilitas masyarakat tinggi selama masa itu antara lain Bogor, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

"Tidak menutup kemungkinan juga kan Sumatera Utara, Medan, Manado itu juga menjadi tempat-tempat alternatif juga," bebernya.

Nantinya, rekayasa lalu lintas akan diberlakukan sesuai kebutuhan di lapangan.

Prianto membuka opsi untuk menjalankan pengalihan arus, lawan arus (contra flow), hingga satu arah (one way).

"Tapi itu semua window system, ya. Jadi berdasarkan kebutuhan. Kalau memang bangkitannya tinggi, itu kita lakukan. Tetapi kalau masih normal-normal saja, kita ikut yang biasa-biasa saja," tandasnya.

Tag:  #libur #nataru #jangan #nekat #berangkat #tanggal #juta #orang #bakal #kepung #jalanan

KOMENTAR