SPPG Perkuat Infrastruktur Layanan Gizi untuk Program Makan Bergizi Gratis
Area persiapan sayur di SPPG Banjar. (Istimewa)
19:56
18 Desember 2025

SPPG Perkuat Infrastruktur Layanan Gizi untuk Program Makan Bergizi Gratis

Pemerintah terus mempercepat penyediaan infrastruktur pendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai daerah. Fasilitas ini disiapkan untuk mendukung distribusi makanan bergizi bagi anak sekolah secara terstandar dan berkelanjutan.

Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mengatakan pembangunan SPPG merupakan bagian dari upaya menghadirkan layanan publik yang lebih dekat dengan masyarakat. “SPPG kami rancang sebagai infrastruktur sosial yang fungsional, sehingga negara benar-benar hadir hingga ke meja makan anak-anak sekolah melalui layanan gizi yang aman dan terstandar,” ujar Dody.

Hingga tahap pelaksanaan saat ini, setiap unit SPPG dirancang untuk melayani ratusan hingga lebih dari 1.000 porsi makanan per hari, bergantung pada kebutuhan wilayah dan jumlah penerima manfaat. Pembangunan fasilitas tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Prasarana Strategis (DJPS) Kementerian Pekerjaan Umum sebagai bagian dari penguatan infrastruktur sosial nasional.

Dody menjelaskan, standar fasilitas menjadi kunci agar kualitas layanan gizi dapat terjaga di seluruh wilayah. “Tanpa infrastruktur yang seragam, kualitas makanan berpotensi berbeda antar daerah. Karena itu, SPPG dibangun dengan standar nasional agar layanan gizi memiliki mutu yang sama, baik di perkotaan maupun di daerah dengan keterbatasan infrastruktur,” katanya.

SPPG dibangun sebagai dapur produksi terstandar dengan pendekatan industri pangan. Dalam satu fasilitas terdapat pembagian ruang yang jelas, mulai dari area penerimaan bahan baku, ruang penyimpanan dingin, dapur pengolahan, hingga area distribusi. Sistem alur satu arah diterapkan untuk memisahkan zona bersih dan kotor guna menjaga keamanan dan higienitas proses produksi.

“Prinsip higienitas dan keamanan pangan menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, setiap dapur SPPG dilengkapi sarana sanitasi, ventilasi khusus, serta instalasi pengolahan limbah agar operasional harian dapat berjalan sesuai standar,” ujar Dody.

Dari sisi konstruksi, DJPS menerapkan desain modular agar pembangunan dapat diselesaikan dalam waktu relatif singkat serta menyesuaikan kondisi lapangan. Pendekatan ini memungkinkan pembangunan SPPG dilakukan di berbagai karakter wilayah, termasuk daerah dengan keterbatasan akses logistik. Keberadaan cold storage dan sistem rantai dingin juga menjadi komponen penting untuk menjaga kualitas bahan pangan sebelum diolah.

Selain mendukung layanan gizi, operasional SPPG memberikan dampak ekonomi di tingkat lokal. Fasilitas ini melibatkan tenaga kerja dari masyarakat sekitar serta membuka peluang kemitraan dengan petani, peternak, dan pelaku UMKM sebagai penyedia bahan pangan. Skema tersebut mendorong terbentuknya rantai pasok yang lebih pendek dan berkelanjutan.

Dalam konteks pembangunan sumber daya manusia, penyediaan gizi melalui SPPG dipandang sebagai investasi jangka panjang. Pemenuhan gizi yang konsisten pada usia sekolah berkontribusi pada peningkatan konsentrasi belajar dan daya tahan fisik anak. Dengan demikian, pembangunan SPPG tidak hanya mendukung program sosial, tetapi juga menjadi bagian dari strategi nasional peningkatan kualitas generasi mendatang.

“Melalui infrastruktur SPPG yang terstandar dan merata, kami ingin memastikan layanan gizi dapat berjalan berkelanjutan dan memberi dampak nyata bagi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan anak-anak Indonesia,” tutur Dody. (*)

Editor: Dinarsa Kurniawan

Tag:  #sppg #perkuat #infrastruktur #layanan #gizi #untuk #program #makan #bergizi #gratis

KOMENTAR