PSI Sebut Jokowi Tidak Dihargai di Partai Lamanya
Presiden Joko Widodo (kedua kiri), Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri (kedua kanan), Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang juga kader PDI-P Puan Maharani (kiri) dan Panitia Pengarah Rakernas PDI-P Prananda Prabowo, bersama para kader PDIP lainnya mengacungkan simbol metal dengan ketiga jarinya seusai pembukaan Rakernas III PDI-P di Sanur, Bali, Jumat (23/2/2018). Dalam rakernas tersebut telah diputuskan untuk mencalonkan kembali Joko Widodo sebagai calon pre
13:54
21 November 2025

PSI Sebut Jokowi Tidak Dihargai di Partai Lamanya

Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ahmad Ali mengatakan, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tidak dihargai oleh partai lamanya, PDI Perjuangan.

Awalnya, Ali menyebutkan bahwa Jokowi menjadi wali kota Solo pada 2005 karena kehendak rakyat dan berhasil menjaga kepercayaan tersebut, hingga dapat melanjutkan karir politiknya mencapai kursi presiden.

"Beliau didorong masyarakat untuk menjadi wali kota. Ketika dia menjadi wali kota, dia berkarya untuk masyarakat. Dia menjaga kepercayaan masyarakat," kata Ali dalam Rakorwil PSI Se-Sultra di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (21/11/2025).

"Terus kemudian masyarakat Indonesia melihat, 'oh ada orang kampung yang jadi wali kota di sana'. Dipaksa menjadi gubernur. Beliau kemudian di partainya, yang dulu diklaim sebagai partainya, tapi tidak pernah dihargai di sana," ujar dia melanjutkan.

Namun, Ali menilai, sepanjang kiprah politiknya itu, Jokowi hanya dimanfaatkan oleh PDI-P demi kepentingan partai politik berlambang banteng tersebut.

Padahal, menurut dia, Jokowi dapat menjadi gubernur hingga presiden karena kehendak rakyat yang memaksanya untuk maju memperebuktkan jabatan tersebut.

"Hanya dimanfaatkan di tempat di partainya, digunakan jabatannya untuk kepentingan partainya. Dipaksa untuk mendorong dia, siapa yang memaksa? Rakyat Indonesia yang memaksa partainya tersebut untuk kemudian mencalonkan dia menjadi gubernur. Kemudian mencalonkan dia menjadi presiden," kata Ali.

Ali lalu menyinggung nasib Jokowi yang mendapat berbagai tuduhan setelah lengser dari kursi presiden.

Oleh karena itu, Ali tidak heran apabila Jokowi memikirkan masa depan anak-anaknya bila berkaca pada apa yang Jokowi alami selama berada di PDI-P.

"Apakah salah kalau kemudian beliau juga memikirkan putra-putranya? Apakah kemudian akan menitipkan kader-kadernya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, kader-kadernya, di partai (lamanya)? Yang sedangkan beliau sendiri, ketika menjabat jadi presiden, tidak pernah dihargai. Dikuyuh-kuyuh di sana," kata dia.

Ali pun meminta kepada para kader PSI untuk tidak tinggal diam ketika Jokowi dihina dan difitnah.

Dia mengatakan, PSI tidak boleh hanya memanfaatkan Jokowi sebagai patron politik, tetapi juga membela ketika ayah Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep itu diserang.

"Jangan hanya mau memanfaatkan Pak Jokowi sebagai patron politik kita, tapi kemudian ketika orang menghina dia, menghajar dia, terus kita semua diam. Orang bilang Ketua Harian itu terlalu kasar. Masa bodoh. Kalau sudah menyangkut patron politik kita, kita menyangkut Pak Jokowi, saya tidak peduli," kata Ali.

Tag:  #sebut #jokowi #tidak #dihargai #partai #lamanya

KOMENTAR