Dorong Investasi Industri Otomotif, Menperin Sambut Baik Pabrik Baru Mercedes-Benz di Cikarang
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan sambutan pada Pembukaan Pabrik Baru PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (PT DCVMI) di Kawasan Industri Delta Silicon 8, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (10/6/2025).(Dok. Kemenperin)
18:10
10 Juni 2025

Dorong Investasi Industri Otomotif, Menperin Sambut Baik Pabrik Baru Mercedes-Benz di Cikarang

– Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi pendirian pabrik baru milik PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (PT DCVMI) di Kawasan Industri Delta Silicon 8, Cikarang, Jawa Barat.

Menurutnya, kehadiran pabrik tersebut menunjukkan geliat positif bagi industri otomotif di Indonesia, terutama di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global.

Indikasi serupa juga terlihat dari sejumlah produsen otomotif dalam negeri yang merealisasikan investasi untuk menambah kapasitas produksi guna memenuhi permintaan pasar domestik dan ekspor.

“Banyak perusahaan-perusahaan multinasional di dalam negeri, termasuk sektor otomotif, yang masih melihat prospek menjanjikan untuk menjalankan produksi manufaktur di Indonesia,” kata Agus melalui siaran persnya, Selasa (10/6/2025).

Ia menyampaikan bahwa geliat tersebut menunjukkan investasi di sektor otomotif terus berjalan.

Indonesia pun dinilai sebagai destinasi strategis dalam pengembangan industri kendaraan bermotor, khususnya menyambut era kendaraan ramah lingkungan.

“Mereka melihat peluang besar dari pasar domestik yang terus tumbuh, serta posisi strategis Indonesia sebagai hub produksi untuk tujuan ekspor pasar global,” ungkap Agus.

Dalam kesempatan itu, Kemenperin juga mengapresiasi Daimler Truck AG yang mempercayakan Indonesia sebagai salah satu basis produksi bus dan truk Mercedes-Benz di kawasan Asia.

“Pembangunan pabrik baru itu merupakan langkah strategis dan komitmen nyata Daimler Truck AG dan PT DCVMI dalam memperkuat sektor industri otomotif di Indonesia, sekaligus mencerminkan keyakinan terhadap prospek positif Indonesia sebagai hub industri kendaraan niaga global,” papar Agus.

Ia optimistis PT DCVMI akan tumbuh semakin besar bersama Indonesia.

Mercedes-Benz pertama kali berproduksi di Indonesia pada 1978 melalui PT Star Motor Indonesia, yang kemudian berkembang menjadi PT DCVMI pada 2019.

Oleh karena itu, Maecedes-Benz dianggap sebagai salah satu brand kendaraan niaga yang telah menunjukkan komitmennya dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia.

“Dengan kemampuan produksi mencapai 5000 unit per tahun, PT DCVMI mampu masuk dalam lima besar produksi kendaraan niaga truk dan bus di Indonesia,” ujar Agus.

Capaian tersebut menjadikan Mercedes-Benz sebagai salah satu merek kendaraan niaga yang paling dikenal oleh konsumen Indonesia.

Kendaraan niaga ramah lingkungan

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (ketiga kanan) berfoto bersama pada Pembukaan Pabrik Baru PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (PT DCVMI) di Kawasan Industri Delta Silicon 8, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (10/6/2025).Dok. Kemenperin Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (ketiga kanan) berfoto bersama pada Pembukaan Pabrik Baru PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (PT DCVMI) di Kawasan Industri Delta Silicon 8, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (10/6/2025).

Kemenperin berharap, dengan berdirinya pabrik baru, PT DCVMI semakin aktif mengembangkan produksi kendaraan niaga ramah lingkungan. Ini sejalan dengan tren global menuju mobilitas hijau.

Untuk mendukung hal tersebut, Kemenperin siap memfasilitasi pemberian insentif fiskal dan nonfiskal guna memacu pengembangan kendaraan niaga yang bisa masuk fase mobilitas hijau.

“Di tengah disrupsi global dan tren transisi menuju kendaraan listrik dan energi bersih, Indonesia berkomitmen untuk tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga menjadi pemain utama dalam rantai pasok kendaraan niaga dan kendaraan ramah lingkungan secara global,” imbuh Agus.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Kemenperin telah menetapkan target Net Zero Emission (NZE) di sektor manufaktur pada 2050, sepuluh tahun lebih cepat dari target nasional.

Kemenperin juga berkomitmen mendukung percepatan transformasi industri otomotif di Indonesia menuju era elektrifikasi, digitalisasi, keberlanjutan, dan otomotif ramah lingkungan.

“Oleh karena itu, kami berperan aktif memacu kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi untuk menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten, mengembangkan teknologi dalam negeri, serta memperluas jaringan riset dan inovasi,” tegas Agus.

Ia menyambut baik komitmen PT DCVMI yang telah mengadopsi standar emisi Euro 4 melalui teknologi Selective Catalytic Reduction (SCR) dan penggunaan Diesel Exhaust Fluid (DEF) berbahan dasar urea dan air terionisasi.

“Penggunaan teknologi ini merupakan langkah positif dalam mendukung agenda pemerintah untuk mewujudkan industri yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Agus.

Ke depan, ia berharap PT DCVMI mengembangkan model-model kendaraan berstandar Euro 5 dan 6 untuk memperkuat posisi di pasar domestik dan ekspor.

“Selain itu, pemerintah juga berharap PT DCVMI dapat terus meningkatkan nilai kandungan lokal yang saat ini tercatat rerata nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada line up kendaraan yang diproduksi berada di angka 28,08 persen,” jelas Agus.

Peningkatan nilai TKDN

Pada kesempatan tersebut, Agus mengingatkan pentingnya upaya peningkatan nilai TKDN dalam setiap proses produksi maupun pengadaan bahan baku dan komponen yang berfungsi mendukung penguatan industri nasional.

Tak hanya itu, peningkatan nilai TKDN juga membuka peluang lebih besar bagi perusahaan untuk berpartisipasi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, sekaligus memanfaatkan berbagai insentif fiskal yang telah disediakan.

“Pencapaian TKDN yang tinggi melalui peningkatan nilai tambah dan local supply, pada akhirnya dapat memperkuat daya saing perusahaan, baik di pasar domestik maupun ekspor,” tutur Agus.

Neraca perdagangan kendaraan niaga pada Januari hingga Maret 2025 masih mengalami defisit 608,7 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 9,7 triliun.

Hal itu disebabkan oleh nilai ekspor kendaraan niaga yang tercatat sebesar 75,5 juta dollar AS, sementara impor mencapai 684,2 juta dolar AS.

Oleh karena itu, peningkatan nilai TKDN khususnya pada industri kendaraan niaga menjadi langkah strategis untuk menjawab tantangan terhadap tingginya impor kendaraan komersial.

“Kami bahagia karena orientasi pembangunan pabrik baru ini sangat relevan dalam merespons tantangan defisit perdagangan kendaraan niaga nasional,” ucap Agus.

Ia menambahkan, Kemenperin menyambut baik komitmen PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (DCVMI) dalam mengoptimalkan fasilitas pabrik barunya.

Fasilitas itu tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga untuk mendorong peningkatan ekspor kendaraan komersial ke berbagai negara.

Selain itu, Kemenperin juga mengapresiasi langkah PT DCVMI yang berkomitmen mengembangkan rantai pasok lokal serta menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya melalui pembangunan fasilitas industri tersebut.

Presiden Direktur DCVMI Sankaranarayanan Ramamurthi menyatakan bahwa peresmian pabrik ini menandai fase pertumbuhan baru bagi DCVMI di Indonesia.

Pabrik ini bukan sekadar penambahan infrastruktur, melainkan perwujudan visi kami untuk memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian Indonesia dengan memberdayakan masyarakat lokal dan membangun ekosistem industri yang lebih kokoh,” ucapnya.

Ramamurthi menyebut, setiap unit yang diproduksi mencerminkan keunggulan rekayasa, semangat kolaborasi, dan keyakinan mereka terhadap masa depan Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk terus menciptakan lapangan kerja, berinovasi, dan berkontribusi pada pertumbuhan Indonesia,” jelasnya.

Sebagai informasi, pabrik DCVMI di Cikarang berdiri di atas lahan seluas 15 hektar (ha) dengan total investasi mencapai Rp 500 miliar.

Fasilitas itu menjadi wujud nyata dari komitmen Daimler Truck dalam memperkuat industri kendaraan niaga di Indonesia.

Pabrik tersebut akan terus memproduksi model-model andalan, seperti Mercedes-Benz Axor Trucks: 2528 CH, 4928 T, 4028 T, 4023 T, 2528 RMC, 2528 CX, dan 2528 C, serta sasis bus Mercedes-Benz: OH 1626 L dan OH 1626 S yang dirancang khusus untuk pasar Indonesia.

Tag:  #dorong #investasi #industri #otomotif #menperin #sambut #baik #pabrik #baru #mercedes #benz #cikarang

KOMENTAR