



Momen Paus Leo XIV Sapa Umat Pertama Kali dan Isi Pidato Pasca Pelantikan
Momen bersejarah terekam usai Kardinal Robert Francis Prevost, tokoh terkemuka dari Amerika Serikat, terpilih sebagai pemimpin spiritual tertinggi bagi umat katolik. Dengan nama kepausan Paus Leo XIV, ia mengambil alih tampuk kepemimpinan Gereja Katolik, menggantikan mendiang Paus Fransiskus yang berpulang pada tanggal 21 April 2025.
Suasana khidmat dan penuh harap menyelimuti Vatikan ketika asap putih mengepul dari cerobong Kapel Sistina pada Kamis (8/5/2025) waktu setempat. Sinyal ini menandakan bahwa para kardinal elektor yang berkumpul dalam konklaf telah mencapai mufakat, memilih seorang gembala baru untuk memimpin Gereja.
Kardinal Dominique Mamberti tampil di balkon Basilika Santo Petrus, menyampaikan kabar gembira dalam bahasa Latin yang menggema: "Habemus papam!" ("Kita punya Paus!").
Kata-kata ini disambut dengan sorak sorai dan tepuk tangan meriah dari ribuan umat yang telah memadati Lapangan Santo Petrus sejak pagi. Mamberti kemudian memperkenalkan Kardinal Robert Prevost, seorang prelatus berusia 69 tahun yang berasal dari Amerika Serikat, sebagai Paus terpilih. Sejak saat itu, ia akan dikenal dengan nama Paus Leo XIV.
Profil Paus Leo XIV
Paus Leo XIV adalah anggota Kongregasi Ordo Santo Agustinus (OSA), sebuah ordo yang berkontribusi signifikan bagi Gereja Katolik. Ia menjadi Paus ke-267 dalam sejarah panjang kepemimpinan spiritual umat Katolik, meneruskan warisan kepemimpinan dari pendahulunya, Paus Fransiskus, yang wafat sehari setelah perayaan Paskah.
Lahir di Chicago pada tahun 1955, dari pasangan orang tua yang memiliki akar keluarga Spanyol dan Prancis-Italia, jejak spiritual Paus Leo XIV telah terukir sejak masa mudanya. Ia melayani sebagai putra altar dan kemudian ditahbiskan menjadi seorang imam pada tahun 1982.
Tiga tahun berselang, ia mengabdikan diri di Peru, namun tetap menjalin ikatan dengan tanah kelahirannya melalui pelayanan pastoral dan kepemimpinan di sebuah biara di Chicago.
Selain kewarganegaraan Amerika Serikat, Paus Leo XIV juga dilaporkan memegang kewarganegaraan Peru. Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki kepedulian mendalam terhadap masyarakat yang terpinggirkan.
Dedikasinya di Peru tercermin dalam pengabdiannya selama sepuluh tahun sebagai pastor paroki dan pengajar di sebuah seminari di Trujillo, wilayah barat laut Peru.
Kedekatannya dengan para kardinal terjalin melalui perannya yang signifikan sebagai prefek Dikasteri untuk Para Uskup di Amerika Latin, sebuah posisi strategis yang bertanggung jawab dalam proses pemilihan dan pengawasan para uskup di wilayah tersebut.
Pada tahun 2023, ia diangkat menjadi uskup agung, dan dalam beberapa bulan berikutnya, Paus Fransiskus mengangkatnya menjadi seorang kardinal. Mengingat mayoritas kardinal yang berpartisipasi dalam konklaf ditunjuk oleh Paus Fransiskus, terpilihnya Kardinal Prevost, meskipun relatif baru dalam jajaran kardinal, bukan kejutan besar.
Dalam pidato perdananya sebagai Paus Leo XIV, ia menyampaikan pesan yang penuh kedamaian dan penghormatan kepada pendahulunya. Ia mengenang Paus Fransiskus sebagai sosok yang memiliki kelembutan namun tetap memiliki keberanian dalam menyampaikan berkat kepada umat manusia.
"Damai sejahtera bagi kalian semua! Saudara-saudari terkasih, inilah salam pertama dari Kristus yang bangkit," ucap Paus Leo XIV, dikutip via Reuters. "Masih terngiang di telinga kita suara Paus Fransiskus yang meski lemah lembut namun penuh keberanian, telah memberkati Roma! Paus yang memberkati Roma itu juga memberkati dunia, seluruh dunia... Izinkan saya melanjutkan berkat yang sama: Allah peduli pada kita, Allah mengasihi kita semua, dan kejahatan tidak akan menang! Kita semua berada di tangan (lindungan) Allah. Maka, tanpa rasa takut, bersatu padu bergandengan tangan dengan Allah dan satu sama lain, mari kita terus maju."
Paus Leo XIV juga menekankan pentingnya peran umat Katolik sebagai murid-murid Kristus yang membawa terang bagi dunia. "Kita adalah murid-murid Kristus. Kristus berjalan di depan kita. Dunia membutuhkan terang-Nya. Kemanusiaan membutuhkan Dia sebagai jembatan untuk sampai kepada Allah dan kasih-Nya," tegasnya.
Pandangan dan arah kepemimpinan Paus Leo XIV diyakini akan melanjutkan reformasi yang telah diinisiasi oleh Paus Fransiskus di tubuh Gereja Katolik. Ia diyakini memiliki pandangan yang sejalan dengan pendahulunya terkait isu-isu penting seperti migran, kaum miskin, dan pelestarian lingkungan.
Meskipun berasal dari Amerika Serikat, latar belakang pelayanannya di Amerika Latin menjadi kesinambungan kepemimpinan seorang Paus yang berasal dari benua yang sama, setelah Paus Fransiskus yang berasal dari Argentina. Vatikan menggambarkan Paus Leo XIV sebagai Paus kedua yang berasal dari Amerika, dan juga sebagai Paus pertama dari Ordo Santo Agustinus.
Sebelum konklaf dimulai, juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, menyampaikan bahwa dalam pertemuan Dewan Kardinal, penekanan diberikan pada perlunya seorang Paus dengan "semangat kenabian yang mampu memimpin Gereja yang tidak menutup diri tetapi tahu bagaimana keluar dan membawa terang ke dunia yang ditandai oleh keputusasaan".
Tag: #momen #paus #sapa #umat #pertama #kali #pidato #pasca #pelantikan