



Lagi! Puluhan Siswa di Cianjur Keracunan usai Santap MBG, Kepala BGN Bilang Begini
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menyampaikan empati terhadap insiden yang menimpa puluhan siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1 Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Para siswa diduga mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kami turut menyampaikan rasa empati dan berharap seluruh siswa segera pulih. Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah prioritas utama kami. Saat ini kami sedang melakukan pemeriksaan terkait dugaan penyebab keracunan, apakah berasal dari MBG atau bukan” kata Dadan Hindayana dalam keterangan resmi dkutip pada Selasa (22/4/2025).
![Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana [Bagaskara/Suara,com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/03/28979-kepala-badan-gizi-nasional-bgn-dadan-hindayana.jpg)
Melalui keteramhan dari Biro Hukum dan Humas BGN, Dadan belum dapat memastikan apakah keracunan terjadi akibat menu MBG atau akibat hal lain. BGN masih menunggu hasil lab yang tengah dilakukan timnya untuk mengetahui penyebab keracunan tersebut.
Berdasarkan laporan, saat ini sampel MBG yang dimasak Senin (21/04/2025) telah dikirim ke Lab Kesda di provinsi setempat. Adapun hasilnya keluar dalam rentang waktu sepuluh hari ke depan.
Lebih lanjut, menurut keterangan dari perwakilan SPPG, makanan yang diolah telah memenuhi standar dan telah melewati proses sebagaimana mestinya.
“Kami sedang menunggu hasil Lab Kesda Provinsi dari sampel yang sudah dikirimkan. Kami akan update infonya pada kesempatan pertama setelah hasil lab keluar,” tegasnya.

Sebagai langkah preventif, BGN telah dan akan:
- Meningkatkan pengawasan standar penyimpanan makanan di dapur MBG.
- Melakukan proses penyempurnaan sistem berskala nasional
- Mendorong transparansi jadwal menu harian melalui kanal digital.
- Meningkatkan kapasitas pelatihan keamanan pangan bagi seluruh penyedia MBG.
Puluhan Siswa di Cianjur Keracunan MBG
Diketahui, kasus siswa mengalami keracunan usai menyantap menu MBG. Setelah kasus siswa yang keracunan di Sukoharjo, kekinian kasus keracunan siswa yang menjadi peserta MBG itu terjadi di Cianjur, Jawa Barat.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan yang menimpa puluhan siswa dari dua sekolah di Cianjur usai menyantap MBG, yang sebagian besar mendapat perawatan di rumah sakit.
Kepala Dinkes Cianjur Yusman Faisal di Cianjur, Selasa, mengatakan tidak hanya puluhan siswa, sekitar 98 warga Kecamatan Mande, mengalami keracunan massal setelah menyantap hidangan yang disuguhkan dalam acara hajatan salah seorang warga.
"Sehingga, total warga yang mengalami keracunan selama dua hari terakhir sekitar 176 orang dengan rincian 23 siswa SMP PGRI 1, 55 siswa MAN I Cianjur, dan 98 warga Kecamatan Mande," katanya sebagaimana ditulis Antara.
Selama masa KLB, pihaknya memaksimalkan penanganan terhadap korban yang sudah terdata, baik yang masuk ke rumah sakit ataupun dirawat di rumah, serta meminta seluruh siswa yang memakan menu MBG ataupun warga yang mengkonsumsi hidangan hajatan untuk didata.
Bahkan pihaknya menurunkan tim dari setiap puskesmas guna mendatangi setiap korban untuk memantau perkembangan kondisi kesehatannya secara rutin, hingga dipastikan sudah kembali pulih seperti semula.
"Informasi terbaru kondisi korban keracunan puluhan siswa dari dua sekolah mulai membaik, sedangkan puluhan warga Mande juga sama, dan mendapat pengawasan dari tenaga kesehatan di masing-masing puskesmas," katanya.
Sederet Masalah Program MBG
Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mencatat menilai program makan bergizi gratis (MBG) dinilai masih semrawut di lapangan dalam tiga bulan pelaksanaannya.
CISDI mengungkap persoalan utama dari program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini kalah dalam keamanan pangan dan kualitas kandungan gizi pada menu yang disediakan.
“Salah satu isu yang cukup mengundang perhatian publik adalah serangkaian kasus keracunan yang menimpa beberapa siswa setelah mengonsumsi menu dari program MBG di sejumlah daerah,” kata Founder dan CEO CISDI, Diah S Saminarsih, Kamis (17/4/2025).

Diah memuturkan, masih terjadi kasus keracunan makanan dalam pelaksanaan MBG memunculkan kekhawatiran akan keamanan pangan yang disalurkan melalui program ini.
Berdasarkan analisis CISDI, salah satu penyebab utama terjadinya keracunan karena belum optimalnya implementasi standar keamanan pangan seperti Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) dalam pelaksanaan program MBG.
HACCP merupakan sistem manajemen risiko yang mengatur keamanan pangan di setiap fase, mulai dari proses produksi hingga distribusi makanan.
"Penerapan standar keamanan pangan yang belum optimal, ditambah dengan kekurangan pengaturan keamanan pangan dalam petunjuk teknis, menjadi catatan penting yang harus segera ditangani oleh Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memastikan kualitas pangan yang lebih baik," kata Diah.
Selain itu, CISDI juga menyoroti penggunaan produk makanan ultra-olahan (ultra-processed food) dalam menu MBG.
Tag: #lagi #puluhan #siswa #cianjur #keracunan #usai #santap #kepala #bilang #begini