



Indonesia Terjun Langsung Bantu Myanmar, dari Logistik, Medis, hingga Evakuasi Korban
–Bantuan dari Indonesia untuk Myanmar sudah sampai di tujuan. Tidak hanya berupa bantuan materi, Indonesia juga memberikan bantuan relawan untuk membantu masyarakat pasca gempa bumi di Myanmar.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno memimpin langsung delegasi Indonesia dalam misi kemanusiaan untuk menyerahkan bantuan tahap ketiga bagi korban gempa bumi di Myanmar. Bantuan tersebut tiba di Naypyidaw, Myanmar, pada Kamis (3/4) waktu setempat, setelah pagi harinya diterbangkan dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Setibanya di Naypyidaw, delegasi diterima secara resmi oleh Deputi Menteri Kesejahteraan Sosial, Bantuan dan Pemukiman Kembali Myanmar Soe Kyi dan Win Thu Htet dari Departemen Konsuler dan Urusan Hukum Kementerian Luar Negeri Myanmar. Pratikno menyampaikan bahwa kehadiran delegasi dan bantuan ini merupakan wujud kepedulian seluruh rakyat Indonesia terhadap musibah yang menimpa masyarakat Myanmar.
“Ini adalah bentuk solidaritas kemanusiaan dan persaudaraan antara dua bangsa, serta komitmen ASEAN dalam kerja sama kebencanaan,” ujar Pratikno.
Bantuan yang disalurkan kali ini terdiri dari logistik penting seperti tenda, makanan, serta perlengkapan untuk perempuan dan anak-anak. Pemerintah Indonesia juga mengirimkan tenaga profesional di bidang kesehatan untuk membantu penanganan korban di lapangan.
“Kami turut membawa tim tenaga kesehatan yang akan bertugas selama 30 hari ke depan, sebagai bagian dari misi kemanusiaan ini,” tutur Pratikno.
Usai prosesi penyerahan bantuan, rombongan mengunjungi sejumlah titik terdampak gempa. Termasuk area perumahan pegawai negeri sipil. Di sini tim USAR Indonesia berhasil menemukan lima korban jiwa yang tertimbun reruntuhan bangunan. Kepala BNPB mengungkap progres kerja dari tim bantuan kemanusiaan Indonesia yang sudah berada di Myanmar sejak Senin (31/3).
“Sejauh ini pelaksanaan tugas cukup baik, terkait berkoordinasi terus dilakukan dengan otoritas pemerintah Myanmar. Untuk tim USAR sudah hari kedua sudah melaksanakan tugas, sudah berhasil menemukan (korban tertimbun),” tambah dia.
Setelah kemarin Tim USAR berhasil menemukan tiga korban meninggal dunia, hari ini Tim USAR kembali menemukan dua korban meninggal dunia yang tertimbun reruntuhan bangunan.
“Dengan segala perjuangan, dua hari sudah berhasil menemukan korban,” tutur kepala BNPB Suharyanto.
Kemudian delegasi Indonesia bergeser meninjau posko yang menjadi tempat bernaung bagi seluruh tim kemanusiaan yang bertugas dalam rangka penanganan bencana di Myanmar kali ini. Kepala BNPB selanjutnya berpesan kepada personel Emergency Medical Team (EMT) yang juga tiba di Myanmar bersama delegasi lain.
“EMT datang ke sini bertugas selama 30 hari ke depan, sudah disiapkan semuanya untuk lokasi bertugas dan poskonnya. Lokasi penugasan jaraknya 20 menit dari posko, mulai besok melihat ke tempat penugasan membuat rumah sakit lapangan,” imbuh dia.
“Kemudian nanti dievaluasi misalkan seminggu banyak pasien-pasien karena korban gempa, tidak perlu pindah. Namun kalau dibutuhkan di lokasi lain, silakan menyesuaikan,” tutur dia.
Sementara itu Kementerian Pertanian (Kementan) ikut terlibat dalam pengiriman bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi di Myanmar. Sesuai dengan tugasnya, Kementan membantu untuk kebutuhan pangan. Meliputi 5 ton susu UHT, 5 ton sosis siap santap, dan 5 ton minyak goreng. Barang-barang tersebut hasil dari kolaborasi dengan sejumlah mitra swasta.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda menyatakan bantuan itu merupakan bentuk kepedulian Indonesia terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar.
“Kami berharap bantuan ini dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan warga terdampak dan memberikan sedikit kelegaan di tengah situasi sulit ini,” ujar Agung.
Dia menyebutkan bahwa sesuai arahan Mentan Andi Amran Sulaiman, bantuan pangan itu merupakan bagian dari instruksi Presiden Prabowo Subianto. Yaitu supaya Indonesia selalu siap membantu negara-negara sahabat yang mengalami bencana.
Menurut dia urusan pangan merupakan kebutuhan vital di setiap kejadian bencana alam. Khususnya bencana gempa bumi. Pasalnya banyak infrastruktur yang rusak. Sehingga mengganggu pasokan kebutuhan pangan.
Agung menjelaskan, bantuan pangan itu merupakan bagian dari pengiriman bantuan kemanusiaan Indonesia yang mencakup total 124 ton barang dengan nilai USD 1,2 juta. Pengiriman bantuan itu merupakan kerja sama lintas kementerian dan lembaga. Seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Kesehatan, Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Human Initiative, dan Rumah Zakat.
"Dengan sinergi berbagai pihak, Indonesia terus berperan aktif dalam aksi kemanusiaan, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional," kata Agung.
Tag: #indonesia #terjun #langsung #bantu #myanmar #dari #logistik #medis #hingga #evakuasi #korban