Terinspirasi Imam di Masjid Nabawi, Ary Ginanjar Berupaya Cetak CEO Perusahaan Sekaligus Hafidz
Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian (kanan) di Jakarta (27/9). (Hilmi Setiawan/Jawa Pos)
07:32
28 September 2024

Terinspirasi Imam di Masjid Nabawi, Ary Ginanjar Berupaya Cetak CEO Perusahaan Sekaligus Hafidz

 


- Motivator kawakan Ary Ginanjar Agustian menceritakan semangatnya mendirikan perguruan tinggi. Lewat Universitas Ary Ginanjar (UAG) dia berusaha mencetak CEO perusahaan yang juga penghafal (Hafidz) Alquran. Inspirasinya muncul saat dia salat di Masjid Nabawi, Madinah beberapa waktu lalu. 


Dia menceritakan suatu ketika melaksanakan salat di Masjid Nabawi. Saat itu dia diimami oleh seorang imam yang suaranya merdu dan bacaan tajwidnya bagus. Ary mengira orang tersebut adalah ulama setempat. 

"Setelah selesai salat saya berkenalan. Saya diberi kartu nama," katanya dalam pembukaan 165 Halal Fair di Jakarta pada Jumat (27/9). Saat dia baca kartu nama itu, Ary mengaku kaget. Ternyata imam tersebut adalah CEO salah satu perusahaan besar di Arab Saudi. 

Berangkat dari pengalaman itu, Ary mengatakan harus mencetak saudagar atau pengusaha yang sukses tetapi dekat dengan Alquran. Tidak hanya yang bisa membaca Alquran, tetapi hafal Alquran. Menurut dia antara aspek ekonomi atau bisnis, tidak bisa dilepaskan dari agama. Jangan sampai jago bisnis, tapi lepas dari agama. Atau sebaliknya, memahami agama secara mendalam tetapi ketinggalan dari sisi ekonominya. 

"Akhirnya saya lahirkan konsep (mencetak) CEO hafidz," tutur Ary. Melalui kampus yang dia rintis, skema beasiswa diberikan kepada para hafidz Alquran. Dari sekitar seribuan mahasiswa yang sudah lulus, sebanyak 30 persennya penghafal Alquran. 

Selain itu mereka juga jago urusan ekonomi, bisnis, dan manajemen. Dia menargetkan para hafidz itu menjadi CEO yang sukses menjalankan bisnisnya. "Bisa menjadi saudagar seperti Usman bin Affan," tandasnya. 

Ary mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekosistem halal dunia. Dia mengatakan untuk menjadi pusat halal dunia, Indonesia membutuhkan tiga modal. Pertama adalah modal fisik atau intelektual. Modal ini diantaranya terkait dengan penguasaan teknologi termasuk akses modal atau keuangan. Baginya modal penguasaan teknologi ini masih jadi tantangan. 

"Modal berikutnya adalah modal emosional dan modal spiritual," katanya. Menurut Ary masyarakat Indonesia sudah mempunyai modal emosional dan spiritual ini. Indikasinya adalah Indonesia menjadi masyarakat Indonesia ditetapkan sebagai masyarakat paling dermawan di dunia. 

Lalu untuk modal spiritual, Ary mengatakan masyarakat Indonesia juga dikenal sebagai masyarakat yang sangat religius. Dengan dua modal yang sudah dikuasai itu, Indonesia berpotensi menjadi pusat halal dunia. Tinggal meningkatkan modal penguasaan teknologi serta ekonominya. 

Dia ingin Indonesia dengan jumlah penduduk Islam yang sangat besar, benar-benar menguasai ekosistem halal global. Karena saat ini negara-negara yang bukan basis pemeluk agama Islam, mulai menaruh perhatian terhadap industri halal. Misalnya Jepang dan Korea Selatan. Bahkan Brazil saat ini menjadi juara pemasok daging ayam halal di penjuru dunia. (*)

Editor: Dinarsa Kurniawan

Tag:  #terinspirasi #imam #masjid #nabawi #ginanjar #berupaya #cetak #perusahaan #sekaligus #hafidz

KOMENTAR