Media Arab Turut Soroti Isu Pembangkangan Konstitusi di Indonesia
Massa aksi yang terdiri dari sejumlah elemen buruh, mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya saat menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPR, Jakarta, Kamis (22/8/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
14:44
22 Agustus 2024

Media Arab Turut Soroti Isu Pembangkangan Konstitusi di Indonesia

Aksi demonstrasi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia pada Kamis (tanggal), menarik perhatian berbagai media internasional, termasuk media Arab seperti Arabnews.com.

Demonstrasi tersebut terjadi bertepatan dengan jadwal rapat paripurna DPR RI untuk pengesahan RUU Pilkada, pada Kamis (22/8/2024). Rapat paripurna tersebut dianggap dapat memperkuat pengaruh politik Presiden Joko Widodo yang akan segera meninggalkan jabatannya. Salah satunya membuka jalan bagi putra bungsu Presiden Widodo untuk mencalonkan diri dalam pemilu di Jawa pada bulan November mendatang.

Namun begitu, sidang tersebut ditunda karena sejumlah anggota DPR izin tidak menghadiri rapat. Penundaan sidang pleno oleh DPR disebabkan oleh kurangnya jumlah legislator yang hadir, dan masih belum jelas kapan sidang tersebut akan dilanjutkan.

Media Arabnews menyoroti bahwa situasi ini terjadi di tengah perkembangan politik yang dramatis di Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, dan menjelang akhir masa jabatan kedua Presiden Jokowi.

Baca Juga: Janji Tak Sahkan RUU Pilkada ke Massa di DPR, Habiburokhman Dilempari Botol Bekas Air Mineral

Media tersebut juga turut menyoroti gelombang kritik luas secara daring, dengan poster-poster berwarna biru bertuliskan "Peringatan Darurat" yang menampilkan lambang burung Garuda Indonesia tersebar di media sosial.

Ratusan demonstran berpakaian hitam berkumpul di depan gedung DPR di Jakarta, dengan protes serupa terjadi di Surabaya dan Yogyakarta. Aparat keamanan telah menyiagakan 3.000 polisi di ibu kota untuk menjaga keamanan.

Menurut laporan Arabnews.com, ahli hukum dan analis politik menggambarkan situasi ini sebagai krisis konstitusional yang berpotensi mengganggu stabilitas negara.

Titi Anggraini, seorang analis pemilu, menyebut manuver politik ini sebagai "pembangkangan konstitusi" yang dapat memicu kerusuhan.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia berada di persimpangan jalan yang penting, dengan banyak pihak berharap agar para legislator mempertimbangkan masa depan demokrasi Indonesia dalam pengambilan keputusan mereka.

Baca Juga: Usai Dihujani Botol Pendemo, Baleg DPR Batal Sahkan RUU Pilkada Hari Ini: Besok Libur!

Editor: Bella

Tag:  #media #arab #turut #soroti #pembangkangan #konstitusi #indonesia

KOMENTAR