Kids Biennale Indonesia Ajak Anak Kritisi Perundungan Hingga Intoleransi Lewat Karya Seni
Kids Biennale Indonesia. (Dok. Istimewa)
09:23
22 Juli 2024

Kids Biennale Indonesia Ajak Anak Kritisi Perundungan Hingga Intoleransi Lewat Karya Seni

Kasus perundungan dan kekerasan seksual pada anak masih menjadi perhatian utama banyak pihak. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat, sepanjang 2023 terjadi 30 kasus perundungan di satuan pendidikan.

Situasi ini pula yang menjadi keresahan bagi Ketua Yayasan Kids Biennale sekaligus Kurator, Gie Sanjaya, dalam beberapa waktu belakangan. Kekhawatiran ini mendorongnya untuk menginisiasi pameran Kids Biennale Indonesia.

Kids Biennale Indonesia adalah pameran yang diselenggarakan dua tahun sekali, yang melibatkan praktik seni modern serta aktivitas intelektual dan budaya publik dalam menanggapi isu-isu relevan.

"Bagi saya, Kids Biennale adalah platform untuk anak dan remaja mengangkat isu terkini melalui seni dan budaya. Jadi mereka bisa mengadvokasi, mengkritisi, dan juga menjadi agen perubahan. Walaupun mereka anak-anak dan remaja, tapi mereka diberikan rumah dan tempat supaya mereka bisa speak up, bikin kreasi, merangkul sesama dengan penuh kasih," ujar Gie Sanjaya saat ditemui di kawasan Cilandak, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Anak-Anak Virgoun Tak Tahu Ayahnya Kena Kasus Narkoba, Eva Manurung: Saya Bilang Lagi Sekolah Agama

Dalam penyelenggaraannya, Yayasan Kids Biennale Indonesia menitikberatkan pada tiga dosa besar dalam pendidikan: kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi. Gie Sanjaya menyatakan kegelisahannya tentang masa depan anak-anak Indonesia jika tidak diberikan perlindungan dan dukungan.

"Masalah anak kan kompleks, maka dari itu kita harus bersama-sama. Kalau tidak, bagaimana regenerasi masa depan, bagaimana mereka belajar budi pekerti, empati, dan mengasihi orang lain," tegasnya.

Kids Biennale Indonesia merencanakan berbagai program biennale, baik skala kecil maupun besar. Program-program ini dirancang untuk melibatkan komunitas secara luas dan berkolaborasi dengan berbagai pihak.

"Kami akan mengadakan program-program yang berkolaborasi dengan siapa saja karena kita tidak bisa berjalan sendiri. Makanya kita harus bergandengan tangan dengan komunitas," tambah Gie.

Kids Biennale Indonesia. (Dok. Istimewa)Kids Biennale Indonesia. (Dok. Istimewa)

Yayasan ini juga fokus pada anak-anak spesial, neurodivergent, dan difabel. Saat ini, sebanyak 54 anak dengan kebutuhan khusus terlibat dalam program ini.

Baca Juga: Circlenya Melebihi Sultan dan Pejabat, Sahabat Nia Ramadhani Hadiri Pernikahan Anant Ambani dan Radhika Merchant

"Dengan begini, kita membekali mereka dan menunjukkan kepada perusahaan bahwa mereka juga bisa bekerja. Atau, mohon maaf, difabel bisa bekerja di kafe, memasak, dan sebagainya. Jadi, kami juga ada program untuk mengkaryakan anak berkebutuhan khusus," jelasnya.

Gie Sanjaya berharap Kids Biennale dapat menjangkau anak-anak di seluruh Indonesia, termasuk daerah terpencil seperti Merauke.

"Saya harap di kota lain atau di kampung-kampung, kita bisa serempak merayakan Hari Anak Nasional. Itu tidak harus mewah-mewah, di kampung juga bisa kok. Kita bersama bergerak dengan masyarakat warga sekitar," harapnya.

Editor: Bimo Aria Fundrika

Tag:  #kids #biennale #indonesia #ajak #anak #kritisi #perundungan #hingga #intoleransi #lewat #karya #seni

KOMENTAR