Reza Rahadian Bicara Soal Kebudayaan: Bukan Sekadar Pesta Kesenian, Harus Ada Pemimpin yang Mumpuni
Di era globalisasi, kebudayaan bukan lagi sekadar hiasan tahunan atau pesta kesenian yang terpisah dari kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, kebudayaan menjadi fondasi yang membentuk identitas suatu bangsa, serta menjadi instrumen penting dalam diplomasi dan memperkuat soft power suatu negara di dunia internasional. Itu sebabnya, beberapa waktu terakhir, muncul wacana pembentukan kementerian khusus yang menaungi kebudayaan agar perhatian yang diberikan pemerintah lebih maksimal.
Ditemui beberapa waktu lalu di acara peluncuran film terbarunya, aktor terkemuka Reza Rahadian menyambut baik wacana tersebut dan menegaskan bahwa jika Kementerian Kebudayaan benar didirikan, maka harus ada pemimpin yang memiliki wawasan luas tentang pentingnya kebudayaan.
"Pemimpin di bidang kebudayaan haruslah orang yang memahami esensi budaya itu sendiri, kemudian mengapa pemahaman budaya itu penting. Dia harus ngerti dulu kenapa ini penting, karena kalau nggak memahami bahwa itu penting, ya ini (kebudayaan) cuma akan jadi hiasan tahunan. Iya, hanya akan menjadi pesta kebudayaan tahunan saja," kata Reza.
Reza pun mengakui kalau dirinya termasuk orang yang sangat vokal untuk menyerukan dibentuknya Kementerian Kebudayaan.
“Saya salah satu orang yang lumayan vokal berbicara bahwa Kementerian Pendidikan dan Kementerian Kebudayaan itu memang harus dipisah. Kenapa saya bicara hal itu? Karena menurut saya, negara dengan komposisi keberagaman kultur yang sebesar Indonesia, itu tidak mungkin tidak punya ministry of culture-nya sendiri. Bahwa sekarang ada dalam satu Kementerian dengan pendidikan, riset, dan teknologi, itu komposisi yang padat. Tentu pendidikan sangat penting, karena itu fondasinya. Tapi kita tidak bisa pungkiri kebudayaan itu identitas kita. Jadi, buat saya, penting sekali untuk kita punya Kementerian Kebudayaan sendiri,” lanjut Reza.
Reza mengakui peran positif dari Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam mengakomodasi kepentingan pelaku seni budaya.
"Saya harus akui, di bawah Dirjen Kebudayaan, kemudian kalau kita mungkin lebih sering sama direktur film, musik, dan media gitu ya, saya rasa banyak banget hal-hal yang dilakukan dan progresif dibanding dulu, setidaknya 4 tahun terakhir," katanya.
"Dukungan terhadap film maker, ini kalau saya bicara dari sisi film ya. Kemudian bagaimana funding untuk mereka yang berprestasi di luar negeri lewat festival film, di-funding ada dukungan berupa dana dan segala macam untuk keberangkatan, sudah mulai terlihat,” lanjutnya lagi.
Namun, menurut Reza itu semua belum cukup, karena perlu adanya keseriusan dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan kebudayaan di Indonesia.
"Harapan saya kalau nanti ada Kementerian Kebudayaan sederhana, punya skema yang kongkrit tentang agenda-agenda apa yang mau dilakukan dengan kebudayaan. Misi-misi kebudayaan apa saja yang mau dilakukan," ungkapnya.
Menanggapi pentingnya memperkuat budaya, Reza menekankan perlunya menghormati dan memahami nilai-nilai budaya yang telah ada.
"Jadi buat saya, harapan terbesar adanya Kementerian Kebudayaan ini, juga mendorong tumbuh kembangnya budaya sesuai dengan kaidah yang masyarakat ini percayai. Jadi jangan sampai budaya kita bentur-benturkan sama nilai-nilai yang lain," pungkasnya.
Tag: #reza #rahadian #bicara #soal #kebudayaan #bukan #sekadar #pesta #kesenian #harus #pemimpin #yang #mumpuni