8 Perilaku Anak yang Dibesarkan dengan Cara Dimanja oleh Orang Tuanya, Sosoknya Memiliki Kesabaran Setipis Tisu!
Ilustrasi seseorang yang dibesarkan ddngan cara dimanja saat kecil. /Sumber foto: freepik
18:56
11 Mei 2024

8 Perilaku Anak yang Dibesarkan dengan Cara Dimanja oleh Orang Tuanya, Sosoknya Memiliki Kesabaran Setipis Tisu!

 

 - Meskipun pemberian kasih sayang dan perhatian dari orang tua adalah hal yang penting, namun, terlalu banyak pengertian, perlindungan, dan dimanja dapat memiliki dampak yang tidak diinginkan pada perkembangan anak.

Perilaku dimanja ini tidak hanya memengaruhi interaksi sosial mereka, tetapi juga cara mereka menangani tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

Dilansir dari Hack Spirit pada Sabtu (11/5), terdapat 8 perilaku orang dewasa yang dibesarkan dengan cara dimanja oleh orang tuanya saat kecil.

1. Sulit menerima kegagalan

Ketika seseorang dibesarkan dengan pengalaman selalu mendapatkan apa yang diinginkan, baik itu dalam hal materi atau kemenangan dalam permainan, mereka akan tidak terbiasa menghadapi kekecewaan atau kegagalan.

Ketika orang tersebut dewasa dan mengalami kegagalan, hal ini bisa menjadi pengalaman yang mengejutkan bagi mereka karena mereka tidak terbiasa dengan situasi tersebut.

Kekalahan ataupun kegagalan merupakan hal yang wajar dalam hidup, sehingga setiap orang harus belajar untuk menghadapi dan mengatasi hal ini agar dapat berkembang dengan baik dalam kehidupan.



2. Mengharapkan perlakuan istimewa dari orang lain

Orang-orang yang mengharapkan perlakuan istimewa cenderung berpikir bahwa mereka layak mendapatkan perlakuan khusus atau istimewa dari orang lain.

Contohnya, seseorang menganggap bahwa orang lain seharusnya mendekati mereka atau memberi mereka perhatian khusus karena mereka menganggap diri mereka istimewa atau bernilai tinggi.

Namun, perilaku ini bisa menjadi masalah karena orang-orang yang egois atau mengharapkan perlakuan istimewa cenderung tidak memperhatikan kebutuhan atau perspektif orang lain.

Mereka merasa bahwa dunia harus berputar sesuai keinginan mereka, dan jika tidak, mereka bisa merasa kecewa atau marah.

3. Tidak menghargai apa yang mereka miliki

Mereka cenderung tidak menyadari atau menikmati kebahagiaan dari hal-hal kecil dan pengalaman sederhana dalam hidup. Ini bisa terjadi jika seseorang terbiasa dengan gaya hidup yang mewah atau terbiasa mendapatkan segala sesuatu dengan mudah sejak kecil.

Akibatnya, mereka lupa untuk bersyukur atas hal-hal yang sederhana seperti kesehatan, keluarga, teman-teman, atau momen-momen kecil dalam hidup.



4. Tidak tertarik mengikuti aturan

Anak yang dibesarkan dengan dimanja cenderung kurang terbiasa dengan mengikuti aturan karena mereka tidak pernah menghadapi konsekuensi jika mereka melanggar aturan.

Mereka akan terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa harus mematuhi aturan atau batasan yang ada.

Ketika anak tersebut dewasa, mereka tidak memiliki keterampilan atau kebiasaan yang baik dalam mematuhi aturan atau menghargai batasan yang ditetapkan oleh masyarakat atau lingkungan kerja mereka.

Mereka juga cenderung menentang otoritas atau melanggar aturan karena mereka tidak terbiasa dengan struktur atau disiplin yang diperlukan dalam menjalani kehidupan dewasa.

5. Kesabaran yang tipis

Anak yang dimanja cenderung memiliki kesabaran yang tipis saat ia dewasa. Mereka cenderung mudah kesal atau frustrasi karena terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cepat saat masih kecil.

Ketika mereka dewasa, mereka cenderung sulit menunggu, bahkan dalam situasi sederhana seperti menunggu antrian di toko. Mereka juga akan sering menginterupsi orang lain saat berbicara, karena tidak terbiasa menunggu giliran untuk berbicara.

Selain itu, mereka juga cenderung tidak terlalu baik dalam mengelola waktu, sehingga menjadi sulit bagi mereka untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan tepat waktu.



6. Sulit menerima kritik

Anak yang dimanja saat kecil cenderung memiliki kesulitan menerima kritik saat ia dewasa. Mereka cenderung merasa terlalu sensitif terhadap kritik dan menganggapnya sebagai serangan pribadi terhadap dirinya sendiri.

Hal ini dapat terjadi karena mereka tidak terbiasa dengan timbal balik (feedback) dan tidak diajari cara menghadapinya dengan cara yang positif saat ia kecil.

Sebagai hasilnya, mereka cenderung tidak mau mengakui kesalahan mereka atau bertanggung jawab atas kegagalan. Ini adalah pola pikir yang berkaitan dengan pengalaman masa kecil mereka yang dilindungi atau dimanja secara berlebihan.

7. Tidak mengambil alih tanggung jawab

Anak yang dimanja cenderung tidak mengambil alih tanggung jawab atau tugas saat ia dewasa. Mereka lebih condong untuk membiarkan orang lain mengurus segala sesuatu karena mereka tidak terbiasa dengan hidup mandiri.

Mereka akan merasa bahwa orang lain seharusnya melakukan pekerjaan itu untuk mereka dan tidak merasa perlu untuk melakukannya sendiri.

Ini bisa menyebabkan mereka kesulitan dalam mengatur hidup dan menyelesaikan tugas-tugas, karena mereka tidak terlatih untuk mandiri.



8. Sulit bekerja dalam tim

Anak yang dimanja cenderung sulit bekerja sama dalam tim saat ia dewasa. Ketika seseorang dibiasakan dengan segala sesuatu yang dilakukan sesuai keinginannya dan tidak memperhatikan keinginan atau kebutuhan orang lain, mereka tidak akan memiliki keterampilan kolaboratif yang baik.

Mereka cenderung menemui kesulitan dalam berbagi tugas atau bahkan menolak untuk melakukannya sama sekali, karena mereka terbiasa dengan cara mereka sendiri dalam melakukan sesuatu.

Hal ini dapat menyebabkan ketegangan di antara anggota tim, karena orang lain merasa ditinggalkan atau tidak didukung.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #perilaku #anak #yang #dibesarkan #dengan #cara #dimanja #oleh #orang #tuanya #sosoknya #memiliki #kesabaran #setipis #tisu

KOMENTAR