9 Hal dalam Hidup yang Seharusnya Jangan Kamu Anggap Serius Menurut Psikologi, Apa Saja Diantaranya?
Ilustrasi hidup yang selalu dianggap serius. (Unsplash.com/LucasCalooch)
10:50
20 November 2024

9 Hal dalam Hidup yang Seharusnya Jangan Kamu Anggap Serius Menurut Psikologi, Apa Saja Diantaranya?

 

 

Keseriusan memang sangat perlu dilakukan dalam berbagai kondisi, seperti pekerjaan, belajar di sekolah, atau pun ketika menjalani sebuah hubungan. Tapi bukan berarti semua hal harus dianggap serius.

Mengutip dari laman Psych Central, menganggap sesuatu dengan serius memang bukan hal yang salah atau buruk.

Tapi secara umum jika kamu terlalu sibuk, tertekan, atau kewalahan karena tugas dan tanggung jawab, maka akan berdampak negatif pada suasana hati.

Melansir dari laman Small Business Bonfire pada (20/11), ada 9 hal dalam hidup yang seharusnya jangan kamu anggap serius menurut psikologi, diantaranya :

1. Opini orang lain

Kita semua pernah mengalami hal tersebut dengan membiarkan opini orang lain menentukan tindakan diri sendiri. Ini adalah jebakan yang mudah untuk dilakukan, tapi menurut para psikolog, ini adalah jebakan yang harus dihindari.

Kenyataannya adalah, kamu tidak bisa menyenangkan semua orang. Apa pun yang kamu lakukan, akan selalu ada orang yang tidak setuju atau mengkritik. Itu hanyalah sifat manusia.

Tapi ingat, pendapat mereka hanyalah sekedar opini dan bukan fakta. Mereka tidak bisa menentukan nilai atau kemampuan dirimu sendiri.

2. Kesalahan

Seorang psikolog mengatakan bahwa “Kesalahan bukanlah kegagalan, melainkan pelajaran.” Nasihat sederhana ini membantu pandangan hidup kita terhadap suatu kesalahan.

Kita harus berhenti menganggap serius kesalahan yang pernah diperbuat, itu adalah bagian dari kehidupan dan sering kali mengarah pada pertumbuhan dan peningkatan diri.

3. Media sosial

Di era digital ini, sangat mudah untuk terjebak dalam dunia suka atau komentar dari orang lain. Kita sering mengukur nilai berdasarkan jumlah pengikut di akun media sosial atau jumlah keterlibatan yang diterima di salah satu postingan.

Namun ada hal yang perlu dipertimbangkan, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Royal Society for Public Health di Inggris menemukan bahwa semua media sosial berdampak buruk bagi kesehatan mental anak muda.

Platform ini dapat menciptakan lingkungan yang menumbuhkan perasaan tidak mampu dan cemas. Kita cenderung membandingkan kehidupan dengan cuplikan hidup orang lain, hingga lupa bahwa kebanyakan orang hanya memposting momen terbaik dan jarang berbagi perjuangan mereka.

4. Kesempurnaan

Pada sejatinya manusia memang tidak ada yang sempurna, banyak dari kita yang mengupayakan kesempurnaan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan hingga proyek pribadi, dan bahkan penampilan.

Namun inilah yang dikatakan para psikolog tentang hal ini, kesempurnaan adalah ilusi dan itu tidak mungkin tercapai. Upaya mengejar hal tersebut justru dapat menghambat kita.

Jika kita terlalu fokus untuk mencapai kesempurnaan, mungkin akan kehilangan peluang untuk berkembang dan belajar. Kita mungkin menghindari mencoba hal-hal baru atau mengambil risiko karena takut kita tidak akan melakukannya dengan sempurna.

5. Masa lalu

Kita semua pernah ada di masa lalu, baik itu menyenangkan atau memilukan. Namun wawasan utama dari psikologi adalah tidak bisa mengubah masa lalu. Perenungan atau penyesalan sebanyak apa pun tidak dapat mengubah hal yang telah terjadi.

Namun yang bisa kita lakukan adalah belajar dari masa lalu dan menggunakannya untuk menentukan tindakan kita saat ini dan di masa depan. Daripada terjebak dalam siklus penyesalan, kita bisa memilih untuk memandang kesalahan masa lalu sebagai pelajaran.

6. Penuaan

Ada ketakutan tertentu yang melekat pada konsep penuaan, seperti khawatir akan kehilangan masa muda atau kesehatan. Masyarakat sering kali ikut merasakan ketakutan ini, dengan pemasaran produk anti-penuaan yang terus-menerus dan obsesi terhadap kemudaan.

Namun kita semua perlu menyadari bahwa penuaan adalah bagian alami dari kehidupan. Ini adalah proses yang dilalui setiap makhluk hidup dan bukan sesuatu yang perlu ditakuti, melainkan harus diterima.

7. Penolakan

Penolakan sering kali terasa bersifat pribadi dan final, tapi biasanya juga bukan keduanya. Itu hanyalah pengalihan, pertanda bahwa sesuatu yang lebih baik akan segera terjadi.

Penolakan bukanlah cerminan dari nilai diri kita, melainkan sebuah langkah menuju sesuatu yang lebih baik. Jadi tak perlu kamu anggap serius dalam hal ini karena hanya akan menghabiskan energi pada pikiran negatif.

8. Harta benda

Di dunia yang didorong oleh konsumerisme, mudah untuk menyamakan harta benda dengan kebahagiaan atau kesuksesan. Kita sering kali mengejar gadget terbaru, mobil termewah, atau rumah termewah.

Namun psikologi memberi tahu bahwa harta benda tidak sama dengan kebahagiaan jangka panjang. Tentu saja, hal-hal tersebut mungkin memberi kegembiraan sementara, tetapi tidak dapat memberikan kepuasan mendalam yang datang dari hubungan yang bermakna, pertumbuhan pribadi, atau pekerjaan yang memiliki tujuan.

Harta benda memang menyenangkan untuk dimiliki, tetapi itu bukanlah segalanya dan akhir hidup. Pada akhirnya, hal-hal tak berwujud seperti cinta, persahabatan, pengalaman lah yang benar-benar memperkaya hidup kita.

9. Kontrol diri

Hidup tidak dapat diprediksi, meskipun kita semua ingin mengendalikan setiap aspek kehidupan, kenyataannya tidak bisa. Kita tidak bisa mengendalikan cuaca, tindakan orang lain, atau akibat dari sebagian besar situasi.

Mencoba mengendalikan segalanya dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Hal ini merampas kedamaian dan menghalangi kita menikmati hidup yang sedang berlangsung.
Jadi, mari kita berhenti mengambil kendali dengan serius dan fokus pada hal yang bisa dikendalikan seperti tindakan, sikap, dan tanggapan.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #dalam #hidup #yang #seharusnya #jangan #kamu #anggap #serius #menurut #psikologi #saja #diantaranya

KOMENTAR