Dibalik Ketenaran Media Sosial, Ini 7 Akibat dari Anak yang Menjadi Seorang Influencer!
Ilustrasi anak./ Pexels
22:28
13 November 2024

Dibalik Ketenaran Media Sosial, Ini 7 Akibat dari Anak yang Menjadi Seorang Influencer!

Di tengah dunia dengan kemajuan teknologi sekarang ini, kamu mungkin familiar dengan istilah influencer. Seperti namanya, influencer merupakan orang yang memengaruhi orang lain dengan melakukan sesuatu.

Istilah influencer ini digunakan dalam konteks media sosial. Para influencer biasa memposting sesuatu di media sosial mereka untuk kemudian bisa mempengaruhi pengikutnya melakukan hal serupa atau membeli barang yang sama.

Sebuah perusahaan bisa membayar influencer untuk memasarkan produknya di akun media sosial mereka.Para influencer tersebut memiliki ketenaran dan juga proyek iklan yang berjalan terus menerus, menjadikannya sebuah pekerjaan menjanjikan.

Kamu mungkin tahu ada beberapa anak kecil yang dijadikan influencer oleh orangtuanya. Anak kecil yang jadi influencer tersebut mungkin terkenal akna tingkah lucu, gemas dan masih banyak lagi.

Namun, menjadikan anak seorang influencer bukannya tanpa akibat. Dilansir dari NBC News dan India Today, berikut 7 akibat dari anak yang menjadi seorang influencer:

1. Jejak Digital tanpa Persetujuan

Akibat pertama dari anak yang tumbuh menjadi seorang influencer adalah adanya jejak digital tanpa persetujuan anak. Anak-anak yang direkam sebagai influencer tentu tidak tahu menahu akan dibuat apa video yang direkam oleh orangtuanya.

Video yang diunggah tersebut kemudian berkeliaran bebas di internet, terutama video yang sangat viral dengan jutaan penonton.

Seorang anak tentu tidak bisa memberikan persetujuan untuk memposting videonya. Meski begitu, video dari anak tersebut akan menjadi jejak digital baginya di internet selamanya.

2. Ketakutan akan Audiens

Akibat kedua dari anak yang menjadi seorang influencer cilik adalah ketakutan akan adanya audiens tak terlihat.

Terbiasa di depan kamera hampir 24 jam membuat anak jadi melakukan akting meski tidak ada kamera sekalipun.

Hidup dalam tuntutan video demi video membuat anak bisa jadi terbiasa dengan keadaan tersebut, sehingga akan susah untuk lepas ketika tumbuh. Mereka bisa jadi ketakutan dan merasa harus terus berakting dalam keseharian mereka.

3. Kiriman Pesan/Komentar Buruk

Akibat ketiga dari anak yang tumbuh jadi seorang influencer adalah banyaknya komentar atau pesan buruk yang ditujukan pada anak. Kamu tentu tahu bahwa di media sosial, tidak hanya ada orang baik yang akan memuji anakmu.

Sebaliknya, ada juga orang yang mengatakan hal buruk baik itu tentang fisik anakmu, kemampuan berbicara, wajah dan masih banyak lagi. Apabila hal ini terbaca oleh anakmu, hal ini tentu bisa memengaruhi mentalnya hingga di kemudian hari.

4. Pelaku Pedofilia Mengintai

Akibat selanjutnya dari membesarkan anak sebagai seorang influencer adalah adanya pelaku pedofilia yang mengintai. Di media sosial semua orang bisa mengakses foto atau video anakmu, termasuk para pedofil.

Orang-orang ini bisa saja memiliki niat jahat dan melakukan perbuatan tidak menyenangkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Mereka bisa mengirimkan komentar tidak senonoh terhadap anak kecil meski usia mereka sudah jelas lewat dari dewasa.

5. Tekanan Besar pada Anak

Akibat kelima dari anak yang menjadi seorang influencer adalah adanya tekanan besar yang ada di bahu sang anak. Sebagian orang menganggap bahwa influencer adalah pekerjaan tetap yang menjanjikan.

Oleh karenanya, para orangtua ini kemudian melakukan segala upaya demi menjadikan anaknya influencer nomor wahid di dunia maya. Hal ini bisa menciptakan tekanan besar yang seharusnya tidak diberikan pada anak sekecil itu.

6. Risiko Diuntit dan Diculik

Akibat keenam dari anak yang tumbuh menjadi seorang influencer adalah adanya risiko diuntit dan diculik. Akibat yang menanti dari seorang influencer cilik tidak hanya datang dari dunia maya, namun juga dunia maya.

Orang dengan niat jahat bisa mengetahui kehidupan anakmu terutama apabila kamu memposting hal yang mendetail. Informasi terkait alamat rumah, sekolah, jam kepulangan, jalur yang dilewati bisa saja jadi informasi yang akan digunakan para kriminal melakukan aksi mereka.

7. Krisis Identitas Ketika Dewasa

Terakhir, akibat dari anak yang menjadi influencer di usia muda adalah mereka bisa jadi mengalami krisis identitas ketika dewasa.

Berada dalam lingkup yang palsu dengan direkam setiap hari membuat mereka bisa menciptakan persona yang bukan dirinya sama sekali.

Apabila hal ini terus berlanjut hingga besar, sang anak bisa merasakan krisis identitas antara kepribadian asli atau persona internetnya yang selama ini dibangun.

Ekspektasi tertentu mungkin juga dibebankan pada anakmu yang dikenal sebagai seorang influencer cilik.

Ketujuh poin diatas merupakan beberapa akibat yang bisa muncul dari seorang anak yang menjadi seorang influencer.

Sejatinya, menjadi seorang influencer itu berat dan tidak bisa dilakukan oleh semua orang, terutama anak kecil. Ada beban-beban emosional yang harus dipersiapkan untuk jadi influencer top di seluruh negeri.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #dibalik #ketenaran #media #sosial #akibat #dari #anak #yang #menjadi #seorang #influencer

KOMENTAR