7 Perilaku Rekan Kerja Penjilat yang Ingin Jatuhkan Martabatmu di Mata Atasan
- Punya rekan kerja seorang penjilat merugikan dirimu.
Penjilat hanya bisa menegadahkan wajah ke atasan sembari mengumbar kejelekkan orang lain.
Hanya mementingkan dirinya sendiri, tak mau disalahkan padahal berbuat salah namun melemparkan semua biang kerok ini disebabkan olehmu.
Begini 7 perilaku para penjilat yang bisa kalian identifikasi sedini mungkin dikutip dari Geediting.com pada 13 November 2024.
1. Tak mau berbagi
Orang yang mementingkan diri sendiri sering kali kesulitan dengan konsep berbagi, baik itu harta benda, waktu, atau bahkan ruang emosional. Kebutuhan dan keinginan mereka selalu diutamakan.
Perilaku ini berakar pada perkembangan anak usia dini.
Menurut para psikolog, anak-anak biasanya mulai memahami konsep berbagi pada usia sekitar tiga tahun.
Namun, jika keterampilan ini tidak dipupuk dan dikembangkan, hal ini dapat mengarah pada perilaku mementingkan diri sendiri di kemudian hari.
2. Kurang berempati
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain.
Ini tentang menempatkan diri pada posisi orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang mereka.
Orang yang sangat egois cuma bisanya menjilat atasan sering kali mengalami kesulitan dengan hal ini.
Fokusnya begitu besar pada dirinya sendiri sehingga ia merasa sulit untuk berempati dengan orang lain.
3. Ingin jadi pusat perhatian
Hal ini terwujud dalam kebutuhan akan perhatian yang terus-menerus.
Ia ingin didengar, dilihat, dan diakui setiap saat.
Bahkan ketika situasi tidak membutuhkannya, ia akan menemukan cara untuk mengalihkan fokus kembali pada dirinya sendiri.
Ini bukan tentang menjadi orang yang supel atau mudah bergaul.
Ini tentang pengejaran tanpa henti untuk mendapatkan validasi dan penegasan dari orang lain.
4. Hanya mengenal menang tanpa mau kalah
Orang dengan sifat penjilat sangat mementingkan diri sendiri sering kali menunjukkan sifat kompetitif yang berlebihan.
Ia memiliki keinginan kompulsif untuk menjadi yang terbaik, untuk menang, bahkan dalam situasi yang tidak perlu.
Hal ini melampaui semangat berkompetisi yang sehat. Dia cenderung memandang setiap interaksi sebagai skenario menang-kalah dan berjuang dengan konsep 'menang-menang'.
5. Iri dengan prestasi rekan kerja
Setiap orang ingin diakui atas prestasinya.
Itu adalah kebutuhan dasar manusia untuk mendapatkan validasi dan penegasan.
Namun, bagi penjilat mengakui prestasi rekan kerja bisa menjadi pantangan.
Dia mungkin kesulitan untuk memberi selamat kepada orang lain dengan tulus atau bahkan merasa terancam oleh keberhasilan mereka.
Ini bukan karena dia orang yang buruk. Sering kali karena rasa harga dirinya sangat terikat dengan menjadi yang terbaik atau pusat perhatian sehingga pencapaian orang lain membuatnya merasa tidak aman.
6. Enggan mengakui kesalahan
Mengatakan Maaf membutuhkan kerendahan hati dan kemampuan untuk mengakui kesalahan.
Bagi penjilat yang sangat egois, hal ini bisa jadi sangat sulit.
Keengganan untuk meminta maaf ini sering kali muncul karena takut terlihat lemah atau memiliki kekurangan.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang melakukan kesalahan dan mengakuinya merupakan tanda kekuatan, bukan kelemahan.
7. Tak peduli dengan perasaan orang lain
Ia begitu fokus pada emosi dan sudut pandangnya sendiri sehingga ia mengabaikan bagaimana tindakan atau perkataannya dapat memengaruhi orang lain.
Ketidakpedulian ini dapat terwujud dalam berbagai cara.
Ia mungkin mengabaikan pendapat orang lain tanpa berpikir dua kali, melontarkan komentar yang tidak sopan, atau terus-menerus menyela pembicaraan.
***
Tag: #perilaku #rekan #kerja #penjilat #yang #ingin #jatuhkan #martabatmu #mata #atasan