10 Alasan yang Membuat Orang Kelas Menengah Semakin Terpuruk dan Orang Kaya Semakin Jaya, Apa Saja?
- Fenomena orang kelas menengah akhir-akhir ini sering menjadi sorotan, mereka cenderung lebih keras berusaha karena tidak termasuk penerima bantuan apalagi bergelimang kemewahan.
Mengutip dari laman Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia, para ekonom dan analis sosial sangat mengkhawatirkan keadaan orang kelas menengah ini, khususnya di Indonesia.
Orang kelas menengah kerap diandalkan sebagai tulang punggung, penggerak ekonomi, konsumen utama, serta investor kecil maupun menengah. Terlebih saat ini nasib mereka diliputi melonjaknya harga bahan pokok dan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Melansir dari laman New Trade Eru pada (08/11) ada 10 alasan yang membuat orang kelas menengah semakin terpuruk dan orang kaya semakin jaya:
1. Kurangnya pendidikan finansial
Rata-rata sistem sekolah menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengajarkan rumus Pythagoras daripada mengelola keuangan pribadi. Kesenjangan mendasar ini membuat sebagian besar orang dewasa kelas menengah kesulitan memahami konsep seperti bunga, optimalisasi pajak, atau investasi.
Sebaliknya, keluarga kaya sering kali mulai mengajari anak-anak mereka tentang pengelolaan uang sejak usia tujuh tahun. Mereka menekankan konsep seperti dasar-dasar investasi, serta perbedaan antara aset dan liabilitas.
Buku keuangan pribadi, kursus, dan literasi keuangan dasar tentang keterampilan penting pengelolaan uang adalah langkah pertama bagi masyarakat kelas menengah yang ingin meningkatkan status ekonomi mereka.
2. Jebakan tersembunyi dari kartu kredit
Hadiah kartu kredit yang menjanjikan cashback atau diskon 2% mungkin tampak seperti langkah finansial yang cerdas, tapi hal ini menutupi kebenaran yang lebih mendalam.
Meskipun rumah tangga kelas menengah sering menggunakan kartu kredit untuk mempertahankan gaya hidup dengan membayar bunga 20-25% pada saldo bergulir, orang-orang kaya menggunakan utang dengan cara yang berbeda.
Mereka memanfaatkan pinjaman untuk membeli aset yang menghasilkan pendapatan. Seperti halnya membeli rumah, tanah, saham, emas, atau obligasi yang nilainya akan semakin naik seiring berjalannya waktu.
3. Menabung di rekening
Perlu diketahui bahwa dana darurat sebesar puluhan juta di rekening tabungan akan kehilangan daya beli ratusan ribu setiap tahunnya. Sementara orang kaya sangat memerlukan investasi yang nilainya bertambah sehingga uangnya tidak tergerus inflasi.
4. Kenaikan gaji yang membuat naiknya pengeluaran
Kenaikan sebesar 5% itu mungkin terasa seperti sebuah kemenangan, tapi kamu mengalami kegagalan jika pembelanjaan meningkat sebesar 7%. Rumah tangga kelas menengah biasanya meningkatkan pengeluaran mereka sebesar 75-100% dari jumlah kenaikan gaji.
Orang-orang kaya sering kali mempertahankan gaya hidup mereka bahkan ketika pendapatan mereka meningkat, dan menginvestasikan selisihnya.
5. Hanya satu sumber pendapatan
Studi menunjukkan rata-rata jutawan memiliki tujuh sumber pendapatan, sementara sebagian besar rumah tangga kelas menengah bergantung pada satu atau dua gaji. Konsentrasi pendapatan ini menciptakan kerentanan dan membatasi potensi pertumbuhan.
6. Pemotongan pajak
Karyawan kelas menengah yang berpenghasilan mungkin bisa membayar pajak dengan tinggi, sementara investor yang membayar tingkat keuntungan modal jangka panjang dengan jumlah yang sama hanya membayar pajak kurang dari itu.
Pemilik bisnis dapat memotong pengeluaran yang sah, sementara karyawan memiliki pilihan pemotongan yang terbatas. Oleh karena itu perlu bagi kita untuk mulai berinvestasi.
7. Mahalnya keamanan untuk berbisnis
Orang kelas menengah selalu memilih menekuni satu pekerjaan daripada memulai bisnis yang berpotensi gagal, jadi ketakutan tersebut membuat mereka enggan mengambil sumber pendapatan lainnnya.
Sedangkan orang kaya melakukan perhitungan yang didukung oleh penelitian dan perencanaan, memahami risiko bahwa tidak semua risiko sama. Terlebih mereka merasa 'aman' jika ada potensi gagal.
8. Lingkungan pergaulan
Individu dengan kekayaan bersih tinggi menghabiskan waktu bersama orang-orang sukses lainnya, menciptakan peluang melalui asosiasi. Para profesional kelas menengah sering kali mempunyai jaringan dalam industri mereka tetapi kehilangan peluang untuk terhubung dengan pengusaha, investor, dan pemimpin industri.
Koneksi ini memberikan akses terhadap kesepakatan, peluang, dan pengetahuan yang tidak tersedia bagi masyarakat umum. Bergabung dengan organisasi profesional, menghadiri konferensi industri, dan terlibat dalam kelompok dapat membuka pintu menuju peluang tingkat yang lebih tinggi.
9. Terbuai dengan barang mewah
Sebuah mobil dengan harga ratusan juta, nilainya akan turun dalam 3 tahun pertama. Sedangkan investasi berupa saham, emas, tanah, atau obligasi dapat meningkat seiring berjalannya waktu.
Orang kaya yang semakin jaya akan fokus pada perolehan aset berharga dibandingkan barang-barang mewah. Ini bukan berarti mereka sama sekali tak pernah membelinya, tapi memahami biaya pembelian sebenarnya dan membuat keputusan yang disengaja antara nilai dengan harga.
10. Terpaku pada jam kerja untuk mendapatkan uang
Orang kelas menengah seringkali menukar waktu dengan uang, sehingga membatasi potensi penghasilan mereka hanya pada jam kerja. Berbeda dengan orang kaya yang memanfaatkan sistem, pergaulan, atau hal lainnya bisa menghasilkan pendapatan.
Maka dari itu, persoalan ini harus kembali pada diri sendiri dan juga pemerintah setempat dalam memperlakukan orang kelas menengah, mulai dari regulasi pajak atau bahan pokok sehingga tidak semakin mencekik bahkan berubah statusnya menjadi orang miskin.
Tag: #alasan #yang #membuat #orang #kelas #menengah #semakin #terpuruk #orang #kaya #semakin #jaya #saja