Rahasia di Balik Stres dan Ketidakbahagiaan: 5 Penyebab Utama yang Sering Terabaikan Menurut Psikologi
Ilustrasi orang yang terlihat stres.(Pexels/Andrea Piacquadio)
16:54
18 Oktober 2024

Rahasia di Balik Stres dan Ketidakbahagiaan: 5 Penyebab Utama yang Sering Terabaikan Menurut Psikologi

JawaPos.Com - Kita semua hidup di era yang penuh dengan kesibukan, di mana tekanan untuk selalu produktif dan terlihat sempurna seolah tidak pernah berhenti. 

Di balik tawa dan senyum yang kita tampilkan, banyak dari kita yang merasa terjebak dalam perasaan tidak bahagia dan stres yang sulit dijelaskan. 

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa, meskipun tampaknya semua berjalan baik, Anda masih merasa kosong, cemas, dan tidak puas dengan hidup? Jawabannya mungkin tidak selalu ada di permukaan.

Menurut para psikolog klinis, kebahagiaan dan kesejahteraan kita sering kali terpengaruh oleh hal-hal kecil yang tampaknya tidak penting, tetapi sebenarnya memiliki dampak besar pada kesehatan mental kita. 

Dilansir dari Yourtango.com, inilah lima alasan tersembunyi mengapa Anda merasa tidak bahagia dan stres, meskipun kehidupan Anda tampak baik-baik saja.

Dengan memahami penyebab-penyebab ini, Anda bisa mulai mengubah cara pandang dan hidup Anda untuk menemukan kedamaian dan kebahagiaan sejati.

1. Anda Tidak Punya Cukup Waktu untuk Menyelesaikan Semuanya

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, tekanan untuk melakukan banyak hal dalam waktu singkat semakin tinggi. 

Apakah Anda sering merasa bahwa waktu tidak pernah cukup untuk menyelesaikan semua tugas yang ada di daftar harian Anda? 

Perasaan ini sangat umum terjadi, terutama bagi mereka yang bekerja di lingkungan yang menuntut. 

Tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikan semua hal penting bisa membuat Anda merasa cemas, tertekan, dan akhirnya, stres.

Perasaan seperti ini dapat membuat Anda kehilangan fokus dan malah semakin sulit menyelesaikan pekerjaan. 

Bahkan ketika Anda berusaha mengatur waktu dengan lebih baik, kenyataannya tuntutan yang terus datang tanpa henti bisa membuat Anda merasa kewalahan. 

Itulah mengapa penting untuk tidak hanya berfokus pada efisiensi, tetapi juga belajar untuk menetapkan batasan yang sehat dalam hidup. 

Membuat prioritas yang realistis dan belajar mengatakan "tidak" adalah kunci untuk meringankan beban ini.

2. Anda Tidak Menyediakan Waktu untuk Diri Sendiri

Salah satu penyebab utama stres yang sering terabaikan adalah ketidakmampuan kita untuk memberikan waktu bagi diri sendiri. 

Ketika jadwal Anda padat dengan pekerjaan, tanggung jawab keluarga, dan berbagai aktivitas lainnya, waktu untuk refleksi diri dan istirahat sering kali terabaikan. 

Psikolog klinis menyebutkan bahwa orang yang tidak meluangkan waktu untuk diri mereka sendiri cenderung merasa lebih mudah lelah dan emosional.

Waktu untuk diri sendiri bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan penting bagi kesehatan mental. 

Ketika Anda tidak menyediakan ruang untuk mengisi ulang energi, stres akan menumpuk, dan pada akhirnya, Anda akan merasa terkuras secara emosional. 

Cobalah menyisihkan waktu setiap hari untuk melakukan hal-hal yang Anda nikmati, entah itu membaca, berjalan-jalan, atau bermeditasi. 

Aktivitas-aktivitas sederhana ini bisa memberikan efek yang sangat positif pada suasana hati Anda.

3. Anda Tidak Cukup Tidur

Kurangnya tidur adalah salah satu faktor yang paling sering diabaikan ketika membahas stres dan kebahagiaan. 

Tidur memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan emosi dan kesehatan mental kita. 

Ketika tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup, kemampuan Anda untuk menghadapi stres juga menurun. 

Anda mungkin merasa lebih mudah marah, lelah, dan cemas saat menghadapi masalah kecil sekalipun.

Penelitian menunjukkan bahwa tidur yang tidak cukup dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. 

Selain itu, kurang tidur juga mempengaruhi kemampuan otak untuk memproses informasi dan memecahkan masalah, yang membuat Anda semakin frustrasi ketika mencoba menyelesaikan tugas-tugas harian. 

Jadi, jika Anda merasa stres atau tidak bahagia, periksa kembali pola tidur Anda. 

Pastikan Anda mendapatkan 7-8 jam tidur berkualitas setiap malam untuk menjaga keseimbangan mental dan fisik.

4. Kamu Merasa Kesepian

Di zaman yang serba terhubung seperti sekarang, ironi terbesar adalah perasaan kesepian yang sering kali dirasakan oleh banyak orang. 

Meski teknologi memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan siapa saja, kapan saja, hubungan yang dalam dan bermakna sering kali terabaikan. 

Kesepian bukan hanya tentang tidak memiliki orang di sekitar Anda, tetapi juga perasaan terisolasi meskipun Anda dikelilingi banyak orang.

Ketika Anda merasa kesepian, otak Anda mengirimkan sinyal stres yang membuat tubuh Anda berada dalam kondisi kewaspadaan terus-menerus. 

Perasaan ini bisa berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental Anda. 

Psikolog klinis menyarankan untuk lebih aktif dalam mencari dan membangun hubungan sosial yang bermakna. 

Ini bisa berupa bertemu teman secara langsung, bergabung dengan komunitas yang memiliki minat yang sama, atau bahkan menghubungi anggota keluarga yang sudah lama tidak berkomunikasi.

5. Anda Tidak Hidup di Masa Sekarang

Salah satu penyebab utama stres dan ketidakbahagiaan adalah ketidakmampuan kita untuk benar-benar hadir di saat ini. 

Banyak dari kita cenderung terjebak dalam penyesalan masa lalu atau kekhawatiran tentang masa depan. 

Pikiran kita terus menerus melompat-lompat antara hal-hal yang sudah berlalu dan apa yang belum terjadi, sehingga menghalangi kita untuk menikmati apa yang sedang terjadi saat ini.

Kehidupan yang terfokus pada masa lalu atau masa depan bisa menguras energi emosional Anda dan membuat Anda kehilangan momen-momen kebahagiaan kecil yang ada di sekitar Anda. 

Psikolog klinis merekomendasikan praktik mindfulness sebagai cara efektif untuk kembali ke masa sekarang. 

Dengan melatih diri untuk lebih hadir dan sadar akan setiap momen, Anda dapat merasakan ketenangan batin dan mengurangi stres secara signifikan.

 

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #rahasia #balik #stres #ketidakbahagiaan #penyebab #utama #yang #sering #terabaikan #menurut #psikologi

KOMENTAR