Bupati Berau Ungkap Tantangan Memimpin Daerah Sekaligus Menjadi Ibu
– Di tengah dinamika pemerintahan dan tuntutan pelayanan publik, Bupati Berau Sri Juniarsih Mas mengungkapkan bagaimana dirinya menjaga keseimbangan antara tanggung jawab sebagai pemimpin daerah dan peran dalam keluarga.
Sri Juniarsih (49) menegaskan, kedekatannya dengan masyarakat menjadi salah satu sumber ketenangan dalam menjalankan tugas sebagai kepala daerah.
“Sebuah hal yang sangat membuat saya tenang ketika saya bisa menjalankan fungsi dan tugas saya sebagai kepala daerah dengan baik dan bisa berkomunikasi langsung dengan masyarakat,” jelasnya saat diwawancarai Kompas.com, di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Senin (15/12/2025).
Menurut Sri Juniarsih, komunikasi langsung dengan masyarakat bukan sekadar bagian dari tugas formal pemerintahan, melainkan juga bentuk tanggung jawab moral seorang pemimpin daerah.
Ia menilai, kehadiran kepala daerah di tengah warga menjadi elemen penting untuk memahami kebutuhan riil sekaligus menjaga kepercayaan publik.
Dinamika pemerintahan dan tantangan anggaran daerah
Dalam menjalankan roda pemerintahan, Sri Juniarsih mengakui, berbagai tantangan tak terelakkan.
Ia menyoroti dinamika yang saat ini dirasakan oleh banyak pemerintah daerah di Indonesia, terutama terkait kebijakan anggaran.
“Dalam sebuah pemerintahan, pasti kita akan menghadapi banyak dinamika, seperti yang saat ini terjadi di seluruh Indonesia. Kendala yang sangat cukup berarti untuk kami adalah penurunan tunjangan kinerja daerah,” ujarnya.
Ia menjelaskan, penurunan tunjangan kinerja daerah atau TPP bukan hanya berdampak pada internal pemerintahan, tetapi juga berpotensi memengaruhi keberlangsungan program kerja dan kualitas pelayanan publik.
“Kondisi itu akan sangat berpengaruh kepada program kerja kami sebagai pemerintah daerah dan sebagai kepala daerah, termasuk pelayanan kepada masyarakat,” katanya.
Menjalani peran sebagai ibu di tengah kesibukan
Di luar tanggung jawab sebagai kepala daerah, Sri Juniarsih juga menekankan pentingnya peran sebagai ibu.
Ia menyebut, keluarga merupakan fondasi utama yang memberinya kekuatan dalam menjalankan amanah publik.
“Menjadi seorang ibu itu adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Tentu saya memerlukan waktu bersama keluarga di tengah kesibukan,” ungkapnya.
Menurut Sri Juniarsih, manajemen waktu menjadi kunci agar peran sebagai ibu dan pemimpin daerah dapat berjalan beriringan.
Ia bersyukur karena dukungan keluarga, terutama anak-anak, memudahkannya menjalani dua peran besar tersebut.
“Tapi alhamdulillah, saya bisa membagi waktu dan anak-anak pun bisa mengerti amanah yang diberikan kepada saya,” lanjutnya.
Ia menegaskan, hingga saat ini, tidak ada satu peran pun yang harus dikorbankan. Baik tugas sebagai pelayan masyarakat maupun peran dalam keluarga tetap bisa dijalankan secara seimbang.
“Saya tetap menjalankan tugas sebagai pelayan masyarakat dan saya pun tetap memiliki waktu untuk keluarga. Alhamdulillah tidak ada yang terganggu sampai saat ini,” katanya.
Komitmen melayani masyarakat
Baginya, kepemimpinan bukan hanya soal kebijakan dan program, tetapi juga tentang kehadiran, empati, dan konsistensi.
Ia menyebutkan, amanah sebagai kepala daerah harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, seiring dengan perannya sebagai ibu yang menjadi teladan di dalam keluarga.
Pengalaman menjalani peran ganda tersebut, menurutnya, justru memperkaya perspektif dalam memimpin daerah.
Nilai-nilai yang tumbuh dalam keluarga menjadi bekal dalam mengambil kebijakan yang berpihak pada masyarakat, terutama dalam situasi yang penuh tantangan.
Dengan komitmen tersebut, Sri Juniarsih berharap dapat terus menjalankan tugas sebagai Bupati Berau secara optimal, tanpa harus mengesampingkan peran pentingnya sebagai ibu dan anggota keluarga.
Tag: #bupati #berau #ungkap #tantangan #memimpin #daerah #sekaligus #menjadi