Deretan Tradisi Unik Khas Indonesia untuk Menyambut Natal, Mulai Dari Wayang Wahyu hingga Rabo-Rabo Warisan Portugis
Ilustrasi wayang wahyu Yogyakarta/Kementerian Pariwisata Republik Indonesia
22:14
9 Desember 2025

Deretan Tradisi Unik Khas Indonesia untuk Menyambut Natal, Mulai Dari Wayang Wahyu hingga Rabo-Rabo Warisan Portugis

 - Perayaan natal 25 Desember menjadi momen paling spesial bagi umat kristen di seluruh dunia.

Menjelang hari raya natal banyak kegiatan yang dilakukan untuk menyambut kelahiran yesus kristus.

Tradisi natal yang selama ini identik dengan budaya barat seperti kisah santa claus, dongeng natal, dan hiasan yang berkilau ternyata hanyalah sebagian kecil dari cara merayakan natal.

Di Indonesia sendiri perayaan natal punya keunikan tersendiri dan sarat akan budaya lokal. Proses akulturasi dari agama kristen dan budaya asli Indonesia melahirkan berbagai tradisi natal yang tidak kalah meriah.

Beragam perayaan natal di berbagai wilayah Indonesia ini juga menjadi kekayaan budaya sekaligus daya tarik wisata.

Tradisi-tradisi ini diteruskan oleh generasi selanjutnya dengan mengenalkan dan mengikuti setiap kegiatannya menjelang perayaan natal.

Melansir informasi dari laman www.kemenpar.go.id dan /www.indonesia.travel berikut adalah tujuh tradisi menyambut hari natal khas Indonesia, mulai dari Sumatera Utara Sampai Papua yang patut anda ketahui.  

  1. Rabo-Rabo (Jakarta)

Rabo-Rabo merupakan tradisi natal di Indonesia yang berasal dari Kota Metropolitan Jakarta, khususnya di kawasan Jakarta Utara.

Tradisi ini masih dilestarikan di wilayah Cilincing, Kampung Tugu yang masyarakatnya masih keturunan Portugis dan beragama kristen.

Tradisi Rabo-rabo juga berasal dari bahasa kreol portugis yang artinya berkeliling kampung, mengunjungi rumah kerabat, sambil menyanyikan lagu-lagu keroncong.

Keunikannya, setelah beribadah di gereja, rombongan akan berjalan dari rumah ke rumah sambil berbaris memanjang seperti ekor.

Puncak tradisi rabo-rabo akan diakhiri dengan acara mandi-mandi, yakni menggambar dan melumuri wajah dengan bedak putih sebagai simbol pengampunan, penebusan dosa, serta menyambut tahun baru dengan hati yang bersih.

  1. Wayang Wahyu (Yogyakarta)

Ajaran kristen juga melebur dengan budaya Jawa melalui Wayang Wahyu. wayang wahyu ada sejak tahun 1960 yang berasal dari masyarakat Yogyakarta sebagai bentuk perayaan natal.

Wayang wahyu tidak hanya menceritakan kisah wayang biasa, namun ceritanya diangkat dari kisah alkitab dan digunakan untuk menyampaikan firman Tuhan.

  Pertunjukan wayang wahyu sering dijumpai di gereja-gereja Katolik bernuansa Jawa.

  1. Ngejot dan Penjor (Bali)

Tradisi natal dengan nuansa tradisional juga terjadi di Bali. kerukunan beragama juga sangat terasa di pulau dewata ini.

Tradisi natal di Bali merupakan akulturasi ajaran kristen dengan kebudayaan Hindu, di mana umat kristen di Bali akan membagikan makanan yang disebut ngejot.

Uniknya, makanan yang dibagikan disesuaikan dengan  keyakinan penerimanya. Kemudian umat kristen yang tinggal di Bali juga akan membuat penjor, yaitu hiasan bambu dan janur kuning yang dipasang di depan rumah sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan.

  1. Marbinda dan Marhobas (Sumatera Utara)

Bergeser ke Sumatera Utara tepatnya masyarakat Toba,  natal dirayakan dengan tradisi Marbinda dan Marhobas.

Marbinda adalah tradisi menyembelih hewan berkaki empat seperti sapi, kerbau, dan babi menjelang har natal.

Sementara itu Marhobas adalah kegiatan memasak hewan tersebut dan yang membuatnya istimewa adalah hanya kaum pria yang diperbolehkan mengolahnya. 

  1. Meriam Bambu (Flores)

Wilayah Flores Nusa Tenggara Timur juga memiliki tradisi natal yang unik. Meriam bambu yang telah ada sejak tahun 80 an.

Meriam bambu memberikan nuansa natal yang semakin meriah. Tradisi ini juga menggambarkan kegemberiaan atas kelahiran Yesus.

  1. Kunci Taon (Sulawesi Utara)

Tradisi ini berasal dari Kota Manado Sulawesi Utara. Kunci taon atau “mengunci tahun” berlangsung selama bulan Desember sampai Januari.

Perayaan natal ini cukup unik karena dilakukan dengan mengunjungi makam kerabat dan nenek moyang, sambil menyalakan lilin atau lampu hias di sekeliling makam. 

Puncak perayaan natal ini justru terjadi di awal bulan Januari di mana mereka mengenakan kostum-kostum unik dan mengikuti pawai keliling.

  1. Bakar Batu (Papua)

Tradisi bakar Batu berasal dari Papua, tradisi dilakukan setelah misa natal. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan.

Dalam tradisi ini, masyarakat Papua menggunakan batu yang dibakar untuk memasak Babi, sayur-sayuran, umbi-umbian serta hasil bumi lainnya yang kemudian disantap bersama sebagai simbol kebersamaan dalam merayakan natal.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #deretan #tradisi #unik #khas #indonesia #untuk #menyambut #natal #mulai #dari #wayang #wahyu #hingga #rabo #rabo #warisan #portugis

KOMENTAR