Sinopsis Film Becoming Human, Ini Alasan Menang Golden Hanoman JAFF 2025
film Becoming Human (dok. Anti-Archive/Becoming Human)
07:43
7 Desember 2025

Sinopsis Film Becoming Human, Ini Alasan Menang Golden Hanoman JAFF 2025

Baca 10 detik
  • Film Kamboja berjudul Becoming Human karya sutradara Polen Ly memenangkan Golden Hanoman JAFF 2025.
  • Film ini adalah debut drama supernatural tahun 2025 tentang roh penjaga bioskop menghadapi perubahan sosial.
  • Juri memuji film ini karena menyajikan puisi visual liris mengenai ingatan, kehilangan, dan transformasi kolektif.

Film Becoming Human sukses meraih film terbaik di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025. Film Kamboja ini membawa pulang penghargaan Golden Hanoman JAFF 2025 melalui kategori main competition.

Tentu sinopsis Becoming Human turut membuat penasaran kamu, khususnya sinefil. Biar gak kepo lagi, yuk intip sinopsis film Becoming Human, serta alasan film karya sutradara Polen Ly ini bisa menang film terbaik JAFF 2025.

Sinopsis Becoming Human

Film Becoming Human merupakan debut film panjang dari sutradara asal Kamboja, Polen Ly, yang dirilis pada tahun 2025. Film ini bergenre drama supernatural dengan sentuhan realisme magis, yang memadukan elemen spiritual tradisional Kamboja dengan isu kontemporer seperti perubahan sosial dan hilangnya warisan budaya.

Diproduksi oleh Anti-Archive dan didistribusikan oleh Lights On, film berdurasi 99 menit ini ditayangkan perdana di Biennale Cinema 2025 sebagai bagian dari Biennale College Cinema.

Dengan bahasa Khmer sebagai bahasa utama, Becoming Human menampilkan akting memukau dari Savorn Serak dan Piseth Chhun sebagai pemeran utama.

Sutradara Polen Ly, yang lahir dari keluarga korban genosida Kamboja, menggunakan film ini sebagai meditasi pribadi tentang trauma masa lalu dan harapan masa depan.

Sinopsis Becoming Human berpusat pada Thida, seorang roh penjaga bioskop tua yang menghadapi ancaman pembongkaran. Sebagai hantu, Thida telah lama menjaga tempat itu, yang melambangkan kenangan kolektif masyarakat Kamboja.

Namun, ia dihadapkan pada pilihan sulit: menerima kelahiran kembali ke dunia manusia atau tetap sebagai roh abadi. Kehidupannya yang tenang terganggu ketika ia bertemu dengan Hai, seorang pria hidup yang sedang berjuang dengan realitas sehari-hari di tengah perubahan pesat negara mereka.

Hubungan mendalam antara Thida dan Hai tumbuh secara perlahan, memaksa Thida untuk menghadapi bukan hanya takdir spiritualnya, tetapi juga kenyataan sosial Kamboja yang sedang bergolak—seperti hilangnya rumah, mata pencaharian, dan lanskap alam akibat pembangunan yang tidak adil.

Film ini berkembang melalui ruang-ruang transien, di mana Thida berkelana melintasi kota yang berubah, menyaksikan kekejaman dunia modern yang membuatnya ragu untuk kembali sebagai manusia.

Becoming Human bukan hanya cerita tentang hantu yang mencari jati diri, tapi juga alegori tentang masyarakat Kamboja yang sedang "menjadi manusia" kembali setelah luka sejarah.

Film ini menawarkan pesan empati sebagai jawaban atas ketahanan, mengajak penonton merenungkan bagaimana kita sebagai penonton menghadapi perubahan tanpa kehilangan akar.

Alasan Becoming Human Jadi Film Terbaik JAFF 2025

Pemilihan film Becoming Human tidak lepas dari sikap jeli dan kritis dari juri JAFF 2025. Juri main competition JAFF edisi ke-20 adalah Eric Khoo, Suryana Paramita, dan Tumpal Tampubolon.

Mereka sepakat memilih Becoming Human karena film ini menyuguhkan puisi visual yang liris dan perenungan lembut tentang ingatan, kehilangan, serta ruang-ruang rapuh yang menyimpan kisah-kisah kolektif kita.

Menurut juri, Becoming Human adalah wujud sebuah surat cinta bagi sinema itu sendiri—sebuah wadah kerinduan, transformasi, sekaligus meditasi tentang kehidupan dan kematian.

Melalui keanggunan visual dan penceritaan yang sarat resonansi emosional, film ini menghadirkan pengalaman imersif yang membekas lama setelah bingkai terakhir usai.

Ditambah, film Becoming Human digarap dengan visi dan kepekaan yang luar biasa oleh Polen Ly.

Selain Golden Hanoman, film Becoming Human juga berhasil membawa pulang NETPAC Award, di mana jurinya adalah Marissa Anita, Bunga Siagian, dan Herman Van Eyken.

Editor: Ruth Meliana

Tag:  #sinopsis #film #becoming #human #alasan #menang #golden #hanoman #jaff #2025

KOMENTAR