Alasan Popok Tipis Dukung Tumbuh Kembang Bayi, Ini Penjelasan Dokter
Penggunaan popok sekali pakai kini menjadi salah satu kebutuhan yang penting bagi bayi. Jenis popok ini juga terus berkembang berkat teknologi terbaru yang membuat popok semakin tipis namun memiliki daya serap jauh lebih tinggi.
Inovasi popok tipis ini tidak hanya menjaga kulit bayi tetap kering lebih lama, tetapi juga memberi keleluasaan bergerak tanpa rasa berat di area panggul dan paha.
Sebaliknya, popok yang tebal dapat menghambat pergerakan si kecil, membuat langkahnya lebih pendek dan keseimbangannya mudah terganggu.
Menurut Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial, popok yang terlalu tebal dapat menimbulkan jarak berlebih di antara kedua tungkai bawah anak.
Kondisi ini membuat anak kesulitan mengatur keseimbangan tubuh dan memperberat posisi pijakan kaki yang lebar (wide stance), terutama pada anak yang sedang bergerak melangkah dan berjalan.
“Popok yang tebal dapat menghambat pergerakan anak karena membuat area panggul dan paha terasa berat dan kaku. Akibatnya, anak kesulitan menjaga keseimbangan, langkahnya menjadi lebih pendek, dan gerakan tampak kaku ketika bergerak melangkah dan berjalan,” jelas Prof. Rini.
Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K)
Penelitian ilmiah juga mendukung temuan ini. Studi yang dimuat dalam Developmental Science (2012) menunjukkan bahwa penggunaan popok kain meningkatkan risiko anak kehilangan keseimbangan hingga 17 persen, dibandingkan 9 persen saat berjalan tanpa popok. Dimana popok kain akan membuat volume menjadi lebih tebal.
Hal ini sejalan dalam penelitian Scientific Reports (2021) menunjukkan bahwa popok tebal dan basah dapat mengubah cara berjalan anak, yaitu dengan meningkatkan putaran panggul, memperlebar posisi kaki, serta memperpendek langkah. Kondisi ini membuat cara berjalan anak menjadi kurang stabil dan kurang efisien.
Padahal, perkembangan motorik kasar pada anak melibatkan kemampuan menggerakkan otot besar seperti tangan, kaki, dan badan untuk aktivitas seperti tengkurap, duduk, berdiri, merangkak, melangkah, berjalan, hingga berlari.
Ketika bayi mengenakan popok yang terlalu tebal, ruang geraknya menjadi terbatas, dan otot kaki tidak bekerja optimal. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memengaruhi kecepatan anak mencapai kemampuan berjalan mandiri.
Popok yang tidak ergonomis juga dapat menekan area panggul, membuat bayi cepat lelah, dan menurunkan minat anak untuk bereksplorasi. Padahal, masa bayi dan balita merupakan periode emas di mana anak membutuhkan kebebasan untuk bergerak dan bereksplorasi agar tumbuh kembangnya optimal.
Ilustrasi
Popok tipis untuk dukung kemampuan motorik
Untuk mendukung keterampilan motorik anak, saatnya beralih ke popok masa kini yang lebih tipis, ringan, dan punya daya serap tinggi, agar tidak mengganggu eksplorasi aktif bayi di setiap tahap tumbuh kembangnya.
“Bebas bergerak berarti memberikan bagi anak untuk belajar, bereksplorasi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dari situ, orang tua bisa melihat minat, bakat, serta kemampuan alami yang muncul dari proses eksplorasi,” kata Prof.Rini.
Ia menambahkan, kebebasan bergerak sangat penting untuk mendukung kemampuan anak untuk melakukan koordinasi, menumbuhkan rasa percaya diri, serta rasa ingin tahu anak.
“Bebas bergerak berarti memberikan bagi anak untuk belajar, bereksplorasi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dari situ, orang tua bisa melihat minat, bakat, serta kemampuan alami yang muncul dari proses eksplorasi,” tambahnya.
Orang tua juga perlu memperhatikan tanda-tanda bahwa popok anak terlalu tebal, seperti posisi kaki dan area sekitar pinggul dan kaki yang melebar saat berdiri, gerakan kaku, atau anak tampak tidak nyaman ketika bermain.
Tag: #alasan #popok #tipis #dukung #tumbuh #kembang #bayi #penjelasan #dokter