Beda Silsilah Keluarga Gusti Purbaya vs KGPH Mangkubumi, Siapa Pantas Jadi Raja Solo?
Gusti Purbaya, KGPH Mangkubumi [kolase]
14:37
16 November 2025

Beda Silsilah Keluarga Gusti Purbaya vs KGPH Mangkubumi, Siapa Pantas Jadi Raja Solo?

Wafatnya Sri Susuhunan Pakubuwana XIII (PB XIII) pada 2 November 2025 telah membuka lembaran konflik suksesi di Keraton Surakarta. Puncaknya, telah terjadi penobatan putra bungsu, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Gusti Purbaya, sebagai Raja Surakarta atau Pakubuwana XIV melalui prosesi Jumenengan Dalem Nata Binayangkare pada Sabtu (15/11/2025).

Namun, penobatan ini terjadi di tengah klaim rivalitas sengit dari kakak tirinya, KGPH Hangabehi alias Mangkubumi, yang juga menamakan dirinya SISKS Pakubuwono XIV. Dualisme kepemimpinan ini membuat publik bertanya: Siapa yang sesungguhnya paling pantas dan memiliki legitimasi terkuat untuk memimpin Keraton Surakarta?

Jawabannya terletak pada beda silsilah keluarga, titah raja dan kapasitas personal keduanya. Simak penjelasan berikut ini.

Silsilah Keluarga Gusti Purbaya

Gusti Purbaya PerbesarGusti Purbaya

Silsilah Gusti Purbaya, yang memiliki gelar lengkap KGPAA Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram, memiliki keunggulan yang didukung oleh tradisi Keraton Jawa. Dia adalah putra bungsu PB XIII, namun merupakan putra tunggal yang lahir dari Permaisuri, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pakubuwana Pradapaningsih.

Dalam hierarki kerajaan, status ibu sebagai Permaisuri (Garwa Padmi) memberikan Purbaya legitimasi yang sangat kuat, seringkali lebih diutamakan dibandingkan putra sulung yang lahir dari istri selir (Garwa Ampeyan).

Selain itu, dia pun secara formal telah dinobatkan oleh mendiang PB XIII sebagai putra mahkota pada Februari 2022 lalu, menegaskan bahwa penunjukannya adalah kehendak langsung dari Raja sebelumnya.

Silsilah Keluarga KGPH Mangkubumi

KGPH Mangkubumi PerbesarKGPH Mangkubumi

Di sisi lain, KGPH Mangkubumi (Gusti Raden Mas Soerjo Soeharto) memiliki klaim yang didasarkan pada senioritas. Mangkubumi adalah putra tertua dari semua anak laki-laki PB XIII. Dia lahir pada 5 Februari 1985 dari istri kedua PB XIII, KRAy Winarni.

Secara usia, Mangkubumi jauh lebih matang. Dia telah berpuluh-puluh tahun terlibat dalam dinamika Keraton.

Senioritas ini didukung pula oleh fakta bahwa dia saat ini menjabat sebagai Pengageng Kasentanan Pengageng Museum Suaka Budaya Keraton Surakarta, menunjukkan keterlibatannya yang mendalam dalam administrasi dan pelestarian budaya Keraton.

Klaimnya didukung oleh faksi keluarga yang memprioritaskan putra sulung yang sudah lama mengabdi.

Siapa Lebih Pantas jadi Raja Solo?

Gusti Purbaya, KGPH Mangkubumi [kolase] PerbesarGusti Purbaya, KGPH Mangkubumi [kolase]

Untuk memahami konflik ini, penting untuk melihat gambaran besar keturunan PB XIII yang diperoleh dari tiga pernikahan. Dari pernikahan pertama, lahir tiga putri. Dari pernikahan kedua dengan KRAy Winarni, lahir KGPH Mangkubumi dan dua putri lain (satu wafat).

Pernikahan ketiga PB XIII dengan Permaisuri GKR Pakubuwana hanya menghasilkan satu putra, yakni Gusti Purbaya. Kompleksitas ini menunjukkan bahwa suksesi di Keraton tidak hanya dipandang dari urutan lahir (putra sulung) saja, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh status ibu (putra dari Permaisuri) dan titah penunjukan dari Raja yang berkuasa.

Secara tradisional di banyak kerajaan Jawa, terdapat dua jalur legitimasi utama. Pertama, Hak Putra Sulung (Putra Tertua) yang dianggap matang dan sudah berpengalaman. Kedua, Hak Putra Permaisuri (Putra Garwa Padmi), yang posisinya kerap lebih dihormati karena melambangkan kemurnian garis keturunan Raja.

Dalam kasus ini, Mangkubumi mewakili prinsip putra tertua, sementara Purbaya mewakili prinsip putra Permaisuri yang juga telah ditunjuk langsung oleh ayahnya.

Dengan adanya penunjukan resmi Purbaya sebagai Putra Mahkota oleh PB XIII saat masih hidup, legitimasi Gusti Purbaya secara de jure (berdasarkan keputusan raja) cenderung lebih kuat dibandingkan klaim konsensus keluarga yang muncul setelah Raja wafat.

Selain silsilah, faktor kapabilitas juga menjadi pertimbangan penting bagi publik modern. KGPH Mangkubumi memiliki keunggulan dalam pengalaman praktis dan jaringan internal Keraton yang telah dia bangun sejak 1985. Kapasitasnya ada pada ranah administrasi dan tradisi.

Sementara itu Gusti Purbaya di usianya yang baru 22 tahun, memiliki keunggulan berupa modal pendidikan yang sangat progresif.

Lulusan Cum Laude Fakultas Hukum Universitas Diponegoro dan kini berstatus mahasiswa S2 di FISIP UGM, Purbaya memproyeksikan citra seorang pemimpin modern yang bersenjata ilmu hukum dan sosial. Dia menawarkan harapan baru bagi Keraton untuk berinteraksi dengan tantangan zaman.

Dengan dilantiknya Gusti Purbaya menjadi PB XIV. melalui Jumenengan Dalem pada Sabtu, 15 November 2025 kemarin, secara simbolis dia telah menduduki takhta. Namun, rivalitas yang masih menyelimuti Keraton Surakarta ini menunjukkan bahwa konflik legitimasi akan terus berlanjut.

Kontributor : Trias Rohmadoni

Editor: Ruth Meliana

Tag:  #beda #silsilah #keluarga #gusti #purbaya #kgph #mangkubumi #siapa #pantas #jadi #raja #solo

KOMENTAR