Kapan Usia Ideal Anak Belajar Calistung? Cek 3 Tanda Motorik dan Psikologis Ini Dulu
Selvi Ananda, istri Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, menegaskan pentingnya pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai fondasi pembentukan karakter dan moral anak.
Dalam acara Puncak Apresiasi Bunda PAUD di Jakarta, ia menekankan bahwa fokus PAUD seharusnya adalah pembelajaran karakter, kasih sayang, dan interaksi sosial, bukan memaksa anak harus bisa membaca, menulis, atau berhitung (calistung) sebelum waktunya.
Menurutnya, setiap anak berhak menikmati masa kecil, mengeksplorasi minat, dan berkembang tanpa tekanan akademis berlebihan.
Pernyataan tersebut mungkin membuka pembahasan penting kapan sebenarnya usia ideal anak belajar calistung?
Banyak orangtua tentu merasa bangga saat si kecil menunjukkan tanda-tanda sudah bisa membaca atau menulis. Calistung yang merupakan kependekan dari membaca, menulis, menghitung, sering dianggap sebagai tonggak kemajuan anak.
Tak sedikit pula orang tua mendorong anak les calistung sejak sangat dini agar lebih cepat mahir.
Mendorong anak belajar bukanlah hal yang keliru. Namun, tanpa memahami kesiapan anak, proses ini malah dapat menimbulkan stres dan tidak memberikan hasil yang diharapkan. Karena itulah penting untuk mengetahui usia dan tanda kesiapan yang tepat.
Melansir dari KlikDokter, usia ideal anak belajar calistung sebenarnya tidak ada patokan pastinya. Ada tanda-tanda motorik dan psikologis yang justru harus dilihat lebih dulu karena untuk bisa membaca, menulis, dan berhitung, ada sejumlah kemampuan dasar yang harus dikuasai anak terlebih dahulu.
Kemampuan ini berkembang secara bertahap dan tidak bisa dipaksakan. Berikut beberapa tandanya.
PerbesarIlustrasi anak belajar calistung. (Pixabay/lubovlisitsa)1. Kemampuan motorik halus
Sebelum memegang pensil, anak perlu memiliki kemampuan menjumput benda-benda kecil dengan baik. Ini menandakan koordinasi tangan-jari sudah matang. Sebelum menulis huruf atau angka, anak juga harus bisa membuat garis lurus, lengkung, atau bentuk dasar lainnya dengan kontrol tangan yang cukup.
2. Kemampuan berbahasa
Membaca membutuhkan kemampuan memahami kata dan makna. Anak perlu bisa mengucapkan kata dengan jelas, memahami kalimat sederhana, dan menunjukkan minat pada percakapan atau cerita.
3. Kemampuan kognitif dasar
Sebelum berhitung, anak perlu memahami konsep angka dan benda. Ia harus tahu bahwa angka merepresentasikan jumlah tertentu, serta dapat membedakan ukuran atau jumlah.
Dalam perkembangan normal, kemampuan dasar ini umumnya baru matang ketika anak berusia 6 tahun. Itulah sebabnya pemerintah Indonesia tidak memasukkan calistung ke dalam kurikulum PAUD.
Dengan kata lain, usia ideal anak mulai belajar calistung adalah 7 tahun, yaitu saat ia memasuki jenjang sekolah dasar dan secara perkembangan siap menerima materi tersebut.
Meski begitu, beberapa anak dapat menunjukkan perkembangan lebih cepat dari usianya. Jika ini terjadi, orangtua boleh memperkenalkan calistung lebih dini, asalkan tetap dilakukan dengan metode yang menyenangkan dan tidak memaksa.
Tanda-Tanda Anak Siap Belajar Calistung
Kesiapan anak belajar calistung biasanya muncul bertahap dan berbeda-beda. Ada yang lebih dulu tertarik membaca, sementara yang lain lebih cepat memahami konsep angka.
Anak-anak yang tertarik membaca akan menunjukkan ketertarikan pada buku. Ia juga akan antusias saat orangtua membacakan cerita. Kemudian mereka mampu menceritakan kembali pengalaman sehari-hari.
Perbesar(Dok: Istimewa)Ketika anak mulai tertarik untuk membaca, mereka juga akan memiliki perilaku membuka buku dari kiri ke kanan dan juga penasaran dengan cara membaca sebuah kata.
Sedangkan anak-anak yang siap belajar menghitung biasanya akan tertarik untuk menghitung objek dari satu sampai tiga dengan tepat. Ia juga akan memahami konsep dan benda, lalu dapat menyebutkan angka 1–10 secara berurutan.
Risiko Memaksa Anak Belajar Terlalu Dini
Jika anak belum memiliki kesiapan untuk belajar calistung, dikhawatirkan anak mengalami dampak negatif. Beberapa risiko memaksa anak belajar terlalu dini adalah seperti berikut:
1. Mental hectic
Anak mudah memberontak atau menolak belajar karena merasa tertekan. Ini membuat aktivitas belajar identik dengan rasa tidak nyaman.
2. Trauma belajar
Jika tekanan terus menerus terjadi, anak bisa menganggap belajar sebagai kegiatan yang menakutkan. Akibatnya, ia semakin sulit mengembangkan minat baca dan kemampuan akademik di masa depan.
3. Ketidakpercayaan diri saat dewasa
Tekanan dari orangtua maupun lingkungan sekolah dapat menyebabkan anak tumbuh dengan perasaan kurang mampu dan kurang percaya diri terhadap kemampuannya sendiri.
Karena itu, para ahli sepakat jangan memaksa anak belajar calistung sebelum usia 7 tahun. Jika anak menunjukkan kesiapan lebih dini, lakukan pendekatan bermain, tanpa paksaan dan tanpa target berlebihan.
Demikian itu informasi dan ulasan kapan usia ideal anak belajar calistung. Pada akhirnya, setiap anak memiliki ritme perkembangan yang unik. Tugas orangtua bukan memaksa, tetapi mendampingi dan memberikan ruang bagi anak untuk tumbuh sesuai tahapan usianya.
Kontributor : Mutaya Saroh
Tag: #kapan #usia #ideal #anak #belajar #calistung #tanda #motorik #psikologis #dulu