9 Hal yang Sering Diucapkan oleh Seseorang Tak Mempunyai Perasaan Saat Melempar Jawaban Kepada Orang Lain Tanpa Dipikirkan
Ilustrasi hal yang sering diucapkan oleh seseorang tak mempunyai perasaan. (Freepik)
07:52
15 November 2025

9 Hal yang Sering Diucapkan oleh Seseorang Tak Mempunyai Perasaan Saat Melempar Jawaban Kepada Orang Lain Tanpa Dipikirkan

 

Tahu nggak rasanya kalau ada yang ngomong tiba-tiba salah? Kayak mereka berhasil nyedot semua udara di ruangan tanpa sadar? 

Kita semua pernah mengalaminya, dan inilah kenyataan pahitnya, kita mungkin juga pernah mengalaminya.

Kita telah menyaksikan banyak sekali percakapan yang gagal karena seseorang tidak peka secara emosional

Bagian terburuknya? Orang-orang ini benar-benar tidak menyadari bahwa mereka telah menyebabkan kerusakan.

Dilansir dari Geediting, inilah 9 hal yang akan memandu Anda melalui frasa yang sering digunakan oleh orang-orang yang belum dewasa secara emosional.

Jika Anda menyadari salah satu frasa ini, jangan khawatir, kesadaran adalah langkah pertama untuk berubah. Simak penjelasannya!

1. Kamu Terlalu Sensitif

Ini adalah hal yang setara secara emosional dengan memberi tahu seseorang bahwa mereka salah karena memiliki perasaan. 

Ketika seseorang berbagi perasaannya dengan Anda, mereka tidak meminta penilaian Anda tentang validitas perasaan tersebut. 

Mereka meminta untuk didengarkan. Menyangkal emosi mereka sebagai terlalu sensitif pada dasarnya memberi tahu mereka bahwa pengalaman batin mereka tidaklah penting. 

Ironisnya, orang yang mengatakan ini seringkali adalah mereka yang tidak mampu menangani emosi orang lain. 

Mereka tidak kuat secara emosional, melainkan mereka cenderung menghindar secara emosional. 

2. Setidaknya Kamu Tidak Seburuk

Pernahkah Anda menyadari bahwa hal ini tidak pernah membuat siapapun merasa lebih baik? 

Rasa sakit bukanlah kompetisi. Orang lain yang menderita kanker tidak mengurangi rasa sakit patah kaki Anda. 

Perceraian orang lain tidak membuat perpisahan Anda lebih mudah. Frasa ini meremehkan perasaan, sekaligus berpura-pura menawarkan perspektif.

3. Berpikir Positif Saja

Jika berpikir positif menyelesaikan segalanya, terapis akan gulung tikar dan buku pengembangan diri akan hanya sepanjang satu halaman. 

Tapi ketika seseorang bergumul dengan masalah nyata—depresi, duka, kecemasan, meminta mereka untuk berpikir positif saja itu seperti menyuruh seseorang yang kakinya patah untuk berjalan saja.

Ini terlalu menyederhanakan pengalaman emosional yang kompleks dan membuat orang merasa bersalah karena tidak mampu membalik tombol mental.

4. Segala Sesuatu Terjadi Karena Alasan

Benarkah? Apa sebenarnya alasan kosmik yang membuat arteri saya memutuskan untuk berpesta?

Frasa ini mungkin menghibur sebagian orang, tetapi bagi banyak orang lain, terasa meremehkan. 

Frasa ini menyiratkan bahwa penderitaan mereka adalah bagian dari rencana agung yang patut mereka syukuri. Terkadang hal buruk terjadi begitu saja, dan itu wajar untuk diakui.

5. Aku Tahu Persis Gimana Keadaannya

Sekalipun Anda pernah mengalami hal serupa, Anda tidak tahu persis bagaimana perasaan orang lain. 

Kita semua memproses pengalaman secara berbeda berdasarkan sejarah, kepribadian, dan keadaan kita.

Ketika seseorang berbagi rasa sakitnya, mereka ingin merasa dipahami, bukan dibandingkan. 

Dibanding mengklaim pemahaman yang sempurna, cobalah sesuatu seperti kedengarannya sulit sekali atau bantu aku memahami bagaimana perasaanmu saat ini.

6. Mengapa Kamu Masih Kesal

Pernahkah Anda mencoba berhenti merasakan sesuatu sesuai perintah? Bagaimana hasilnya bagi Anda?

Emosi tidak bekerja berdasarkan waktu. Kesedihan tidak memeriksa kalender. Rasa sakit tidak memiliki tanggal kedaluwarsa. 

Ketika Anda bertanya kepada seseorang mengapa mereka masih kesal, pada dasarnya Anda memberi tahu mereka bahwa mereka gagal dalam mengelola emosi.

Orang-orang memproses sesuatu dengan kecepatan yang berbeda. Sebagian dari kita adalah microwave, sebagian lagi adalah slow cooker, keduanya tidak salah.

7. Kamu Harus Bersyukur dengan Apa yang Dimiliki

Tapi menggunakan rasa syukur untuk meredam perasaan seseorang yang sebenarnya? Itu namanya manipulasi emosi.

Anda bisa bersyukur atas berkat-berkat yang Anda terima, tetapi tetap merasa sedih, frustrasi, atau kecewa dengan hal-hal lain. 

Hal-hal ini tidak saling eksklusif. Manusia cukup kompleks untuk menyimpan banyak kebenaran sekaligus.

8. Itu Seperti Terjadi Padaku

Ah ya, pembajak percakapan. Seseorang berbagi sesuatu yang pribadi, dan sebelum mereka sempat menyelesaikannya, Anda sudah mengubahnya menjadi sesi terapi Anda sendiri.

Terkadang orang hanya perlu didengarkan tanpa harus bersaing untuk mendapatkan waktu bicara.

9. Lupakan Saja

Jika manusia bisa begitu saja melupakan sesuatu sesuai perintah, seluruh bidang psikologi akan runtuh dalam semalam.

Frasa ini berasumsi bahwa mempertahankan rasa sakit adalah sebuah pilihan, seperti menyimpan sweater yang sudah tidak Anda pakai lagi. 

Namun, pemrosesan emosional bukanlah keputusan yang Anda buat sekali, melainkan sebuah perjalanan yang Anda tempuh, seringkali tanpa peta yang jelas.

Menyuruh seseorang untuk melupakannya pada dasarnya sama saja dengan mengatakan bahwa beban emosionalnya tidak nyaman bagi Anda. Hal ini mengutamakan kenyamanan Anda daripada kesembuhannya.

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #yang #sering #diucapkan #oleh #seseorang #mempunyai #perasaan #saat #melempar #jawaban #kepada #orang #lain #tanpa #dipikirkan

KOMENTAR