Tren Skincare Masa Depan: Menjaga Mikrobioma untuk Kulit Lebih Kuat
Labore Dermalab The 1st Skin MCU (Microbiome Check-Up) in Southeast Asia di atrium mal Senayan City Jakarta berlangsung pada 30 Oktober - 2 November 2025.(KOMPAS.com/Lusia Kus Anna)
11:15
1 November 2025

Tren Skincare Masa Depan: Menjaga Mikrobioma untuk Kulit Lebih Kuat

Dalam beberapa tahun terakhir, riset dan teknologi mikrobioma kulit menjadi salah satu inovasi paling menarik di dunia skincare. 

Pendekatan ini berfokus pada menjaga keseimbangan ekosistem mikroorganisme alami di kulit, yang berperan penting dalam melindungi dari iritasi, jerawat, hingga penuaan dini. 

Ketika mikrobioma terganggu, misalnya akibat penggunaan produk yang terlalu keras atau perubahan lingkungan, kulit dapat menjadi sensitif dan rentan terhadap berbagai masalah.

Dijelaskan oleh dokter ahli mikrobiologi klinik Ayman Alatas, mikrobioma adalah mikroorganisme dan segala komponen yang hidup di tubuh kita, tidak hanya di kulit, tapi di banyak tempat.

"Di dunia, riset-riset mikrobioma untuk skincare mulai dilakukan sekitar lima tahun terakhir. Fungsi mikrobioma kulit sendiri antara lain untuk melawan patogen atau kuman jahat dan memperkuat sistem imun," kata dr.Ayman di acara peluncuran Labore Dermalab di mal Senayan City Jakarta (30/10/2025).

Kulit yang keseimbangan mikrobiomanya terjaga, lanjut dr.Ayman, cenderung terhindar dari iritasi.

"Ketika keseimbangannya terganggu, berbagai masalah seperti jerawat, eksim, dan sensitivitas bisa muncul," paparnya.

Menurut dr.Sari Chairunnisa Sp.DVE, pendekatan sains untuk produk-produk skincare saat ini semakin personal. 

“Mikrobioma adalah kunci utama kesehatan kulit, dan setiap orang memiliki komposisi mikrobioma yang berbeda," tuturnya di acara yang sama.

Dari kiri ke kanan dr. Sari Chairunnisa., Sp.DVE, founder LABORE, dr. Luke Maxfield, selaku LABORÈ Derma Advisory Global Council; dr. FX Clinton., Sp.DVE, selaku LABORÈ Derma Council; dan dr. Ayman Alatas, Sp.MK , pada saat Press Conference LABORÈ DERMALAB: The 1st Skin MCU (Microbiome Check-Up) in Southeast Asia, di Jakarta (30/10). 
KOMPAS.com/Lusia Kus Anna Dari kiri ke kanan dr. Sari Chairunnisa., Sp.DVE, founder LABORE, dr. Luke Maxfield, selaku LABORÈ Derma Advisory Global Council; dr. FX Clinton., Sp.DVE, selaku LABORÈ Derma Council; dan dr. Ayman Alatas, Sp.MK , pada saat Press Conference LABORÈ DERMALAB: The 1st Skin MCU (Microbiome Check-Up) in Southeast Asia, di Jakarta (30/10).

Database mikrobioma kulit wanita Indonesia

Dengan memperhatikan pentingnya keseimbangan mikrobioma kulit, Labore juga memperkenalkan rangkaian produk terbarunya, Biome Repair Barrier Advanced Lotion yang bisa menjawab kebutuhan spesifik, bahkan kulit yang sensitif.

"Produk ini memiliki range yang luas, jadi bisa dipakai siapa saja mulai dari anak-anak hingga lansia juga, termasuk orang dengan penyakit tertentu yang kulitnya kering, seperti eksim atau diabetes," kata dr.Sari.

Ia mengatakan, Labore berkolaborasi dengan Nusantics, instansi bioteknologi yang berfokus pada mikrobioma.

Dijelaskan oleh founder dan CEO Nusantics, Revata Utama BSc, sejak tahun 2020 Nusantics sudah mengumpulkan database karateristik mikrobioma kulit wanita Indonesia.

"Nah, dari database ini kita bisa menentukan kulit sehat itu kayak bagaimana bentuk mikrobioma kulitnya dan yang kurang sehat seperti apa, misalnya untuk yang kulit acne prone," tutur Revata.

Database dari Nusantics ini membantu Labore menentukan bahan aktif apa saja yang bisa membantu menjaga keseimbangan mikrobioma kulit untuk konsumen di Indonesia.

Menjaga keseimbangan mikrobioma bukan hanya penting untuk wajah, tetapi juga untuk seluruh tubuh. Karena itu, tren skincare berbasis mikrobioma kini semakin berkembang, menawarkan solusi yang lembut sekaligus efektif dengan mendukung fungsi alami kulit.

Melalui LABORÉ DERMALAB: The 1st Skin MCU (Microbiome Check-Up) in Southeast Asia, LABORÉ membawa akses perawatan kulit dari dermatologist ke lebih banyak orang untuk berbagai kondisi kulit. 
KOMPAS.com/Lusia Kus Anna Melalui LABORÉ DERMALAB: The 1st Skin MCU (Microbiome Check-Up) in Southeast Asia, LABORÉ membawa akses perawatan kulit dari dermatologist ke lebih banyak orang untuk berbagai kondisi kulit.

Pemeriksaan mikrobioma kulit

Labore memperkenalkan inisiatif terbarunya, “Labore Dermalab: The 1st Skin MCU (Microbiome Check-Up) in Southeast Asia for your personalized dermatological care”. Kegiatan ini diadakan pada 30 Oktober - 2 November 2025 di atrium mal Senayan City Jakarta.

Melalui berbagai area interaktif, pengunjung dapat mengeksplorasi bagaimana keseimbangan mikrobioma menjadi fondasi utama bagi kesehatan kulit jangka panjang.

"Labore menghadirkan pemeriksaan MCU kulit pertama di Asia Tenggara,  agar masyarakat bisa memahami kondisi kulitnya secara lebih mendalam. Melalui teknologi hasil kolaborasi dari researcher dan dermatologis di dalam dan luar negeri kita tidak hanya dapat mengenali jenis kulit, tapi juga mengetahui keseimbangan mikrobioma yang berperan penting dalam daya tahan kulit,” kata dr.Sari.

Labore juga memperkenalkan Labore Microbiome Balance Analyzer — alat diagnosis kulit yang dikembangkan dan diverifikasi oleh dermatolog global untuk mengidentifikasi kondisi kulit secara presisi, termasuk keseimbangan mikrobiomanya. 

Hasil analisis ini dapat langsung dikonsultasikan bersama dermatologist Labore guna mendapatkan rekomendasi perawatan yang tepat dan personal.

Melalui kegiatan yang interaktif dan edukatif, Labore Dermalab The 1st Skin MCU (Microbiome Check-Up) in Southeast Asia, ini menegaskan bahwa perawatan kulit yang sehat berawal dari keseimbangan mikrobioma.

Tag:  #tren #skincare #masa #depan #menjaga #mikrobioma #untuk #kulit #lebih #kuat

KOMENTAR