Kesalahan-kesalahan Sosial: 8 Kekeliruan Komunikasi Orang Ber-EQ Rendah di Setiap Perkumpulan
Ilustrasi sekelompok orang sedang berinteraksi di sebuah acara sosial. (Freepik)
12:12
23 Oktober 2025

Kesalahan-kesalahan Sosial: 8 Kekeliruan Komunikasi Orang Ber-EQ Rendah di Setiap Perkumpulan

 

Berada di tengah keramaian sebuah acara sosial seringkali terasa canggung dan membuat hubungan tidak terjalin seperti yang diharapkan.

Anda mungkin sudah berusaha keras untuk terlibat dan tampil menawan, tetapi entah mengapa interaksi yang terjadi terasa tegang atau kurang klik.

Seringkali perasaan yang mengganggu ini muncul bahwa keterampilan sosial Anda mungkin tidak sebaik yang Anda kira.

Melansir dari Global English Editing, kekeliruan sosial yang terus berulang ini seringkali menjadi sinyal bahwa tingkat kecerdasan emosional atau EQ Anda berada di bawah rata-rata yang lazim.

Kecerdasan emosional yang baik adalah kunci penting untuk menavigasi setiap pertemuan sosial tanpa merasa seperti kapal yang tersesat di lautan.

Penting untuk mengetahui delapan kesalahan sosial umum yang menunjukkan EQ Anda perlu ditingkatkan agar Anda tidak melakukan kesalahan yang sama.

Mengidentifikasi dan memperbaiki perilaku ini merupakan langkah awal yang krusial untuk membangun koneksi yang lebih mendalam dan bermakna.

1. Salah Membaca Isyarat Sosial

Kesalahan sosial paling umum adalah ketidakmampuan untuk menafsirkan isyarat sosial yang halus di sekitar Anda dengan akurat. Isyarat sosial merupakan fondasi penting dari kecerdasan emosional, yaitu memahami emosi diri sendiri dan orang-orang di sekitar. Anda mungkin tidak menyadari bahwa seseorang sudah bosan berbicara atau tidak peka ketika tiba giliran untuk berbicara atau mendengarkan. Jika Anda sering menyela atau menjadi orang terakhir yang memahami suasana hati kelompok, ini tandanya Anda perlu memperbaiki kemampuan membaca isyarat sosial.

2. Kesulitan Berempati

Empati memungkinkan kita terhubung dengan orang lain pada level yang lebih dalam, merasakan apa yang mereka rasakan, dan merespons dengan pemahaman yang tulus. Orang dengan EQ yang rendah cenderung kesulitan menunjukkan empati yang tepat dan akurat dalam situasi sosial. Misalnya, saat seorang teman berbagi cerita tentang kesulitan mereka, Anda justru langsung melompat menawarkan solusi atau membandingkannya dengan pengalaman pribadi yang tidak relevan. Empati sejati bukanlah tentang memberikan solusi instan, melainkan tentang memahami, memvalidasi, dan memberikan dukungan kepada orang lain dalam pengalaman mereka.

3. Gagal Mendengarkan Secara Aktif

Kesalahan sosial kunci lainnya adalah mendengarkan dengan niat untuk membalas perkataan, bukan untuk memahami secara mendalam apa yang sedang disampaikan. Mendengarkan secara aktif jauh lebih dari sekadar menunggu giliran untuk berbicara sambil memikirkan apa yang akan disampaikan berikutnya. Ini berarti Anda harus sepenuhnya hadir dalam percakapan, menunjukkan minat pada apa yang disampaikan lawan bicara, dan merespons dengan penuh pertimbangan. Percakapan jangan sampai berubah menjadi permainan tenis verbal di mana setiap orang hanya bersemangat untuk menyajikan poin berikutnya tanpa mencerna apa yang telah dikatakan sebelumnya.

4. Mengabaikan Komunikasi Nonverbal

Apa yang Anda katakan hanyalah satu di antara separuh cerita dalam setiap pertemuan sosial. Separuh lainnya adalah cara Anda menyampaikannya, meliputi bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara Anda yang diperhatikan orang lain. Orang dengan EQ rendah cenderung mengabaikan pentingnya isyarat nonverbal yang menyumbang lebih dari separuh keseluruhan komunikasi. Mereka mungkin melakukan kontak mata yang buruk, menunjukkan bahasa tubuh tertutup, atau gagal mencerminkan ekspresi orang yang diajak bicara.

5. Mendominasi Percakapan

Interaksi sosial adalah tarian yang melibatkan timbal balik antara dua orang atau lebih, bukan sekadar monolog panjang. Orang dengan EQ di bawah rata-rata seringkali memonopoli percakapan dengan terus berbicara tentang diri sendiri, pengalaman, atau minat tanpa memberi kesempatan orang lain untuk berkontribusi. Mereka mengubah diskusi kelompok menjadi pidato satu di antara pihak yang tidak seimbang dan membuat orang lain merasa tidak didengarkan. Interaksi yang sehat seharusnya seperti permainan tangkap bola, di mana Anda melempar (berbagi) dan menunggu bola itu dilempar kembali (mendengarkan).

6. Tidak Menunjukkan Apresiasi atau Rasa Syukur

Rasa syukur dan apresiasi adalah perekat sosial yang mampu memperkuat koneksi dan membangun hubungan positif di lingkungan. Orang dengan EQ rendah seringkali mengabaikan pentingnya menyampaikan sentimen ini dalam interaksi sosial. Anda bisa saja meninggalkan acara tanpa mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara atau menanggapi pencapaian orang lain dengan sikap acuh tak acuh. Tindakan seperti ini dapat membuat orang merasa tidak dihargai dan diremehkan, padahal menunjukkan apresiasi bisa sesederhana mengakui usaha mereka.

7. Bereaksi Berlebihan terhadap Umpan Balik Negatif

Cara kita merespons kritik negatif merupakan indikator signifikan dari kecerdasan emosional yang dimiliki. Orang dengan EQ rendah cenderung menganggap kritik sebagai serangan pribadi, lalu bereaksi secara defensif, atau bahkan satu di antara pihak yang menyerang balik pemberi umpan balik. Ketika seseorang mengatakan komentar Anda tidak peka, Anda mungkin membenarkan tindakan sendiri alih-alih meminta maaf dan mempertimbangkan sudut pandang mereka. Reaksi defensif semacam ini dapat menghambat pertumbuhan dan pembelajaran Anda dari umpan balik yang membangun.

8. Mengabaikan Emosi Orang Lain

Inti dari kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk menghormati dan mengenali emosi yang dirasakan orang lain. Orang dengan EQ di bawah rata-rata seringkali mengabaikan atau tidak memvalidasi perasaan orang lain, baik secara sadar maupun tidak sadar. Misalnya, Anda mungkin meminta teman yang sedang sedih untuk "mengatasinya saja" atau "melihat sisi baiknya". Komentar yang bermaksud baik ini justru bisa dianggap tidak peka dan meremehkan perasaan mereka.

Kabar baiknya adalah kecerdasan emosional dapat diasah melalui kesadaran diri dan latihan yang konsisten. Anda dapat mengubah kesalahan sosial yang memalukan menjadi keterampilan sosial yang kuat dengan menerapkan keseimbangan dan pemahaman. Mulailah dengan menyadari setiap momen Anda tidak hadir sepenuhnya dalam percakapan atau ketika Anda mencoba mendominasi pembicaraan orang lain. Setiap tindakan mendengarkan aktif, empati, dan apresiasi merupakan langkah penting menuju peningkatan kecerdasan emosional yang lebih baik.

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #kesalahan #kesalahan #sosial #kekeliruan #komunikasi #orang #rendah #setiap #perkumpulan

KOMENTAR