Keliling Dunia Setelah Pensiun: Ekspektasi Romantis Turis versus Realitas Perjalanan yang Lebih Jujur
Seorang pria paruh baya dengan ransel duduk di bangku taman kota asing, menikmati momen tenang setelah menyadari realitas perjalanan pasca-pensiun yang tidak sesuai ekspektasi./Freepik
14:14
22 Oktober 2025

Keliling Dunia Setelah Pensiun: Ekspektasi Romantis Turis versus Realitas Perjalanan yang Lebih Jujur

Banyak pekerja keras menghabiskan puluhan tahun menabung demi mewujudkan fantasi perjalanan keliling dunia setelah pensiun, membayangkan diri bepergian dengan tas punggung ringan dan senyum lebar.

Namun, realitasnya seringkali tidak sesuai dengan "kartu pos mengilap" yang disimpan di kepala selama bekerja.

Seorang pensiunan yang bekerja di bidang asuransi selama 40 tahun membagikan pengalamannya setelah menjual semua yang ia miliki dan melakukan perjalanan keliling dunia, melansir dari Global English Editing Rabu (22/10).

Pengalaman ini memberinya pemahaman bahwa perjalanan sesungguhnya jauh lebih jujur, lebih lambat, dan berbeda dari yang dia duga.

1. Kebebasan Datang Bersama Bintang Tanda

Pagi pertama di hotel kecil yang asing, penulis segera menyadari bahwa kebebasan yang diimpikan datang dengan beberapa catatan kecil. Jet lag dapat menyerang dengan keras, membuat paspor terasa sangat berat dan berat. Kepanikan jam 3 pagi di kamar yang asing, disertai pikiran bahwa meninggalkan kasur sendiri adalah kesalahan besar, merupakan hal yang tak terhindarkan. Penulis belajar bahwa kebebasan muncul berdampingan dengan kerendahan hati saat ia berusaha bernapas perlahan untuk menenangkan diri.

2. Tubuh Memiliki Pendapat Sendiri

Duduk di kursi kantor selama puluhan tahun, ditambah dengan kebiasaan akhir pekan, meninggalkan jejak yang tidak bisa diabaikan pada tubuh saat pensiun. Lututnya protes saat naik terlalu banyak tangga museum, dan punggungnya lebih memilih kereta daripada bus yang berguncang. Ia yang awalnya ingin berlari cepat mengunjungi tiga kota seminggu, kini hanya mampu menikmati dua lingkungan dalam tujuh hari. Perjalanan lambat bukan lagi filosofi, melainkan bentuk kompromi ortopedi yang ternyata memberikan keindahan.

3. Daftar Perjalanan Justru Membuat Kesepian

Penulis memiliki daftar panjang tempat yang harus dikunjungi, namun ia menyadari bahwa mengejar daftar tersebut justru membuatnya terengah-engah dan merasa sendirian. Saat ia sampai di tangga terkenal, ia hanya melihat banyak orang mencoba meniru adegan film yang sama. Pada akhirnya, ia memilih meninggalkan daftar di hotel dan mengikuti seorang petugas kebersihan yang bersiul, lalu menemukan taman umum tempat dua kakek berdebat soal burung merpati. Ia belajar bahwa daftar hanyalah sebuah peta dan bukan wilayah tujuan yang sesungguhnya.

4. Kerinduan Akan Hal-Hal Kecil di Rumah

Penulis sudah menduga akan merindukan anjingnya, namun ia terkejut merindukan cangkir kopi favorit yang pas di tangannya. Ia juga merindukan toko kelontong di mana dia tahu letak apel yang enak, bahkan sampai suara derit pagar belakang rumahnya saat ditutup. Kerinduan yang aneh ini tidak romantis, namun justru membuat dunia terasa lebih besar saat ia menyadari hal-hal kecil itu. Ia merasa tidak lagi menjadi turis ketika ia mencuci baju di wastafel layaknya melakukan pekerjaan rumah yang normal di tempat asing.

5. Orang Lain Lebih Baik dari yang Digambarkan Media

Berita di televisi seringkali menggambarkan dunia dengan penuh bahaya dan kecurigaan. Namun di dunia nyata, Anda akan menemukan kebaikan seperti petugas toko yang keluar untuk menunjukkan arah toko roti dengan kedua tangan, seolah mengarahkan pesawat. Penulis menerima permen dari seorang nenek di kereta, yang memberikan anggukan persetujuan meski tanpa kata-kata saat ia membaca buku. Dunia cenderung melunak jika Anda melakukan kontak mata, mengucapkan salam, dan membawa pulpen untuk menggambar peta kecil jika kata-kata gagal.

6. Uang Adalah Suasana Hati

Menabung selama puluhan tahun memberikan keistimewaan untuk tidak menghitung setiap koin, namun pengeluaran adalah masalah pola pikir yang harus diatur ulang. Penulis awalnya selalu memilih pilihan termurah, namun ia menyadari bahwa sifat pelit itu merampas kegembiraannya. Ia kemudian mengubah aturan menjadi hemat pada barang, namun dermawan pada pengalaman yang bisa ia nikmati. Ia rela membeli tiket teater meski tidak mengerti bahasanya, dan membiarkan pemain biola di jembatan mendapatkan uang receh darinya.

7. Hari Terbaik Memiliki Misi Kecil

"Berkeliaran" terdengar puitis, namun sebenarnya melumpuhkan bagi seseorang yang terbiasa dengan struktur yang teratur dan jelas setiap hari. Penulis mulai memberikan misi kecil setiap hari, seperti mencari bangku taman dengan plakat nama atau menemukan gereja paling sepi di kota. Misi kecil ini mempertajam perhatiannya, memberi hari itu alur cerita yang jelas, dan mencegahnya menghabiskan waktu dengan melihat ulasan di internet. Pada akhirnya, menemukan bangku, roti, atau gereja adalah hal yang jauh lebih berharga daripada memenuhi daftar wajib di ponselnya.

8. Menjadi Pemula di Usia 65 Itu Memurnikan Diri

Bepergian akan menjadikan Anda seorang pelajar tanpa disengaja, di mana Anda harus belajar sistem bus baru dan membuat kesalahan kecil. Penulis sudah bertahun-tahun merasa kompeten, namun menjadi pemula di usia tua membuatnya kembali merasa lebih lentur dan mudah tertawa. Di toko roti Spanyol, ia meminta roti dengan menggunakan kata untuk "lengan", namun penjual hanya tertawa lembut. Penjual itu kemudian menjualnya roti dengan senyum lebar setelah penulis memeragakan cara memotong roti tersebut.

Bepergian keliling dunia tidak sesuai dengan harapan penulis, namun justru lebih lambat, lebih ramah, lebih aneh, dan anehnya lebih dekat dengan kehidupan yang diinginkannya daripada fantasi yang ia miliki. Pengalaman ini meningkatkan kualitas hari-hari di rumah, membuatnya menggunakan cangkir terbaik di hari Senin dan memasak hidangan lambat yang rumahnya beraroma bumbu asing. Penulis tidak lagi memperlakukan kegembiraan sebagai burung langka yang harus dipesan, melainkan sebagai sesuatu yang bisa ditemukan di mana saja, bahkan di bangku taman terdekat. Ia menyimpulkan bahwa ia harus menabung bukan untuk melarikan diri, tetapi untuk kapasitas guna menghadapi hal tak terduga yang bisa terjadi di perjalanan.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #keliling #dunia #setelah #pensiun #ekspektasi #romantis #turis #versus #realitas #perjalanan #yang #lebih #jujur

KOMENTAR