Pahami Fase Tubuhmu, Ini Cerita Dewi Niki Berhasil Turun 17 Kg Tanpa Diet Ketat
Turun 17 kg tanpa diet ekstrem, Dewi Niki Annisa bagikan rahasia intermittent fasting, olahraga, dan mindful eating yang bikin tubuh & pikiran sehat.(Instagram @dewiniki)
06:05
21 Oktober 2025

Pahami Fase Tubuhmu, Ini Cerita Dewi Niki Berhasil Turun 17 Kg Tanpa Diet Ketat

Perjalanan menurunkan berat badan tidak selalu mudah, terutama bagi perempuan yang harus membagi waktu antara pekerjaan, keluarga, dan urusan pribadi.

Namun, pengalaman Dewi Niki Annisa (30) menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup yang konsisten dan penuh kesadaran bisa membawa hasil nyata.

Kepada Kompas.com, ibu rumah tangga sekaligus pengusaha di bidang F&B ini bercerita bahwa ia berhasil diet tanpa metode ekstrem,

Dalam satu tahun, Dewi berhasil menurunkan berat badannya dari 75 kilogram menjadi 58 kilogram.

Ia memadukan intermittent fasting (IF), olahraga rutin, serta prinsip mindful eating dalam kesehariannya.

“Aku mulai sadar harus diet karena badan sudah nggak nyaman. Gampang capek, gampang sakit, dan susah cari baju yang pas. Insecure juga makin tinggi,” kata Dewi kepada Kompas.com, baru-baru ini.

Awal mula diet dan tantangannya

Dewi memulai perjalanan dietnya ketika merasa kondisi tubuhnya tidak seimbang. Ia mengaku sempat bingung mencari pola yang cocok di awal.

“Awalnya stres banget karena nggak tahu mana yang benar. Setiap kali timbang berat badan naik sedikit, langsung panik,” ujarnya.

Namun, seiring waktu, ia belajar memahami tubuhnya sendiri dan menurunkan ekspektasi.

“Sekarang aku tahu, naik satu atau dua kilo menjelang haid itu wajar karena ada retensi air. Jadi nggak perlu stres,” tambahnya.

Dewi juga mengaku fase paling berat adalah menjelang menstruasi atau fase luteal, ketika keinginan makan manis dan asin meningkat.

Craving pas PMS itu tantangan banget. Tapi aku belajar, kalau pengin sesuatu ya boleh saja asal nggak berlebihan dari jatah kalori harian,” katanya.

Pola makan seimbang dan intermittent fasting

Selama menjalani diet, Dewi menerapkan pola makan seimbang dan tidak membatasi diri secara ekstrem. Ia makan pada jendela waktu tertentu sesuai prinsip intermittent fasting.

“Biasanya aku makan mulai jam 12 siang dan berhenti jam 7 malam. Dalam waktu itu, tetap ada karbohidrat seperti nasi merah, protein tanpa digoreng, dan sayur yang ditumis atau dikukus,” jelasnya.

Ia juga menyesuaikan pola makannya dengan fase menstruasi. Saat menjelang haid atau sedang menstruasi, Dewi tidak memaksakan diri berpuasa.

“Kalau lagi PMS atau mens, aku nggak IF. Fokusnya ke makanan bernutrisi aja supaya tubuh tetap seimbang,” ujarnya.

Olahraga jadi bagian hidup

Selain menjaga pola makan, Dewi rutin berolahraga. Awalnya, ia hanya jalan kaki dan senam ringan.

Kini, olahraga sudah menjadi prioritas dan bagian dari rutinitasnya.

“Dulu badan rasanya berat banget. Sekarang olahraga apa pun terasa lebih ringan. Minimal tiga kali seminggu aku olahraga, bisa gym, muaythai, atau lari,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara latihan kardio dan angkat beban, karena keduanya berperan besar dalam menjaga metabolisme tubuh.

Manfaat lebih dari sekadar berat badan turun

Dewi menegaskan, manfaat diet sehat bukan hanya terlihat dari angka timbangan.

“Yang paling kerasa itu badan jadi enteng, nggak gampang sakit, dan hormon lebih stabil. Menstruasi juga jadi lebih teratur,” katanya.

Selain itu, ia merasa perubahan terbesar justru terjadi pada aspek psikologis.

“Dulu aku gampang insecure. Sekarang lebih mindful. Kalau makan pun jadi sadar, bukan asal kenyang,” ujarnya.

Belajar dan tidak ikut-ikutan

Dewi menekankan bahwa diet tidak boleh sekadar ikut tren tanpa memahami kebutuhan tubuh sendiri.

“Diet itu harus sambil belajar. Jangan asal ikut-ikutan. Kita harus tahu kenapa berat bisa naik, kenapa bisa stuck, supaya nggak gampang stres,” ujarnya.

Ia juga berpesan agar orang yang sedang berjuang menurunkan berat badan tidak terlalu membatasi diri.

“Kalau di awal langsung dilarang ini itu, justru makin pengin. Lebih baik mulai dari hal kecil, seperti kurangi porsi nasi atau masak dengan minyak lebih sedikit,” tuturnya.

Kini, Dewi tetap menjaga berat badannya dengan pola makan seimbang dan olahraga rutin. Ia tetap makan makanan yang ia sukai, namun dengan kesadaran penuh.

“Semua makanan itu baik, asal porsinya cukup dan nggak berlebihan. Mindful eating itu kuncinya,” pungkasnya.

Tag:  #pahami #fase #tubuhmu #cerita #dewi #niki #berhasil #turun #tanpa #diet #ketat

KOMENTAR