Mengapa Seseorang Sulit Lepas dari Hubungan Toxic? Ini Kata Psikiater
Sulit lepas dari hubungan toxic meski tahu itu menyakitkan? Psikiater ungkap alasan psikologis di baliknya dan cara memutus siklusnya(freepik)
21:15
13 Oktober 2025

Mengapa Seseorang Sulit Lepas dari Hubungan Toxic? Ini Kata Psikiater

Istilah “hubungan toxic” sering digunakan untuk menggambarkan relasi yang membuat seseorang merasa tertekan, tidak berharga, atau kehilangan jati diri.

Meski tahu hubungan itu tak sehat, banyak orang justru sulit melepaskan diri. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Menurut dr. Hilda Marsela, Sp.KJ, psikiater dari RS Dr. Soeharto Heerdjan, hubungan yang toxic tidak selalu tentang orangnya, melainkan dampak interaksi yang merusak kesehatan mental dan emosional.

“Toxic itu bukan orangnya yang toxic, tapi hubungannya yang toxic. Jadi, bukan berarti ada orang yang toxic, tapi hubungan antara dua individu ini bisa menghasilkan hal yang tidak sehat bagi kesehatan mental dan emosional,” ujar dr. Hilda dalam program Radio Kesehatan Kemenkes RI bertajuk Tetap Waras di Tengah Hidup yang Keras, dikutip Senin (13/10/2025).

Ia mencontohkan, hubungan toxic bisa terjadi dalam banyak bentuk hubungan romantis, pertemanan, hingga relasi kerja.

Biasanya, hubungan seperti ini membuat seseorang kehilangan rasa aman, harga diri, atau bahkan makna diri.

Mengapa sulit keluar dari hubungan toxic?

Meski menyadari hubungan itu menyakitkan, dr. Hilda menjelaskan bahwa banyak orang justru memilih bertahan karena ada faktor psikologis tertentu yang mengikat mereka.

“Misalnya ada seorang perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, tapi masih bertahan karena ia punya self-esteem rendah,” ungkapnya.

“Dia merasa kalau tanpa pasangannya dia tidak bisa hidup, karena selama ini validasi dirinya didapat dari pasangannya, walaupun pasangannya abusive,” lanjutnya.

Menurutnya, kondisi ini bisa dipengaruhi oleh pola keterikatan emosional atau attachment yang tidak aman, seperti insecure attachment.

Dalam kondisi tersebut, seseorang merasa takut ditinggalkan, cenderung bergantung, dan sulit menjalin hubungan baru.

“Biasanya mereka memiliki insecure attachment. Jadi ada ketakutan untuk ditinggalkan atau tidak bisa menjalin hubungan lain,” jelasnya.

“Ada juga yang sudah lama terjebak dalam hubungan seperti itu, jadi terbiasa dengan pola yang salah dan sulit memutus siklusnya,” tambah dr. Hilda.

Dampak hubungan toxic pada kesehatan mental

Hubungan yang tidak sehat bisa menimbulkan stres berkepanjangan.

Dalam jangka panjang, stres tersebut dapat berkembang menjadi gangguan mental seperti depresi, kecemasan, bahkan trauma.

“Orang yang berada dalam hubungan toxic bisa kehilangan kontrol terhadap dirinya sendiri. Ia mulai sulit membedakan mana kebutuhan dirinya dan mana tuntutan pasangannya,” kata dr. Hilda.

“Lama-lama, dia bisa merasa tidak berharga dan menarik diri dari lingkungan,” lanjutnya.

Cara menghadapi hubungan toxic

Menurut dr. Hilda, langkah pertama adalah menyadari dan mengakui bahwa hubungan tersebut tidak sehat.

Setelah itu, seseorang bisa menentukan pilihan terbaik untuk dirinya, bertahan dengan batasan yang jelas, atau meninggalkan hubungan tersebut demi keselamatan mentalnya.

“Kalau tidak ada kewajiban untuk bertahan, ya lebih baik cabut,” ujar dr. Hilda.

“Tapi kalau harus tetap berada di lingkungan itu, misalnya di tempat kerja atau keluarga, kita perlu menetapkan boundaries, batasan yang jelas, supaya diri kita tetap aman,” lanjutnya.

Menetapkan batasan bisa dilakukan dengan tidak selalu menuruti keinginan orang lain, menjaga jarak emosional, serta fokus pada hal-hal positif yang bisa dikendalikan.

“Yang penting kita tahu mana yang bisa kita kontrol dan mana yang tidak. Kalau kita sudah tahu batasnya, hidup jadi lebih tenang,” ucap dr. Hilda.

Belajar mencintai diri sendiri

Pada akhirnya, keluar dari hubungan toxic juga berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menghargai dirinya sendiri.

“Kalau kita bisa menghargai diri, kita akan tahu bahwa kita berhak mendapatkan hubungan yang sehat,” ungkapnya.

Hubungan yang sehat adalah hubungan yang membuat kita tumbuh, bukan hancur perlahan.

Jika sebuah relasi membuat kamu terus merasa cemas, takut, atau tidak berharga, mungkin saatnya meninjau kembali, apakah itu benar-benar cinta, atau justru bentuk dari kehilangan diri sendiri.

Tag:  #mengapa #seseorang #sulit #lepas #dari #hubungan #toxic #kata #psikiater

KOMENTAR