



Ramai Kasus Gluten Free Palsu, Ini Cara Mengenali Produk Bebas Gluten
Belakangan ini media sosial ramai membicarakan sebuah toko roti yang mengklaim produknya bebas gluten (gluten free), namun ternyata hasil uji laboratorium menunjukkan produk tersebut masih mengandung gluten dan bahan susu.
Kasus ini mencuat setelah seorang pengguna media sosial membagikan pengalamannya, saat anaknya yang berusia 17 bulan mengalami ruam dan bengkak parah setelah mengonsumsi roti dari toko tersebut.
Dugaan pun mengarah pada adanya kandungan gluten yang tidak sesuai dengan label yang tertera.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama mereka yang memiliki alergi atau intoleransi terhadap gluten.
Apa itu gluten dan siapa yang perlu menghindarinya?
Menurut Dr. dr. Inge Permadhi, MS, Sp.GK (K), dokter spesialis gizi klinik di Siloam Hospitals, gluten adalah protein yang secara alami terdapat pada gandum, jelai (barley), dan gandum hitam (rye).
Pada sebagian orang, protein ini bisa menimbulkan reaksi imun atau gangguan pencernaan.
“Orang yang alergi terhadap gluten, tentu dapat efek alergi apabila dikonsumsi, seperti sakit perut, diare, sesak napas, gelisah, dan lainnya,” jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/10/2025).
Pada penderita celiac, konsumsi gluten dapat merusak lapisan usus halus sehingga mengganggu penyerapan nutrisi.
Sementara pada orang yang intoleran terhadap gluten, efeknya bisa berupa perut kembung, diare, atau ruam kulit.
Cara mengenali produk “gluten free” yang aman
Menurut Dokter Inge, masyarakat perlu lebih kritis terhadap produk berlabel “gluten free”.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli:
1. Perhatikan klaim dan label resmi.
Produk bebas gluten seharusnya mencantumkan sertifikasi atau label resmi dari lembaga pengawas pangan.
2. Cek bahan baku dengan teliti.
Hindari produk yang mengandung tepung terigu, gandum, jelai (barley), gandum hitam (rye), atau oat yang tidak bersertifikat bebas gluten, karena sangat rentan terhadap kontaminasi silang.
3. Waspadai risiko kontaminasi silang.
Produk bisa saja menggunakan bahan bebas gluten tetapi diproses di tempat yang sama dengan produk berbasis gandum. Sebagai contoh:
- Oat dan produk yang mengandung oat.
- Produk yang digiling atau diproses di pabrik yang sama dengan gandum, seperti tepung jagung atau tepung beras biasa.
- Bumbu dan saus campuran (kecap, saus tomat, bumbu seperti bumbu untuk marinasi). Banyak yang menggunakan gandum sebagai pengental atau filler.
- Daging olahan (sosis, nugget, bakso).
- Permen dan cokelat.
- Makanan yang digoreng deep-fry, terutama jika minyak yang sama digunakan untuk menggoreng makanan bertepung gandum (seperti ayam goreng tepung).
Kontaminasi silang inilah yang paling sering terjadi dan membuat produk sebenarnya tidak sepenuhnya gluten-free.
4. Piih olahan khusus bebas gluten (tertulis di label).
Pilih bahan alternatif seperti sebagai berikut:
- Roti bebas gluten: Tterbuat dari campuran tepung beras, tapioka, atau kentang.
- Pasta bebas gluten: Terbuat dari jagung, beras, quinoa, atau kacang-kacangan.
- Tepung bebas gluten: Seperti tepung beras, tepung almond, tepung kelapa, tapioka
- Kue dan biskuit bebas gluten: Yang dibuat dengan tepung bebas gluten..
- Kecap bebas gluten
- Saus dan kaldu bebas gluten: Banyak saus dan kaldu instan mengandung gluten sebagai pengental.
Kasus toko roti berlabel palsu ini menjadi pengingat pentingnya literasi pangan di tengah tren makanan sehat.
Label “gluten free” seharusnya bukan sekadar strategi pemasaran, melainkan klaim yang bisa dipertanggungjawabkan demi keamanan konsumen.
Tag: #ramai #kasus #gluten #free #palsu #cara #mengenali #produk #bebas #gluten