Tantangan Distribusi Bantuan ke Sumatera: Keterbatasan BBM hingga Daya Angkut Helikopter
Foto udara antrean kendaraan warga melintasi jalan kawasan permukiman Jorong Kayu Pasak yang rusak akibat banjir bandang di Nagari Salareh Aia, Palembayan, Agam, Sumatera Barat, Minggu (30/11/2025). Rusak dan menyempitnya akses jalan akibat lumpur dan material lain di sejumlah titik menuju lokasi terdampak banjir bandang yang terjadi pada Kamis (27/11) di daerah itu mengakibatkan terjadinya antrean panjang kendaraan, sementara BPBD Kabupaten Agam mencatat sepanjang 2.801 meter jalan
13:20
1 Desember 2025

Tantangan Distribusi Bantuan ke Sumatera: Keterbatasan BBM hingga Daya Angkut Helikopter

- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan, sejumlah tantangan pemerintah dalam mendistribusikan bantuan ke wilayah terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).

Keterbatasan daya angkut helikopter dalam membawa bantuan hingga terbatasnya bahan bakar minyak (BBM) menjadi tantangan pendistribusian bantuan kepada para korban bencana.

"Di lapangan, tantangan yang kita hadapi tidak ringan. Keterbatasan BBM untuk logistik dan genset, kerusakan jaringan listrik bertegangan tinggi, hingga keterbatasan daya angkut helikopter membuat distribusi bantuan memerlukan waktu," ujar AHY dalam akun Instagram-nya, Minggu (30/11/2025).

Kendati menghadapi sejumlah tantangan, seluruh sumber daya pemerintah dikerahkan untuk menanggulangi bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

Dengan begitu, perbaikan infrastruktur vital, pemulihan layanan dasar, hingga bantuan dapat segera menjangkau masyarakat paling membutuhkan di Sumatera.

Khusus untuk infrastruktur, AHY sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk segera mengerahkan alat berat guna membuka akses jalan yang terputus.

"Di sisi lain, saya juga telah berkomunikasi langsung dengan PLN terkait pemulihan listrik serta dengan Pertamina untuk memastikan ketersediaan BBM bagi logistik, genset, dan operasional di lapangan," ujar AHY.

Warga mengevakuasi korban longsor yang hanyut di sungai Batang Anai, Nagari Anduriang, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu (29/11/2025). Berdasarkan data dari BPBD Provinsi Sumatera Barat hingga Sabtu (29/11) pukul 14.00 WIB, jumlah korban meninggal akibat bencana alam di Provinsi tersebut sebanyak 90 orang sementara 86 orang lainnya dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian. ANTARA FOTO/Beni Wijaya Warga mengevakuasi korban longsor yang hanyut di sungai Batang Anai, Nagari Anduriang, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu (29/11/2025). Berdasarkan data dari BPBD Provinsi Sumatera Barat hingga Sabtu (29/11) pukul 14.00 WIB, jumlah korban meninggal akibat bencana alam di Provinsi tersebut sebanyak 90 orang sementara 86 orang lainnya dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian.

Semua Kementerian Turun ke Lapangan

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan, semua kementerian/lembaga terkait sudah turun ke lapangan untuk menangani bencana yang terjadi di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

Hal tersebut disampaikannya usai memimpin rapat koordinasi percepatan penanganan bencana di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (27/11/2025).

"Tim sudah, semua kementerian sudah turun di lapangan. Saat ini Kepala BNPB berada di posko di Tarutung, sehingga bisa juga mengawal implementasinya di Sumatera Barat maupun di Aceh, dan Sumatera Utara," ujar Pratikno dalam konferensi pers, dikutip dari tayangan Kompas TV, Kamis (27/11/2025).

"Jadi ini tim terus bekerja keras, bersama-sama bupati dan wali kota, gubernur. Seluruh jajaran saat ini bekerja keras," sambungnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pratikno juga menyampaikan perintah Presiden Prabowo Subianto yang meminta proses tanggap darurat di tiga provinsi tersebut dilakukan dengan serius dan cepat.

Selain proses tanggap darurat, pemerintah juga telah mempersiapkan upaya pemulihan untuk daerah-daerah yang terdampak bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

"Pada saat yang sama, pemerintah mulai menyiapkan pemulihan agar infrastruktur yang terdampak dapat segera kembali berfungsi," ujar Pratikno.

Petugas dari Kantor SAR Padang melintasi lintasan tali yang membentang sepanjang 50 meter untuk mengevakuasi dua korban yang hanyut terbawa banjir bandang di aliran Sungai Silaing Bawah, Kabupaten Padang Panjang, Sumatera Barat, Sabtu (29/11/2025). ANTARA/HO-Basarnas Petugas dari Kantor SAR Padang melintasi lintasan tali yang membentang sepanjang 50 meter untuk mengevakuasi dua korban yang hanyut terbawa banjir bandang di aliran Sungai Silaing Bawah, Kabupaten Padang Panjang, Sumatera Barat, Sabtu (29/11/2025).

Fokus Evakuasi

Dalam forum yang sama, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya (Marsdya) TNI Muhammad Syafii mengatakan, pihaknya terus melakukan evakuasi terhadap korban-korban yang terisolasi akibat banjir di Sumatera.

"Bersama-sama seluruh potensi yang ada di wilayah, saat ini sedang berjuang, sedang melaksanakan operasi, khususnya mengevakuasi terhadap korban-korban yang masih terisolasi, itu yang pertama," ujar Syafii.

Untuk mempercepat proses evakuasi, Basarnas telah menginstruksikan jajarannya di daerah-daerah yang tidak terdampak untuk membantu proses pencarian dan pertolongan.

"Badan SAR Nasional juga telah mengerahkan kekuatan-kekuatan dari kantor SAR, kantor SAR yang tidak terdampak untuk kita kirim. Begitu juga dari Badan SAR Nasional yang ada di Basarnas Special Group juga kita kirim," ujar Syafii.

Sebagai informasi, hingga per Minggu (30/11/2025), BNPB melaporkan bahwa jumlah korban jiwa sementara mencapai 442 orang, sementara 402 orang lainnya masih hilang akibat bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

Saat ini, seluruh unsur mulai dari BNPB, TNI–Polri, Basarnas, kementerian/lembaga, hingga pemerintah daerah terus melakukan pencarian, evakuasi, distribusi logistik, serta pembukaan akses wilayah terdampak.

Tag:  #tantangan #distribusi #bantuan #sumatera #keterbatasan #hingga #daya #angkut #helikopter

KOMENTAR