



KOWANI dan Guruh Soekarnoputra Rayakan Hari Batik Nasional dengan Pergelaran Wastra
- KOWANI menggelar Pergelaran Wastra: Karya Cipta Guruh Soekarnoputra pada Jumat (10/10/2025), untuk menyambut 100 tahun perjalanan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) sekaligus memperingati Hari Batik Nasional pada 2 Oktober.
Digelar di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, acara budaya ini menampilkan kolaborasi antara organisasi perempuan tertua di Indonesia dengan maestro seni lintas bidang, Guruh Soekarnoputra.
Dalam suasana yang hangat dan elegan, para tamu undangan disuguhi deretan busana hasil olahan kain batik dan kain perca karya anak Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno ini.
Pergelaran Wastra: Karya Cipta Guruh Soekarnoputra
Acara Pergelaran Wastra: Karya Cipta Guruh Soekarnoputra, di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (10/10/2025).
Ketua Umum KOWANI, Nannie Hadi Tjahjanto mengatakan, kerja sama dengan Guruh Soekarnoputra ini merupakan bentuk apresiasi terhadap seni dan warisan budaya Nusantara.
“Kami sepakat bersama Mas Guruh untuk mengambil tanggal 10 Oktober 2025 untuk mempersembahkan sebuah karya pagelaran wastra karyanya yang terbuat dari batik dan perca,” jelas Nannie kepada Kompas.com di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (10/10/2025).
Menurut Nannie, wastra Nusantara, seperti batik, tenun, dan songket, memiliki nilai yang jauh lebih dalam daripada sekadar material kain. Setiap pola dan warna menyimpan filosofi, doa, dan kisah yang diwariskan turun-temurun.
“Seni wastra nusantara seperti batik, tenun, songket adalah warisan leluhur yang tak ternilai. Ia bukan sekadar kain, tetapi kanvas yang memuat cerita, filosofi, dan identitas budaya kita,” ucapnya.
Melalui pagelaran ini, KOWANI ingin menunjukkan bahwa pelestarian budaya tdaik hanya dilakukan lewat pendidikan dan kegiatan sosial, tetapi juga melalui panggung seni yang bisa menyentuh hati masyarakat luas.
“Kami turut bersuka cita dan bangga dapat mendukung pergelaran ini, karena sebuah kehormatan bagi kita semua dapat menyaksikan langsung maha karya dari seorang maestro, Guruh Soekarnoputra,” tambah Nannie.
Batik dan daur ulang kain perca karya Guruh Soekarnoputra
Koleksi busana wastra batik dan perca karya Guruh Soekarnoputra dalam Pergelaran Wastra: Karya Cipta Guruh Soekarnoputra, di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (10/10/2025).
Salah satu hal menarik dari pagelaran ini adalah konsep eksklusivitas pada setiap karya.
Guruh Soekarnoputra mengatakan, tidak ada satu pun batik yang dibuatnya memiliki motif yang sama.
Setiap motif hanya dibuat untuk satu kain, hasil dari perpaduan intuisi seni dan kedalaman makna budaya.
Batik tersebut kemudian diolah menjadi busana modis yang tetap mempertahankan karakter klasik.
Siluet-siluet lembut berpadu dengan pola batik khas Guruh menciptakan tampilan yang elegan, dinamis, dan tak lekang oleh waktu.
Seniman dan politikus Guruh Soekarnoputra dalam Pergelaran Wastra: Karya Cipta Guruh Soekarnoputra, di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (10/10/2025).
Menariknya, Guruh juga memperkenalkan karya busana dari kain perca batik, lembaran-lembaran kecil sisa produksi yang ia rangkai kembali menjadi satu busana utuh.
Prinsip ini lahir dari kepedulian terhadap lingkungan dan semangat sustainability (keberlanjutan) dalam industri mode.
“Bukan cuma batik, saya juga bermain di kain perca batik karena saya mengedepankan prinsip daur ulang sampah, khususnya sampah tekstil,” kata Guruh.
Dengan tangan kreatifnya, potongan kain yang semula dianggap tidak berguna diubah menjadi busana berestetika tinggi.
Warna, motif, dan tekstur yang berbeda disatukan dengan komposisi yang seimbang, menghasilkan karya yang unik dan modis.
Dedikasi seni untuk bangsa
Koleksi busana wastra batik dan perca karya Guruh Soekarnoputra dalam Pergelaran Wastra: Karya Cipta Guruh Soekarnoputra, di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (10/10/2025).
Sebagai sosok seniman multitalenta, Guruh menegaskan, seluruh karya yang ia hasilkan merupakan bentuk pengabdian untuk bangsa.
Baginya, seni bukan hanya ekspresi diri, tapi juga cara untuk menjaga dan menyalurkan nilai-nilai budaya Indonesia kepada generasi berikutnya.
“Segala sesuatu karyanya dan apa yang ada dalam hidup saya itu dipersembahkan, didedikasikan untuk bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai,” ucap Guruh.
Guruh yang dikenal aktif di berbagai bidang seni, mulai dari tari, musik, teater, hingga sastra, mengaku bahwa membatik dan berkarya dengan kain merupakan salah satu wujud kecintaannya terhadap warisan leluhur.
“Saya merasa Tuhan memberikan saya banyak kesempatan dan bakat. Saya merasa bisa mengikuti cabang budaya kesenian, seperti tari, musik, teater, sastra, dan juga membatik,” jelasnya.
Koleksi busana wastra batik dan perca karya Guruh Soekarnoputra dalam Pergelaran Wastra: Karya Cipta Guruh Soekarnoputra, di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (10/10/2025).
Pergelaran ini tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menjadi refleksi atas semangat pelestarian budaya yang telah lama Guruh junjung.
Ia berharap karya-karyanya dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk terus menjaga dan menghidupkan seni warisan bangsa.
“Saya berharap apa yang jadi karya saya bisa mendorong dan memotivasi masyarakat untuk bisa meneruskan warisan budaya Indonesia, jangan sampai hilang,” katanya.
Pergelaran wastra ini menjadi langkah awal KOWANI dalam menyambut usia satu abad.
Tidak hanya memperlihatkan karya fesyen, acara ini juga menjadi wujud nyata komitmen KOWANI untuk terus mengangkat peran perempuan dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan bangsa.
Tag: #kowani #guruh #soekarnoputra #rayakan #hari #batik #nasional #dengan #pergelaran #wastra