



7 Frasa Ini Tidak Boleh Anda Ucapkan Kepada Seseorang yang Sedang Berduka, Menurut Psikologi
– Memahami dan merespon perasaan orang lain ketika sedang berduka dapat menjadi tantangan tersendiri.
Ini karena rasa duka membuat seseorang lebih sensitif dan sulit untuk berpikiran terbuka, sehingga mereka cenderung salah mengartikan respons kita.
Di tengah kesedihan, banyak orang ingin merasa dirinya dipahami dan dihibur oleh kata-kata penyemangat.
Meskipun tujuan kita demikian, tetapi ada beberapa frasa yang membuat orang yang sedang berduka merasa diabaikan.
Psikologi menunjukkan beberapa frasa yang harus kita hindari untuk dikatakan kepada orang yang sedang berduka.
Ini membuat kita lebih memahami tentang empati, pengertian, dan kenyamanan sejati yang dibutuhkan.
Dilansir dari geediting.com, inilah tujuh frasa yang tidak boleh kita ucapkan kepada seseorang yang sedang berduka.
1. “Setidaknya…”
Beberapa dari kita mungkin pernah bertemu dengan seorang kenalan yang sedang berduka dan mengatakan “Setidaknya…” sebagai upaya untuk berpikiran positif.
Namun, ketika seseorang sedang berduka, ini justru membuat lebih banyak kesalahpahaman daripada pengertian.
Psikologi menunjukkan bahwa rasa duka bukanlah masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan.
Ini adalah proses emosional yang perlu kita hormati dan kita akui, sehingga orang yang sedang berduka merasa diperhatikan.
Mereka tidak butuh penyelesaian atau diremehkan, mereka butuh dipahami dan diterima dalam kesedihan mereka.
Oleh karena itu, frasa ini mungkin secara tidak sengaja membuat kita seperti mengabaikan perasaan duka orang lain.
Sebaliknya, cobalah lebih menunjukkan empati, sehingga mereka merasa didengar dan diakui kesedihannya.
2. “Aku tahu bagaimana perasaanmu…”
Kita mungkin ingin menghibur seorang kenalan yang sedang berduka karena kehilangan seseorang yang disayanginya.
Dan secara tidak sadar kita mengatakan “ Aku tahu bagaimana perasaanmu…” ini mungkin seperti harapan yang membangun ikatan.
Namun, ketika kita memahami lebih dalam, kita tidak tahu apa yang sebenarnya dia rasakan, karena kesedihan adalah perasaan yang sulit untuk dipahami orang alin.
Ini karena emosi yang tidak dapat diungkapkan akan sulit untuk hilang, sehingga membuat emosi tersebut terkubur dalam diri dan bisa muncul kembali.
Oleh karena itu, ketika kita berasumsi bahwa kita memahami perasaan duka seseorang, kita mungkin secara tidak sengaja memaksakan pemahaman emosional mereka.
Jadi, cobalah untuk lebih mengajukan pertanyaan terbuka atau sekedar mendengarkan apa yang orang lain rasakan.
Hal ini memungkinkan orang yang sedang berduka untuk menunjukkan perasaan mereka dengan cara mereka sendiri, dan mengakui perasaan unik mereka tentang kehilangan.
3. “Waktu menyembuhkan semua luka…”
“Waktu dapat menyembuhkan semua luka…” adalah frasa yang sering diucapkan dengan tujuan yang baik.
Namun, ini dapat dianggap meremehkan bagi seseorang yang sedang berduka. Ini karena menunjukkan bahwa rasa sakit yang mereka rasakan hanya sementara dan mereka akan pulih.
Faktanya, penyembuhan bukan hanya tentang waktu yang berjalan setiap saat, melainkan tentang mengatasi rasa sakit secara sadar.
Kita perlu memahami bahwa proses penyembuhan dari rasa duka itu unik, dan setiap orang memiliki cara dan ritmenya sendiri.
Alih-alih menetapkan harapan pulih dengan waktu, kita dapat menunjukkan dukungan dengan membiarkan mereka berduka dengan cara mereka sendiri.
Kita hanya perlu mengakui rasa sakit mereka, dan menawarkan kehadiran kita selama perjalanan yang sulit ini.
4. “Dia berada di tempat yang lebih baik…”
Frasa ini biasanya digunakan untuk memberikan semangat atau penghiburan sementara, tetapi mungkin tidak mudah diterima oleh orang yang berduka.
Orang yang duka mungkin merasa bahwa tidak ada tempat yang lebih baik selain bersama dengan mereka.
Ini karena orang yang sedang berduka sedang dalam keadaan meningkatnya perasaan sedih dan kesepian.
Alih-alih mencoba menunjukkan gambaran keadaan mereka secara positif, kita lebih baik memberikan dukungan dengan mengakui kehilangan mereka, menyampaikan belasungkawa, dan memvalidasi perasaan mereka.
5. “Semua terjadi karena ada alasannya…”
Setiap kita bertemu dengan seorang teman yang sedang berduka, kita mungkin berkata “ Semua terjadi karena ada alasannya…”
Namun, frasa ini sebenarnya hanya sebuah alasan untuk menyangkal perasaan menyakitkan, sehingga perkataan kita terasa hampa dan meremehkan.
Oleh karena itu, hindari untuk mencari alasan atau pembenaran atas kehilangan, tetapi cobalah untuk menanggapi kesedihan mereka dengan penuh empati.
Alih-alih memberikan basa-basi, kita lebih baik membantu menyediakan ruang bagi orang yang berduka untuk mengekspresikan perasaannya dan menjadi pendukung setianya.
6. “Jangan menangis…”
Menyuruh seseorang yang sedang berduka untuk tidak menangis tampak seperti meringankan penderitaannya.
Namun, sebenarnya ini berdampak sebaliknya, karena menangis adalah respon alami terhadap rasa sakit dan kehilangan yang mendalam.
Jadi, ketika seseorang berusaha untuk menahannya, itu hanya akan menyebabkan pengabaian emosional.
Oleh karena itu, kita perlu memahami pentingnya mengekspresikan rasa sakit melalui tangisan air mata daripada mencoba menekannya.
Kita harus lebih mendorong mereka untuk mengungkapkan kesedihan, bukan menahannya dalam diri mereka sendiri.
Biarkan mereka menangis sebagai tanda respons rasa sakit yang mendalam, karena ini adalah proses penyembuhan yang diperlukan.
7. “Jadilah kuat…”
Setiap orang yang sedang berduka seringkali dituntut untuk menjadi kuat secara mental, tetapi kekuatan bukan berarti menahan emosi, ini tentang keberanian untuk menghadapinya.
Oleh karena itu, orang yang sedang berduka selalu menunjukkan kerentanan mereka, dan itu bukanlah sebuah kelemahan, tetapi keberanian untuk tampil dan memiliki kendali atas emosinya.
Jadi, cobalah untuk berempati dan memberikan mereka kesempatan untuk berduka, sehingga mereka tidak berusaha menunjukkan kerentanannya.
Tag: #frasa #tidak #boleh #anda #ucapkan #kepada #seseorang #yang #sedang #berduka #menurut #psikologi