Kartini Masa Kini: Kolaborasi Lintas Generasi Lahirkan KebayaKekinian yang Unik!
Kartini Masa Kini: Kolaborasi Lintas Generasi Lahirkan Kebaya Kekinian (Dok. Istimewa)
07:19
29 April 2025

Kartini Masa Kini: Kolaborasi Lintas Generasi Lahirkan KebayaKekinian yang Unik!

Dalam semangat memperingati Hari Kartini, sebuah perayaan kolaboratif bertajuk "Perempuan Berkarya: Lintas Generasi dan Budaya" sukses digelar di Warung Turki, Jakarta. 

Acara ini menjadi ruang pertemuan bagi perempuan dari berbagai latar belakang, mulai dari komunitas perkawinan campur, sociopreneur muda, desainer, pelajar, hingga pelaku usaha kreatif untuk bersama-sama menghidupkan kembali nilai perjuangan Kartini melalui karya dan aksi nyata.

Diprakarsai oleh sejumlah sosok perempuan inspiratif seperti Maya Miranda Ambarsari (womenpreneur, sociopreneur, sekaligus pemilik Rumah Belajar Miranda), Yanti Subianto (pemilik Warung Turki), dan Liesna Subianto (desainer Kebaya Jeng Sri), acara ini juga didukung penuh oleh perkumpulan Srikandi Mixed Marriages yang diketuai Ani Natalia. 

Tak ketinggalan, tiga perempuan muda dari 3 Saudari, Cahaya Manthovani, Karina Alya Manthovani, dan Nadira Parsa Manthovani turut hadir membawa energi baru sebagai representasi Kartini masa kini.

Maya Miranda Ambarsari menekankan pentingnya solidaritas antarperempuan lintas generasi dan budaya. Menurutnya, sinergi semacam ini dapat melahirkan inovasi, kreativitas, sekaligus dampak sosial nyata.

Kartini Masa Kini: Kolaborasi Lintas Generasi Lahirkan Kebaya Kekinian (Dok. Istimewa)Kartini Masa Kini: Kolaborasi Lintas Generasi Lahirkan Kebaya Kekinian (Dok. Istimewa)

"Saya percaya ketika perempuan dari berbagai generasi dan latar belakang bersatu, akan lahir inovasi, kreativitas, dan dampak sosial yang luar biasa. Melalui karya-karya ini, kita membawa semangat Kartini untuk terus relevan di masa kini," ujar Maya dalam acara yang berlangsung Sabtu, 26 April 2025.

Senada dengan Maya, Ketua Perkumpulan Srikandi Mixed Marriages, Ani Natalia, mengungkapkan bahwa acara ini bukan sekadar perayaan simbolik Hari Kartini, melainkan bentuk nyata dari perwujudan perempuan masa kini: berkarya, berkolaborasi, dan berbagi.

"Ini bukan sekadar perayaan Hari Kartini, tapi perwujudan semangat Kartini masa kini," tegas Ani.

Cahaya Manthovani, Ketua Harian Yayasan Inklusi Pelita Bangsa dan juga Direktur Eksekutif PT Bumi Serang Asri, menyuarakan pentingnya kreativitas sebagai kekuatan sosial. Ia mengajak generasi muda untuk menggunakan karya mereka sebagai alat perubahan.

"Kartini-kartini muda, ayo kita lebih berani lagi untuk menunjukkan kreativitas kita. Kita juga harus bangga dengan budaya kita sendiri, sehingga otomatis budaya kita ikut terpromosikan. Terus berkarya, terus upgrade diri," ujar Cahaya.

Sementara itu, Yanti Subianto menambahkan bahwa lokasi acara di Warung Turki melambangkan kolaborasi tanpa batas negara.

"Ini menjadi simbol bahwa kolaborasi ini benar-benar lintas batas, tidak hanya generasi dan budaya, tetapi juga geografis," ungkap Yanti dengan penuh semangat.

Fashion Show Lintas Generasi: Tradisi Bertemu Kreativitas

Salah satu sorotan utama dari acara ini adalah fashion show kolaboratif antara desainer Liesna Subianto dan ilustrator muda Nadira Parsa Manthovani (Nara). 

Dalam usianya yang baru 18 tahun, Nara menciptakan ilustrasi tujuh karakter perempuan dari budaya Betawi, Jawa, Bali, Sumatera Barat, Dayak, Tionghoa, dan Papua. Ilustrasi tersebut diolah Liesna menjadi desain kebaya modern yang dinamis dan berjiwa muda.

"Ilustrasi saya terinspirasi dari keragaman budaya Indonesia. Aku ingin generasi muda lebih bangga dengan budaya sendiri, bukan hanya terpesona budaya luar," tutur Nara, yang menghabiskan hingga lima jam untuk merampungkan tiap ilustrasi.

Koleksi yang ditampilkan menggabungkan bahan katun, lukisan tangan akrilik bertema bunga, serta perpaduan kain tradisional seperti Batik Cirebon, Jawa, Jambi, hingga Bali. 

Model kutubaru dan kartinian klasik diinterpretasikan ulang dengan warna-warna cerah dan corak ilustrasi berani, menciptakan gaya yang segar namun tetap menghormati akar budaya.

Liesna Subianto berharap kolaborasi ini dapat menjembatani generasi muda dengan kekayaan budaya Nusantara.

"Saya ingin generasi muda merasa bahwa budaya tradisional bisa dihidupkan kembali dengan gaya lebih ringan dan lebih bebas, namun tetap bermakna," jelas Liesna, yang juga merupakan dosen di ESMOD Jakarta.

Tujuh tampilan kebaya ini diperagakan oleh perempuan dari berbagai profesi, dengan Karina Alya Manthovani sebagai muse utama. Karina, yang aktif di dunia modeling, menyebut bahwa fashion show ini mencerminkan pertumbuhan perempuan Indonesia yang semakin bebas berekspresi.

"Fashion show ini menjadi bentuk nyata dari 'growth': perempuan Indonesia kini lebih bebas berekspresi, lebih terbuka, dan berani menunjukkan kreativitasnya," kata Karina.

Editor: Dinda Rachmawati

Tag:  #kartini #masa #kini #kolaborasi #lintas #generasi #lahirkan #kebayakekinian #yang #unik

KOMENTAR