Bikin Penasaran! Viral Kuliner Sate Tanpa Daging, Begini Penampakannya
Ilustrasi sate - (Unsplash/@akharis)
14:35
10 April 2025

Bikin Penasaran! Viral Kuliner Sate Tanpa Daging, Begini Penampakannya

Menu tusuk sate pedas tanpa daging saat ini tengah viral di media sosial. Konsep menu baru tersebut ditawarkan oleh sebuah restoran barbekyu yang terletak di wilayah China selatan dan berhasil menarik minat banyak pengunjung, khususnya para perempuan.

Restoran ini menawarkan 50 tusuk sate bambu pedas hanya dengan harga 10 yuan atau sekitar Rp 24.000.

Hidangan yang tergolong sangat terjangkau ini langsung populer di kalangan para pengunjung wanita yang mencari camilan ringan namun tetap lezat.

Kepopuleran restoran tersebut semakin melambung berkat sebuah video makanan yang viral pada 21 Maret 2025, yang menunjukkan seorang koki asal provinsi Hunan sedang memanggang tusuk sate bambu dengan taburan daun bawang segar dan bubuk cabai.

Dalam video yang beredar di Douyin (TikTok versi China) tersebut, terlihat jelas bagaimana tusuk sate bambu yang sederhana dapat menjadi hidangan yang menggugah selera, dan lebih dari 600.000 like terkumpul setelah video tersebut dibagikan.

Tampilan tusuk sate pedas. [Douyin]Tampilan tusuk sate pedas. [Douyin]

Dilansir dari South China Morning Post pada Rabu (9/4/2025), sosok di balik inovasi ini adalah seorang pria bernama Ma, yang dikenal sebagai pencipta hidangan tersebut.

Ma menjelaskan bahwa ide dasar dari hidangan ini adalah untuk memberikan pengalaman menikmati rasa tanpa mengkhawatirkan dampak kalori, khususnya bagi para wanita yang ingin menikmati camilan larut malam tanpa menambah berat badan.

Dengan konsep ini, Ma berharap tusuk sate bambu pedas ini bisa menjadi alternatif ringan namun tetap memuaskan keinginan untuk makan camilan.

Sejak pertama kali diperkenalkan, hidangan ini mencatatkan penjualan yang sangat luar biasa. Setiap harinya, lebih dari 100 porsi tusuk sate bambu terjual dan terjadi peningkatan sebesar 30 persen dalam jumlah pengunjung yang datang ke restoran tersebut.

Meskipun harganya murah, setiap porsi tusuk sate bambu ini menghasilkan laba bersih antara empat hingga lima yuan atau sekitar Rp 11.500.

Salah seorang pelanggan mengungkapkan bahwa hidangan ini sangat cocok dikonsumsi saat dia sedang menjalani diet, bahkan dia menambahkan mustard untuk memberikan rasa ekstra pada tusuk sate bambu pedas tersebut.

Namun, meskipun banyak yang memberikan respon positif, tak sedikit juga komentar negatif yang muncul di dunia maya.

Beberapa netizen menyatakan kekhawatiran mereka mengenai kebersihan tusuk sate bambu yang digunakan kembali, meskipun Ma dengan tegas menjamin bahwa tusuk sate bambu tersebut hanya digunakan sekali pakai.

Ia juga menyebutkan bahwa restoran tempatnya beroperasi berencana untuk mengembangkan lebih banyak hidangan inovatif lainnya untuk terus menarik lebih banyak pengunjung.

Meski begitu, tidak semua orang menyukai konsep ini. Beberapa komentator di media sosial menganggap konsep tersebut terlalu sederhana, bahkan publik menyebutnya "gila" dan "membosankan."

Beberapa orang menyarankan agar pembeli mencoba alternatif camilan dengan lebih murah, seperti hanya menjilati bumbu mi instan di rumah sebagai penghemat biaya.

Beredar pula komentar yang menyarankan pemilik restoran untuk lebih fokus pada peningkatan kualitas dan rasa hidangan yang disajikan, alih-alih mengandalkan "gimmick" seperti tusuk sate bambu pedas yang terkesan aneh.

Selain itu, meskipun tusuk sate bambu pedas ini sedang populer, hidangan serupa ternyata juga sudah banyak bermunculan di seluruh China.

Sebagai contoh, pada Juni 2023, sebuah vendor lain di provinsi Hunan memperkenalkan hidangan yang disebut "kerikil pedas", yang menggunakan batu sungai kecil yang ditumis bersama cabai, bawang putih, perilla, dan rosemary.

Hidangan tersebut dijual dengan harga 16 yuan atau sekitar Rp 37.000 per porsi, lebih mahal dari tusuk sate bambu pedas, dan merupakan hidangan dengan sejarah panjang yang dikenal dengan nama "suo diu," yang berasal dari kebiasaan para tukang perahu di sepanjang Sungai Yangtze.

Hidangan ini juga menjadi cukup populer selama Perang China-Jepang dan akhirnya menjadi makanan tradisional khas di Yunnan, China barat daya.

Di sisi lain, di musim panas, pedagang di provinsi Jiangxi juga menawarkan camilan unik berupa es balok panggang yang dibumbui dengan jinten, cabai, dan bubuk merica, memberikan pengalaman kuliner yang memadukan sensasi dingin dan pedas.

Editor: Elga Maulina

Tag:  #bikin #penasaran #viral #kuliner #sate #tanpa #daging #begini #penampakannya

KOMENTAR