Ramai Kabur Aja Dulu, Gitasav Ungkap Suka Duka Jadi Imigran
Gitasav di Luar Negeri [Instagram/Gitasav]
14:43
15 Februari 2025

Ramai Kabur Aja Dulu, Gitasav Ungkap Suka Duka Jadi Imigran

Media sosial belakangan ramai dengan tagar Kabur Aja Dulu. Tren ini merujuk pada keinginan pindah ke luar negeri untuk mendapatkan hidup lebih baik.

Soal tren Kabur Aja Dulu, influencer Gita Savitri atau Gitasav punya pandangan tersendiri. Perempuan yang lama tinggal di Jerman itu memberikan perspektif soal suka duka tinggal di luar negeri.

Gita tumbuh dari keluarga yang terbiasa tinggal di luar negeri. Hal ini yang membuatnya cukup paham soal kesulitan di negeri orang.

Bokap nyokap gue dulu tinggal di Jerman. Keluarga besar gue juga dulu banyak yang kuliah di Jerman, bahkan sampai ada perkumpulan keluarga Palembang terutama di Berlin,” ungkap Gita di Instagram Story miliknya, dikutip Minggu (15/2/2025).

Sang ayah kemudian berpindah ke Amerika Serikat di masa krisis moneter 1998. Ayah Gita bekerja menjadi waiters restoran kalamiri.

Potret Gita Savitri alias Gitasav (Instagram/gitasav)Potret Gita Savitri alias Gitasav (Instagram/gitasav)

Dari gue kecil, gue udah dikasih tau kalau kondisi hidup di Indo tidak ideal, dan gue punya alternatif untuk tinggal di luar,” imbuhnya.

Kandati demikian Gita menyebut tinggal di luar negeri juga tak mudah.

Tinggal di luar negeri itu nggak mudah. Lo selalu dalam survival mode karena lo gak punya safety net kayak di Indonesia. Lo gagal, lo kenapa-kenapa, cuma lo yang bisa diandalin. Dan untuk menata hidup "secure" sebagai imigran itu butuh bertahun-tahun. Menjadi imigran sulitnya dua kali lipat,” ungkap Gita.

Gita menegaskan Negara Barat juga tengah mengalami kesulitan ekonomi sehingga kondisinya juga tak baik-baik saja. Ia menyarankan untuk riset lebih dalam jika memang ingin tinggal di luar negeri. 

Apalagi kalau pingin kabur karena tergiur konten diaspora pamer gaji. Euro/dollar jauh lebih tinggi dibanding rupiah. Jelas, akan kelihatan bombastis," tulis Gita.

Langkah paling realistis adalah convert gaji tersebut ke rupiah yang sesuaikan dengan living cost di Indonesia, biar ketahuan gimana gaji itu kalo skenarionya di Indo. Karena living cost di luar negeri mahal banget,” tambahnya.

Gita juga menekankan berbagai masalah yang harus dihadapi imigran termasuk dampak problem politik. Namun ia juga tak menyalahkan orang yang ingin pindah ke luar negeri dengan kondisi tanah air yang mengkhawatirkan.

Gue tau kondisi di Indonesia makin parah. Makanya gue juga gak nyalahin orang yang memilih cabut. Gak usah dengerin orang yg bilang kita gak nasionalis,” ujar Gita. 

“Toh negara as a state juga hadir bukan untuk serving orang-orang kaya kita. Tapi tetap harus realistis bikin keputusan, supaya gak zonk,” tandasnya.

Editor: Husna Rahmayunita

Tag:  #ramai #kabur #dulu #gitasav #ungkap #suka #duka #jadi #imigran

KOMENTAR