Pria yang Kurang Kasih Sayang Saat Tumbuh Dewasa Biasanya Menunjukkan 6 Perilaku Ini Menurut Psikologi
Perilaku pria kurang kasih sayang saat tumbuh dewasa menurut Psikologi. (Pexels/ Alena Darmel)
09:10
22 September 2024

Pria yang Kurang Kasih Sayang Saat Tumbuh Dewasa Biasanya Menunjukkan 6 Perilaku Ini Menurut Psikologi

 

 Menurut Psikologi, pria yang kurang mendapatkan kasih sayang saat tumbuh dewasa cenderung menunjukkan sederet perilaku khas yang mencerminkan pengalaman emosional mereka di masa lalu.

Perilaku ini biasanya berkembang sebagai respons terhadap kurangnya kasih sayang yang seharusnya mereka terima selama masa tumbuh kembang hingga dewasa. Psikologi menunjukkan bahwa hubungan awal dengan orang tua atau pengasuh memainkan peran penting dalam pembentukan kepercayaan diri dan kemampuan menjalin hubungan.

Ketika kasih sayang yang dibutuhkan tidak terpenuhi, hal ini dapat mempengaruhi cara pria tersebut berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Perilaku ini sering kali terlihat dalam hubungan dewasa mereka, baik dalam aspek emosional maupun interpersonal.

Dikutip dari Hack Spirit pada Minggu (22/9), dijelaskan bahwa setidaknya ada delapan perilaku yang menunjukkan seorang pria mengalami kurang kasih sayang saat tumbuh dewasa menurut Psikologi.

  1. Kesulitan mengekspresikan emosi mentah

Individu yang kurang mendapat afeksi semasa kecil seringkali mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan terdalam mereka. Mereka cenderung menghindari pembicaraan yang melibatkan emosi dan terlihat tidak nyaman ketika harus membuka diri.

Interaksi mereka biasanya hanya sebatas permukaan, tanpa menyelami aspek emosional yang lebih dalam. Hal ini dapat menghambat terciptanya hubungan yang intim dan bermakna dengan orang lain.

Mereka seolah takut untuk mengeksplorasi sisi emosional mereka sendiri, yang berakar dari kurangnya pengalaman berbagi perasaan di masa lalu. Kondisi ini dapat berlanjut hingga dewasa jika tidak ditangani dengan tepat.

  1. Kebutuhan akan validasi yang tinggi 

Orang tua yang bertanggung jawab selalu berusaha membuat anak mereka merasa istimewa dan dihargai. Namun, mereka yang kekurangan afeksi di masa kecil cenderung terus mencari validasi di kemudian hari.

Hal ini dapat termanifestasi dalam berbagai cara, seperti perilaku berganti-ganti pasangan tanpa menjalin ikatan emosional yang dalam. Atau bisa juga dengan terlalu sering membagikan informasi pribadi di media sosial demi mendapatkan likes dan komentar positif.

Dalam hubungan romantis, mereka mungkin terkesan terlalu menuntut perhatian pasangan, yang justru bisa membuat pasangan merasa tidak nyaman. Kebutuhan akan validasi yang tidak terpenuhi ini seringkali membuat mereka sulit merasa puas dan tenang.

  1. Kecenderungan menjadi penghibur orang lain

Kurangnya afeksi di masa kecil dapat mendorong seseorang untuk selalu berusaha menyenangkan orang lain. Mereka memiliki keinginan kuat untuk disukai dan diterima, sebagai kompensasi atas kurangnya kasih sayang yang mereka terima dulu.

Perilaku ini membuat mereka rentan dimanfaatkan oleh orang lain, karena batasan pribadi mereka seringkali diabaikan. Mereka rela melakukan apa saja demi mendapatkan persetujuan dan penerimaan dari sekitar.

Sayangnya, hal ini justru bisa membuat mereka kehilangan jati diri dan sulit memprioritaskan kebutuhan diri sendiri. Pada akhirnya, pola perilaku seperti ini dapat menyebabkan kelelahan emosional dan rasa frustrasi yang mendalam.

  1. Rendahnya tingkat kepercayaan diri

Salah satu alasan penting memberikan afeksi kepada anak adalah untuk membangun rasa percaya diri mereka. Ketika seseorang tumbuh dengan minimnya kasih sayang, hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak mampu dan rendah diri di kemudian hari.

Fondasi kepercayaan diri mereka lemah karena jarang mendapatkan penguatan positif selama tahun-tahun formatif. Akibatnya, mereka menjadi sangat sensitif terhadap kritik. Setiap masukan negatif, sekecil apapun, dapat dirasakan sebagai serangan pribadi alih-alih kesempatan untuk berkembang.

 Mereka cenderung bereaksi berlebihan terhadap kritik dan sulit menerima umpan balik yang membangun.

  1. Menghindari keintiman

Individu yang kurang mendapat afeksi di masa kecil seringkali kesulitan menjalin hubungan intim saat dewasa. Mereka mungkin merasa takut atau tidak nyaman dengan kedekatan emosional maupun fisik.

Beberapa bahkan secara tidak sadar menciptakan jarak dalam hubungan, menghilang begitu saja ketika mulai merasa dekat dengan seseorang. Prospek menjalin hubungan yang intim bisa terasa sangat menakutkan bagi mereka.

Meski demikian, pola perilaku ini bisa diubah melalui kesadaran diri dan usaha yang konsisten. Namun, proses mengubah kebiasaan yang sudah tertanam dalam diri bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan perjuangan setiap hari.

  1. Sikap terlalu mandiri

Kurangnya afeksi di masa kecil terkadang mendorong seseorang untuk menjadi sangat mandiri sebagai bentuk kompensasi. Mereka berusaha membuktikan pada diri sendiri dan orang lain bahwa mereka bisa sukses tanpa bantuan siapapun.

Keyakinan ini begitu kuat hingga mereka menganggap meminta bantuan sebagai tanda kelemahan. Sikap ini sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan diri untuk melindungi mereka dari rasa sakit dan kekecewaan yang pernah dialami di masa lalu.

Meski kemandirian adalah sifat positif, namun jika berlebihan justru dapat menghambat kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan yang sehat dan saling mendukung dengan orang lain.

 

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #pria #yang #kurang #kasih #sayang #saat #tumbuh #dewasa #biasanya #menunjukkan #perilaku #menurut #psikologi

KOMENTAR