26
ILUSTRASI: Seseorang yang tumbuh dalam keluarga yang religius. (Freepik)
11:00
30 Januari 2025
Orang-Orang yang Dibesarkan dalam Keluarga yang Sangat Religius Sering Kali Menunjukkan 8 Perilaku Ini Saat Dewasa, Menurut Psikologi
Lingkungan keluarga memiliki pengaruh besar dalam membentuk kepribadian dan perilaku seseorang hingga dewasa, termasuk keluarga yang sangat religius. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga semacam ini sering kali dididik dengan nilai-nilai agama yang kuat, norma yang ketat, serta pedoman moral yang mendalam. Psikologi menunjukkan bahwa pengalaman tersebut meninggalkan bekas mendalam yang dapat terlihat dari perilaku mereka saat dewasa. Dilansir dari Geediting pada Kamis (30/1), terdapat delapan perilaku yang sering muncul pada individu yang tumbuh dalam keluarga yang sangat religius.
1. Cenderung Menjunjung Tinggi Nilai Moral dan Etika
Orang dewasa yang tumbuh dalam keluarga religius biasanya memiliki standar moral yang tinggi. Mereka terbiasa membedakan dengan jelas antara yang benar dan salah berdasarkan ajaran agama yang diterapkan sejak dini. Ini sering kali membuat mereka menjadi individu yang jujur, bertanggung jawab, dan berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Namun, dalam beberapa kasus, standar moral yang terlalu kaku dapat membuat mereka sulit menerima perbedaan atau fleksibilitas dalam situasi tertentu.
2. Mengutamakan Kehidupan Spiritual dalam Rutinitas Harian
Kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil, seperti beribadah secara teratur, membaca kitab suci, atau berdoa, cenderung menjadi bagian integral dari kehidupan mereka. Orang dewasa yang berasal dari latar belakang keluarga religius sering kali melibatkan praktik spiritual ini dalam rutinitas harian mereka, bahkan ketika menghadapi tekanan hidup.
Hal ini juga sering menjadi sumber ketenangan dan kekuatan dalam menghadapi tantangan.
3. Mengalami Konflik Internal tentang Kehidupan Duniawi
Individu yang dibesarkan dalam keluarga religius mungkin menghadapi konflik antara nilai-nilai agama mereka dan tekanan dunia modern. Misalnya, mereka bisa merasa bersalah ketika melakukan hal-hal yang dianggap "kurang religius" oleh keluarganya, seperti memilih pekerjaan tertentu, menjalani gaya hidup tertentu, atau bergaul dengan orang-orang yang tidak seiman.
Konflik ini sering kali memunculkan perasaan cemas atau ketakutan akan penilaian sosial dan spiritual.
4. Sikap yang Cenderung Konservatif terhadap Perubahan Sosial
Banyak orang dari latar belakang keluarga religius tumbuh dengan pandangan tradisional yang diajarkan oleh agama dan keluarganya. Hal ini membuat mereka cenderung konservatif dalam menghadapi isu-isu sosial, seperti pernikahan, hubungan antaragama, atau peran gender.
Namun, ada pula yang justru berkembang menjadi lebih toleran dan berpikiran terbuka setelah terpapar dengan lingkungan atau pengalaman yang lebih beragam.
5. Kesulitan dalam Menjalin Hubungan di Luar Lingkaran Agama
Salah satu efek samping dari tumbuh dalam keluarga religius adalah keterbatasan dalam berinteraksi dengan individu yang berbeda keyakinan. Banyak yang merasa lebih nyaman berhubungan dengan orang-orang yang memiliki pandangan serupa.
Namun, hal ini dapat menjadi penghalang untuk membangun hubungan yang inklusif dan saling memahami dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.
6. Kecenderungan Menekan atau Menolak Perasaan Negatif
Banyak keluarga religius mengajarkan pentingnya bersyukur, berserah diri, dan memandang kehidupan secara positif. Meskipun ini merupakan nilai yang baik, beberapa individu dewasa dari latar belakang religius cenderung menekan emosi negatif seperti marah, kecewa, atau sedih, karena takut dianggap kurang beriman.
Hal ini, menurut psikologi, dapat memicu stres atau gangguan emosional jika perasaan tersebut tidak dikelola dengan baik.
7. Memiliki Keterikatan yang Erat dengan Komunitas Agama
Sebagai bagian dari ajaran agama, individu yang tumbuh dalam keluarga religius sering kali memiliki hubungan yang erat dengan komunitas agama mereka. Di usia dewasa, mereka cenderung aktif dalam kegiatan keagamaan, seperti menghadiri pertemuan, acara sosial, atau melakukan kegiatan amal bersama komunitasnya.
Ikatan ini sering kali menjadi sumber dukungan emosional dan rasa memiliki.
8. Cenderung Mengutamakan Keluarga di Atas Segalanya
Agama sering kali menekankan pentingnya keluarga sebagai institusi utama dalam kehidupan. Orang dewasa dari keluarga religius biasanya sangat menghargai hubungan keluarga dan berusaha memelihara tradisi, nilai, serta kebiasaan yang diwariskan oleh orang tua mereka.
Namun, dalam beberapa kasus, ini juga dapat menyebabkan mereka merasa tertekan oleh harapan keluarga atau tanggung jawab yang besar.
Penutup
Lingkungan keluarga yang sangat religius memang membentuk pola pikir dan perilaku seseorang secara mendalam. Meskipun banyak dampak positif yang dapat diambil dari pendidikan religius, seperti nilai-nilai moral yang kuat dan kehidupan spiritual yang teratur, ada pula tantangan yang dihadapi, terutama dalam beradaptasi dengan dunia modern yang lebih beragam dan kompleks.
Psikologi mengingatkan bahwa keseimbangan adalah kunci. Menghargai ajaran agama sambil tetap terbuka terhadap perbedaan dapat membantu individu tumbuh menjadi pribadi yang lebih fleksibel, toleran, dan bahagia dalam kehidupannya.
Editor: Bintang Pradewo
Tag: #orang #orang #yang #dibesarkan #dalam #keluarga #yang #sangat #religius #sering #kali #menunjukkan #perilaku #saat #dewasa #menurut #psikologi