Heboh Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Dokter, Petugas Medis di India Kini Hidup dalam Ketakutan
Aksi unjuk rasa atas meninggalnya seorang dokter di India. 
11:10
18 Agustus 2024

Heboh Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Dokter, Petugas Medis di India Kini Hidup dalam Ketakutan

Ratusan dokter dan staf medis berunjuk rasa di jalan-jalan Delhi akhir pekan ini, sebagai bentuk protes atas pembunuhan dan pemerkosaan dokter berusia 31 tahun.

Dilaporkan Sky News, aksi unjuk rasa itu mengakibatkan pemogokan selama 24 jam di semua rumah sakit pemerintah.

Asosiasi Medis India, yang memiliki lebih dari 1.700 cabang dan beranggotakan 350.000 dokter, menyerukan pemogokan dari jam 6 pagi pada hari Sabtu (17/8/2024) hingga jam 6 pagi pada hari Minggu.

Ini adalah aksi pemogokan terbesar yang dilakukan oleh para dokter India dalam satu dekade, yang berarti semua layanan, kecuali perawatan darurat, tidak memiliki staf.

Jumlah staf yang terlibat dilaporkan sekitar satu juta orang.

Dr Smita Malhotra, seorang dokter anak yang turut serta dalam aksi protes di Delhi, mengatakan kepada Sky News:

"Insiden ini mencerminkan kebusukan dalam masyarakat kita, tentang kurangnya rasa hormat terhadap perempuan dan terhadap profesi itu sendiri."

"Serangan terhadap dokter meningkat dari hari ke hari dan semakin parah."

Kebrutalan kejahatan ini telah menghebohkan semua orang di India.

Demonstran di Delhi pada hari Sabtu Demonstran di Delhi pada hari Sabtu (via Sky News)

Dilaporkan sebelumnya pada tanggal 9 Agustus, seorang dokter wanita menjalani shift malam di Rumah Sakit RG Kar di Kolkata, ibu kota negara bagian Benggala Barat.

Keesokan paginya, ia ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa, dengan tanda kekerasan seksual, dan jasadnya dimutilasi.

Ibunya adalah orang terakhir yang berbicara dengannya pada pukul 11.15 malam.

Ketika sang ibu mencoba menelepon putrinya itu di pagi hari, ia tidak mengangkatnya.

Para dokter di rumah sakit itu mulai meminta penyelidikan yang tepat.

Pengadilan Tinggi Kolkata turun tangan ketika merasa polisi setempat tidak kompeten dalam menangani kasus tersebut.

Penyelidikan tersebut diserahkan kepada Biro Investigasi Pusat, sebuah badan federal.

Seorang relawan sipil berusia 31 tahun telah ditahan.

Namun menurut keluarga korban, pelaku kejahatan berjumlah lebih dari 1 orang, mengutip Associated Press.

Kata Demonstran

Dr Kumari Acharya, seorang ahli saraf di Rumah Sakit Ram Manohar Lohia, mengatakan kepada Sky News:

"Ada kekejaman terhadap dokter setiap hari, tetapi dokter biasanya tidak siap untuk melakukan protes karena kami tahu itu akan membahayakan pasien kami."

"Tetapi kali ini semua orang telah angkat bicara karena ini adalah insiden yang sangat serius."

"Rumah sakit adalah rumah kami, kami menghabiskan banyak waktu di sini dan hal ini masih terjadi pada kami."

"Bagaimana kami bisa melayani orang jika kami sendiri tidak aman?".

Di Rumah Sakit Lady Harding, terjadi pertikaian singkat antara dokter dan polisi.

Petugas mengunci gerbang untuk mencegah dokter berunjuk rasa.

Tetapi setelah mendapat jaminan bahwa unjuk rasa tidak akan berujung kekerasan, para pengunjuk rasa akhirnya diizinkan memasuki jalan yang ditutup.

Berbicara kepada Sky News, Dr. Pankaj Garg, seorang dokter anak dari Rumah Sakit Sir Ganga Ram, mengatakan:

"Putri saya bekerja sebagai dokter magang di sekolah kedokteran Lady Harding."

"Dia bertugas malam tiga hari yang lalu, saya meneleponnya tiga kali pada malam hari untuk menanyakan apakah dia baik-baik saja, itulah jenis ketakutan yang kami, para orang tua, rasakan sekarang."

Asosiasi medis menuntut undang-undang perlindungan terpusat di seluruh negeri untuk memberikan perbaikan menyeluruh terhadap kondisi kerja dan jaminan tempat aman bagi dokter residen.

Mereka juga menuntut penyelidikan cepat, keadilan, dan kompensasi keluarga dalam kasus terbaru.

Dr. Garg berkata: "Jika kami tidak aman di rumah sakit kita, maka sistem kesehatan ini akan hancur."

"Kami menginginkan undang-undang perlindungan terpusat, keselamatan dokter kita adalah yang terpenting."

"Para legislator mengatakan ini adalah masalah kesehatan, tetapi keselamatan dokter bukanlah masalah kesehatan, itu adalah hak asasi."

"Pemerintah perlu melakukan tugas dan tanggung jawab dasarnya untuk menyelamatkan saya sebagai warga negara."

Kasus Serupa pada Tahun 2012

Kasus pemerkosaan dan pembunuhan brutal seperti ini pernah terjadi terhadap seorang mahasiswa fisioterapi di Delhi pada tahun 2012.

Kemarahan atas insiden itu memicu protes nasional.

Undang-undang baru diberlakukan, undang-undang lama diperkuat, hukuman dibuat lebih berat, dan pengadilan jalur cepat didirikan untuk mengadili kasus-kasus kejahatan terhadap perempuan.

Namun, tampaknya tidak ada banyak perubahan di lapangan.

Angka terbaru dari Biro Catatan Kejahatan Nasional menunjukkan jumlah kasus pemerkosaan di India meningkat.

Pada tahun 2022, polisi mencatat 31.516 laporan pemerkosaan, meningkat 20 persen dari tahun sebelumnya.

Itu berarti sekitar 86 pemerkosaan terjadi setiap harinya secara nasional.

Angka hukuman juga rendah.

Dr. Acharya berkata: "Kemarin setelah shift saya, saya merasa takut untuk pergi ke ruang tugas saya, jadi saya tinggal di bangsal yang lebih banyak orangnya."

"Kami hidup dalam ketakutan. Kami bagai diberi pilihan tentang bagaimana cara kami mati, karena penyakit atau karena pemerkosaan dan pembunuhan yang brutal."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Endra Kurniawan

Tag:  #heboh #kasus #pemerkosaan #pembunuhan #dokter #petugas #medis #india #kini #hidup #dalam #ketakutan

KOMENTAR