AS Kembali Kirim Bom Seberat 1 Ton ke Israel setelah Trump Batalkan Keputusan Biden
Awak amunisi memindahkan bom Mark 84 (MK-84) seberat 2.000 pon pada tanggal 21 April 2010, di Pangkalan Angkatan Udara Ellsworth, SD. (foto Angkatan Udara AS/Prajurit Kelas 1 Corey Hook). 
11:50
26 Januari 2025

AS Kembali Kirim Bom Seberat 1 Ton ke Israel setelah Trump Batalkan Keputusan Biden

- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah membatalkan keputusan pemerintahan Joe Biden yang menangguhkan pasokan bom seberat 2000 pon (1 ton) ke Israel tahun lalu.

Keputusan ini melibatkan instruksi dari Gedung Putih kepada Departemen Pertahanan AS (Pentagon) untuk melanjutkan pengiriman bom MK84 ke Israel.

Menurut laporan Axios yang mengutip tiga pejabat Israel, sebanyak 1800 bom MK84 yang disimpan di AS akan segera dimuat ke dalam kapal dan dikirim ke Israel dalam beberapa hari mendatang.

Sumber dari Reuters juga mengonfirmasi bahwa penangguhan pasokan bom tersebut telah dicabut, dan langkah ini diperkirakan akan terjadi secara luas.

Gedung Putih belum memberikan tanggapan resmi mengenai peluncuran bom tersebut.

Media Israel, Kan, melaporkan bahwa sebagian dari bom itu berada di gudang AS yang dikuasai oleh Israel, dan diharapkan akan segera dikirim ke tentara Israel.

Sebelumnya, pada Mei 2024, pemerintahan Joe Biden memutuskan untuk menangguhkan sejumlah pasokan bom berat ke Israel.

Penangguhan ini dilakukan karena kekhawatiran bahwa bom tersebut akan digunakan dalam serangan di Jalur Gaza, yang berpotensi menyebabkan lebih banyak korban di kalangan warga Palestina.

Joe Biden, yang dikenal sebagai pendukung Israel, menghadapi kritik tajam dari para demonstran global karena kebijakan pemerintahannya yang mengalirkan bantuan militer lebih banyak ke Israel.

Israel Gunakan Bom Berat di Jalur Gaza

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Global Public Health pada Oktober 2024 menunjukkan bahwa selama perang yang dilancarkan oleh Israel di Jalur Gaza, bom seberat 2000 pon dijatuhkan di dekat rumah sakit.

Analisis tersebut, yang melibatkan Universitas Harvard, menemukan bahwa antara 7 Oktober hingga 17 November 2023, 25 persen dari seluruh rumah sakit di Gaza berada dalam jangkauan ledakan bom.

Jumlah korban di Jalur Gaza terus meningkat, dengan lebih dari 47.283 jiwa tewas dan 111.472 lainnya terluka sejak 7 Oktober 2023 hingga 23 Januari 2025, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Di sisi lain, Israel mencatat 1.147 kematian.

Pada 19 Januari 2025, Israel dan Hamas melakukan pertukaran tiga wanita Israel dengan 90 warga Palestina.

Selanjutnya, pada 25 Januari 2025, mereka melakukan pertukaran kedua, menukar empat tahanan tentara wanita Israel dengan 200 tahanan Palestina.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Editor: timtribunsolo

Tag:  #kembali #kirim #seberat #israel #setelah #trump #batalkan #keputusan #biden

KOMENTAR