Nasib Negosiasi Gencatan Senjata Hamas dan Israel usai Haniyeh Tewas, Disebut Temui Jalan Buntu
TEHERAN, IRAN - 31 JULI: Ratusan warga Iran yang berunjuk rasa ikut serta dalam protes terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala politik Hamas, di Palestine Square di Teheran, Rabu, 31 Juli 2024. Haniyeh tewas di pengasingan dalam serangan udara pada Rabu pagi di ibu kota Iran. Haniyeh tewas dalam serangan udara di Teheran setelah menghadiri pelantikan presiden baru Iran. Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas kematiannya. 
17:20
8 Agustus 2024

Nasib Negosiasi Gencatan Senjata Hamas dan Israel usai Haniyeh Tewas, Disebut Temui Jalan Buntu

Negosiasi mengenai usulan pertukaran tawanan dan gencatan senjata antara Israel dan faksi-faksi Palestina di Gaza mengalami kebuntuan.

Hal ini dilaporkan KAN, Lembaga Penyiaran Publik Israel, Rabu (7/8/2024), mengutip sumber-sumber Israel.

Sumber-sumber tersebut menyatakan, pembicaraan untuk melanjutkan negosiasi kesepakatan pertukaran sandera dan gencatan senjata yang diusulkan, saat ini terhenti.

Akibatnya, tidak ada tanggal baru yang ditetapkan untuk pertemuan selanjutnya antara kepala badan-badan keamanan Israel dan tiga negara mediator, yaitu Qatar, Mesir, dan Amerika.

Selain itu, hambatan untuk negosiasi juga dikarenakan ketidaksepakatan yang belum tuntas mengenai posisi Israel di Koridor Philadelphia dan Koridor Netzarim, wilayah-wilayah yang tidak ingin ditinggalkan Israel.

KAN juga melaporkan, keluarga-keluarga tahanan Israel di Gaza yang bertemu dengan tim negosiator Israel belum lama ini, menerima pesan-pesan yang pesimis terkait prospek kemajuan dalam negosiasi.

Anggota tim negosiasi Israel mengatakan pada keluarga sandera, mereka tidak melihat adanya kemajuan dalam negosiasi ini dalam waktu dekat.

Informasi ini sangat kontras dengan pernyataan yang dibuat oleh Amerika Serikat (AS).

Pada Rabu, Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional, John Kirby, mengatakan pada wartawan, kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas sudah sangat dekat.

"Ada usulan yang baik dari kedua belah pihak, dan mereka harus saling menerima usulan tersebut agar kita bisa mewujudkannya," kata Kirby, dilansir Anadolu Ajansi.

Kirby menambahkan, AS percaya kedua pihak perlu melakukan sedikit upaya terakhir untuk mencapai sebuah kesepakatan.

Sabtu lalu, tim negosiasi Israel meninggalkan Kairo, tidak lama setelah mereka tiba.

Menurut media Israel, Yedioth Ahronoth, delegasi tersebut kembali ke Tel Aviv karena terdapat perbedaan pendapat dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Dikutip dari Anews, baik mediator Mesir maupun Qatar serta Hamas, belum memberikan komentar mengenai dimulainya kembali perundingan pertukaran sandera setelah pembunuhan Haniyeh.

Israel telah mengajukan kesepakatan tiga tahap pada Mei lalu yang akan mengakhiri permusuhan di Gaza dan menjamin pembebasan para sandera di daerah tersebut.

Rencana tersebut mencakup gencatan senjata, pertukaran sandera, dan rekonstruksi di Gaza.

Rencana ini muncul di tengah serangan brutal Israel yang menghancurkan Jalur Gaza sejak Hamas menyerang Israel Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 39.600 warga Palestina yang mayoritas perempuan dan anak-anak telah terbunuh, dan puluhan ribu lainnya terluka.

Lebih dari 10 bulan setelah perang di Gaza, sebagian besar wilayah tersebut berada dalam reruntuhan serta blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.

(mg/aliifa)

Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #nasib #negosiasi #gencatan #senjata #hamas #israel #usai #haniyeh #tewas #disebut #temui #jalan #buntu

KOMENTAR