Cerita Warga Palestina Sambut Gencatan Senjata, Tidak Tidur Semalaman karena Ingin Segera Pulang
Warga Palestina membawa barang-barang mereka saat berjalan kembali ke kota Rafah di Jalur Gaza selatan setelah penarikan sebagian pasukan Israel dari kota tersebut. 
10:50
20 Januari 2025

Cerita Warga Palestina Sambut Gencatan Senjata, Tidak Tidur Semalaman karena Ingin Segera Pulang

- Setelah gencatan senjata mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025) pagi di Gaza, ribuan warga Palestina kini bisa kembali ke rumah mereka.

Banyak orang berkumpul di seluruh Jalur Gaza untuk merayakan gencatan senjata tersebut.

Koresponden The New Arab di Gaza berbicara dengan beberapa penduduk setempat tentang perasaan mereka setelah gencatan senjata yang telah lama ditunggu-tunggu akhirnya terlaksana.

Yasser Abu Younis yang mengungsi ke daerah Mawasi di Khan Younis, kini bisa kembali ke Rafah, di selatan Gaza.

"Saya tidak tidur tadi malam," kata ayah empat anak itu kepada The New Arab.

"Saya menunggu matahari terbit agar saya bisa segera kembali ke kota Rafah dan memeriksa rumah saya."

Namun, Younis terkejut dengan apa yang dilihatnya di kota itu.

Rumahnya, yang telah ia bangun selama bertahun-tahun untuk dirinya dan keluarganya, rata dengan tanah.

Warga Palestina membawa barang-barang mereka saat berjalan kembali ke kota Rafah di Jalur Gaza selatan setelah penarikan sebagian pasukan Israel dari kota tersebut. Warga Palestina membawa barang-barang mereka saat berjalan kembali ke kota Rafah di Jalur Gaza selatan setelah penarikan sebagian pasukan Israel dari kota tersebut. (Quds News Network)

"Rafah bukan lagi seperti kota setengah tahun lalu," kata pria berusia 40 tahun itu.

"Mayat-mayat tergeletak di jalan, beberapa membusuk, dan yang lainnya dimakan anjing."

"Kehancuran yang menyeluruh terjadi. Israel tidak meninggalkan satu batu pun di atas batu di kota kami."

Warga Palestina lainnya, Yahya Abu Zakaria, sudah mulai mempersiapkan barang-barangnya pada hari Minggu untuk kembali ke rumahnya di Jalur Gaza utara.

Menurut perjanjian, tidak seorang pun di selatan boleh kembali ke utara sebelum tujuh hari sejak dimulainya gencatan senjata.

"Saya tahu masih terlalu dini untuk mempersiapkan dan mengepak barang-barang saya," kata Zakaria kepada The New Arab sambil tersenyum.

"Tapi saya melakukannya karena optimisme dan kerinduan saya untuk kembali ke kota Beit Hanoun, yang saya tinggalkan pada hari pertama perang."

"Jika sudah diizinkan, saya akan kembali dengan berjalan kaki."

"Selama 15 bulan terakhir, saya hidup dalam neraka, kematian, dan kelaparan."

Sementara banyak orang merayakan gencatan senjata, beberapa masih bersikap hati-hati terhadap kesepakatan ini.

Teman Zakaria, Taha Abu Saif, tidak memiliki optimisme yang sama.

Pria berusia 30 tahun yang mengungsi dari Kota Gaza ke wilayah Mawasi di Khan Younis itu mengungkapkan rasa pesimismenya.

Ia tidak yakin bahwa para pengungsi akan bisa kembali ke wilayah mereka.

"Kita tidak boleh terlalu yakin bahwa Israel akan mematuhi perjanjian ini. Israel memiliki sejarah melanggar perjanjian dan kesepakatan," kata ayah lima anak tersebut kepada The New Arab.

"Waktu yang akan membuktikan apakah perjanjian ini akan berjalan, apakah kita bisa kembali, mengakhiri pembunuhan, perang, dan kehancuran, serta kembali pada perdamaian."

Perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 46.913 orang dan melukai 110.750 orang sejak Oktober 2023, sementara lebih dari 11.000 warga Palestina masih hilang di bawah reruntuhan.

Sebelum kesepakatan itu berlaku, Israel menewaskan 19 orang setelah batas waktu gencatan senjata awal, serta melukai 36 orang lainnya.

Poin-poin Penting Gencatan Senjata Israel-Hamas

Berikut adalah poin-poin utama dari kesepakatan gencatan senjata Gaza yang mulai berlaku pada hari Minggu setelah 15 bulan perang.

Dimulainya gencatan senjata sempat tertunda hampir tiga jam karena masalah teknis seputar rincian nama sandera yang akan dibebaskan.

Rincian lengkap kesepakatan gencatan senjata belum diumumkan secara publik oleh para mediator, Israel, atau Hamas.

Namun, mengutip Asharq Al-Awsat, pejabat yang mengetahui kesepakatan itu menyebutkan poin-poin berikut:

1. Fase gencatan senjata awal selama enam minggu mencakup penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza tengah dan pemulangan warga Palestina yang mengungsi ke Gaza utara.

2. Kesepakatan ini mengharuskan 600 truk bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza setiap hari selama gencatan senjata, 50 di antaranya membawa bahan bakar. 

Sebanyak 300 truk dialokasikan untuk Gaza utara, wilayah di mana kondisi warga sipil sangat sulit.

3. Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel, termasuk semua wanita (baik tentara maupun warga sipil), anak-anak, dan pria berusia di atas 50 tahun.

Hamas akan membebaskan sandera wanita dan yang berusia di bawah 19 tahun terlebih dahulu, diikuti oleh pria berusia di atas 50 tahun.

Tiga sandera wanita pertama dibebaskan melalui Palang Merah pada hari Minggu.

Pembebasan ketiga sandera tersebut telah terlaksana.

Hamas dan warga Palestina memenuhi jalanan saat pembebasan sandera Israel Hamas dan warga Palestina memenuhi jalanan saat pembebasan sandera Israel (Quds News Network)

4. Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera sipil dan 50 tahanan Palestina untuk setiap tentara wanita Israel yang dibebaskan oleh Hamas.

5. Berdasarkan ketentuan kesepakatan, Hamas akan memberi tahu Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengenai titik pertemuan di dalam Gaza.

ICRC diharapkan mulai berkendara ke lokasi tersebut untuk menjemput para sandera.

6. Israel akan membebaskan semua perempuan dan anak-anak Palestina di bawah usia 19 tahun yang ditahan sejak 7 Oktober 2023 pada akhir fase pertama.

Jumlah total warga Palestina yang dibebaskan akan bergantung pada jumlah sandera yang dibebaskan, dan bisa mencapai antara 990 hingga 1.650 tahanan Palestina, termasuk laki-laki, perempuan, dan anak-anak.

7. Hamas akan membebaskan para sandera selama periode enam minggu, dengan setidaknya tiga sandera dibebaskan setiap minggu dan sisanya dari 33 sandera sebelum akhir periode tersebut.

Semua sandera yang masih hidup akan dibebaskan terlebih dahulu, diikuti oleh jenazah sandera yang telah meninggal.

8. Pelaksanaan perjanjian ini akan dijamin oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.

9. Negosiasi fase kedua akan dimulai pada hari ke-16 fase pertama.

Negosiasi ini diharapkan mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa, termasuk tentara laki-laki Israel, gencatan senjata permanen, dan penarikan penuh tentara Israel.

10. Tahap ketiga diperkirakan akan mencakup pemulangan semua jenazah yang tersisa dan dimulainya rekonstruksi Gaza, yang akan diawasi oleh Mesir, Qatar, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

(Tribunnews.com/Tiara Shelavie)

Editor: Sri Juliati

Tag:  #cerita #warga #palestina #sambut #gencatan #senjata #tidak #tidur #semalaman #karena #ingin #segera #pulang

KOMENTAR