Palestina-Israel Belum Damai, AS Tak Ingin Ada Perang Pakistan-Iran setelah Saling Serang
Tentara Pakistan berdiri di atas kendaraan yang membawa rudal balistik jarak jauh Shaheen selama parade Hari Pakistan di Islamabad pada 23 Maret 2022. -- AS tak ingin ada eskalasi terbaru antara Iran dan Pakistan. 
09:20
19 Januari 2024

Palestina-Israel Belum Damai, AS Tak Ingin Ada Perang Pakistan-Iran setelah Saling Serang

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak ingin ada perang baru di Asia selatan, merujuk pada ketegangan Iran dan Pakistan baru-baru ini.

"Amerika Serikat tidak menginginkan eskalasi di Asia Selatan dan Asia Tengah,” kata John Kirby, Kamis (18/1/2024).

John Kirby mengatakan pemerintah AS mengikuti dengan cermat ketegangan antara kedua negara tersebut, yang semakin memburuk minggu ini.

"Pakistan untuk pertama kalinya terkena serangan dari Iran, yang merupakan serangan baru yang berbahaya, dan merupakan contoh baru dari peran Iran yang mendestabilisasi di kawasan ini,” katanya, dikutip dari Sky News.

Presiden AS, Joe Biden, mengatakan serangan balasan Pakistan menunjukkan bahwa Iran tidak dihargai di kawasan itu.

"Saya tidak tahu ke mana hal ini akan mengarah," tambahnya.

AS dan Pakistan memiliki hubungan bilateral yang dekat.

Sementara hubungan Iran dan AS telah memburuk sejak Revolusi Islam pada tahun 1979, yang menandai berkuasanya pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khomenei.

Di sisi lain, AS saat ini sedang membantu Israel dalam perangnya melawan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza.

Perang terbaru Israel-Hamas di Asia Tengah tersebut sudah berlangsung selama lebih dari empat bulan sejak 7 Oktober 2023.

Di Asia Selatan, hubungan Iran dan Pakistan sedang memanas setelah kedua negara itu saling serang, dengan alasan menargetkan kelompok teroris yang mengancam keamanan negara masing-masing.

Iran Serang Pakistan

Ketegangan terbaru antara Iran dan Pakistan bermula saat Garda Revolusi Iran meluncurkan serangan ke markas militan Jaish al-Adl di Provinsi Balochistan, Pakistan, pada Selasa (16/1/2024) malam.

Jaish al-Adl mengatakan Iran menggunakan enam drone penyerang dan beberapa roket untuk menghancurkan dua rumah tempat tinggal anak-anak dan istri pada anggotanya.

Dua anak tewas dan tiga anak perempuan terluka akibat serangan itu.

Sementara itu, Iran mengatakan serangan itu adalah balasan untuk Jaish al-Adl yang melakukan pemboman di Sistan-Baluchestan, Iran, pada Desember 2023, yang menewaskan 11 polisi Iran.

Pakistan mengutuk serangan ini dan mengatakan Iran melanggar kedaulatan Pakistan karena menyerang wilayahnya.

“Pakistan selalu mengatakan terorisme adalah ancaman bersama bagi semua negara di kawasan yang memerlukan tindakan terkoordinasi. Tindakan sepihak seperti itu tidak sesuai dengan hubungan bertetangga yang baik dan dapat secara serius merusak kepercayaan dan kepercayaan bilateral," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam pernyataannya, Kamis (18/1/2024).

Pakistan Balas Dendam

Pada Kamis (18/1/2024) pagi, Angkatan Udara Pakistan menjatuhkan rudal di markas militan Tentara Pembebasan Balochistan di Provinsi Sistan-Baluchestan, Iran.

Pakistan mengatakan serangan itu menargetkan teroris yang mengancam keamanan negaranya.

Kementerian Luar Negeri Pakistan prihatin dengan pemerintah Iran yang menyediakan tempat berlindung bagi teroris asal Pakistan di wilayahnya, dikutip dari Dawn.

Sebagai informasi, provinsi Balochistan di Pakistan yang berbatasan dengan Iran dan Afghanistan, sering mengalami ketegangan terkait aktivitas militan.

Iran kini sedang meningkatkan latihan militernya, menyusul ketegangan baru-baru ini.

Selain Pakistan, Iran terlebih dahulu menyerang markas Mossad Israel di Irak dan markas ISIS di Suriah pada Selasa (16/1/2024) pagi.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Nanda Lusiana Saputri

Tag:  #palestina #israel #belum #damai #ingin #perang #pakistan #iran #setelah #saling #serang

KOMENTAR