Nelayan Gaza Tangkap Lumba-lumba di Pantai Al Qarara, Dimasak Lalu Dibagi-bagi di Tengah Kelaparan
Lumba-lumba itu kemudian dimasak dan didistribusikan sebagai makanan kepada penduduk daerah tersebut, di tengah situasi kelaparan dan semakin menipisnya persediaan makanan di Jalur Gaza.
Nelayan tersebut, yang berbicara kepada Hebrew Channel 12, mengatakan, dia biasanya akan melepaskan lumba-lumba itu kembali ke air.
Tetapi karena kekurangan makanan, mereka terpaksa memakan lumba-lumba itu.
Jurnalis Palestina di Gaza juga mengonfirmasi berita tersebut, dengan membagikan foto nelayan tersebut yang tengah menggendong lumba-lumba.
Tampak keberatan, nelayan itu terlihat berjalan terhuyung-huyung sendirian dengan anak-anak yang mengikutinya.
Seorang Nelayan Gaza memegang lumba-lumba yang ditangkapnya di laut dekat pantai Al Qarara di Khan Younis, selatan Gaza.Laporan itu menambahkan bahwa penduduk Khan Younis dihadapkan pada dilema tentang apa yang harus dilakukan terhadap lumba-lumba tersebut, beberapa di antaranya berkata:
"Kami tidak punya makanan, kami akan makan apa saja yang ada di sana."
Lumba-lumba itu ditangkap di laut lepas pantai kota Al Qarara yang terletak di utara Khan Younis di Gaza selatan.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyatakan lebih dari satu juta orang di Gaza tengah dan Gaza selatan tidak menerima pasokan makanan apa pun selama bulan Agustus dan situasi kemanusiaan di Gaza masih sangat buruk. (Anadolu Agency)Kais Makanan di Tumpukan Sampah
Kondisi kelaparan di Gaza dilaporkan makin memburuk di tengah intensifnya serangan militer Israel yang berlangsung di penjuru Palestina.
Menurut laporan Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza kini menghadapi risiko kematian akibat kelaparan dan kehausan.
Tak hanya itu anak-anak di Gaza juga berpotensi mengalami sekarat karena kelaparan buntut kurangnya kebutuhan dasar untuk bertahan hidup.
Kepala Kantor Hak Asasi Manusia PBB di Wilayah Pendudukan Palestina, Ajith Songai, menggambarkan kelaparan di Gaza sebagai situasi yang pahit dan mencekam.
Bahkan akibat sulitnya mendapatkan bahan pangan ada sekelompok besar perempuan yang terpaksa mencari sisa makanan di antara tumpukan sampah.
Pemandangan yang menjadi simbol keputusasaan di tengah salah satu krisis kemanusiaan terburuk dunia.
“Kelompok besar wanita dan anak-anak mencari makanan di antara tumpukan sampah di beberapa bagian Jalur Gaza imbas maraknya kelaparan," kata Ajith Sunghay, kepala kantor Hak Asasi Manusia PBB untuk Wilayah Palestina, mengutip dari Herald.
"Memperoleh kebutuhan pokok telah menjadi perjuangan sehari-hari yang mengerikan untuk bertahan hidup," imbuhnya.
Krisis pangan di Gaza yang semakin mencekik memaksa sebagian besar warga Gaza, Palestina, minum air limbah untuk bertahan hidup.
Hal ini diungkap langsung oleh Hanan Balkhy, direktur regional Mediterania Timur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam laporan yang dikutip dari Al Mayadeen, sejumlah warga harus meminum air limbah karena layanan kesehatan terdampak imbas agresi Israel.
Krisis pangan diketahui mulai melanda Gaza imbas aksi blokade yang dilakukan militer Israel.
Menurut pernyataan sebelumnya oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), paling banyak 30 truk bantuan kemanusiaan memasuki Gaza per hari, jumlah yang sangat jauh dari memenuhi kebutuhan orang-orang di sana.
PM Israel Benjamin Netanyahu berdalih tindakan dilakukan untuk melumpuhkan kekuatan militan Hamas, namun akibat aksi pemblokiran akses pangan jutaan warga Palestina saat ini tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan dengan baik.
Semua Toko Roti Tutup
Imbas blokade tersebut kini puluhan pabrik roti di Gaza yang terafiliasi oleh FAO kehabisan stok bahan pangan hingga tidak dapat menjalankan pembagian program makanan gratis kepada masyarakat sekitar.
Penutupan ini menjadi pukulan berat bagi warga Gaza yang selama ini mengandalkan roti sebagai makanan utama mereka, dilansir dari Anadolu Ajansi.
Membuat jumlah korban tewas di Gaza semakin membludak, tembus lebih dari 44.300 orang, termasuk banyak wanita dan anak-anak.
"Kami sangat khawatir kelaparan akan menjadi ancaman serius bagi warga Gaza. Akses bantuan kemanusiaan yang aman dan terjamin sangat dibutuhkan," kata Program Pangan Dunia (WFP) PBB.
AS Kecam Israel
Merespon blockade bahan pangan yang dilakukan Israel, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin bulan lalu kompak melayangkan kecaman.
Sebagai bentuk protes atas memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin bahkan mengirimkan surat ke para pejabat tinggi Israel
Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan, surat itu sebagai komunikasi diplomatik pribadi, namun mengukuhkan kebenarannya.
Keduanya bahkan menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan Israel dalam 30 hari untuk mengatasi situasi di Gaza, dengan peringatan bahwa kegagalan untuk melakukannya dapat berdampak pada bantuan militer AS ke Israel.
Korban Jiwa Tembus 46.565 Jiwa
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan per Minggu (12/1/2025), kalau Pasukan Pendudukan Israel (IDF) melakukan lima pembantaian di Jalur Gaza, yang menyebabkan 28 orang meninggal dan 89 orang terluka selama 24 jam terakhir.
Kementerian memperingatkan bahwa masih ada sejumlah korban di bawah reruntuhan dan di jalan.
Kementerian juga menegaskan bahwa IDF mencegah ambulans dan kru pertahanan sipil menjangkau mereka.
Diumumkan bahwa jumlah total korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 46.565 orang martir dan 109.660 orang terluka sejak 7 Oktober 2023.
(oln/rntv/*)
Tag: #nelayan #gaza #tangkap #lumba #lumba #pantai #qarara #dimasak #lalu #dibagi #bagi #tengah #kelaparan