Media Israel: Perang Gerilya dan 'Bom Pinggir Jalan' Hamas Buat Israel Bayar Mahal di Beit Hanoun
Pasukan Israel di Jalur Gaza, 18 April 2024. 
11:50
13 Januari 2025

Media Israel: Perang Gerilya dan 'Bom Pinggir Jalan' Hamas Buat Israel Bayar Mahal di Beit Hanoun

– Salah satu media terbesar di Israel, Yedioth Ahronoth, mengklaim Pasukan Pertahanan Israel (IDF) harus membayar mahal pertempuran di Beit Hanoun, Jalur Gaza utara.

Dalam dua minggu terakhir, sudah ada 11 tentara Israel yang dilaporkan tewas di Beit Hanoun.

Menurut media itu, batalion Hamas di sana sebenarnya adalah batalian terlemah Hamas. Batalion itu kemudian memilih menggunakan taktik perang gerilya atau perang kutu.

Pada Sabtu (11/1/2025), Sersan Alexander Fedorenkom Staf Sersan Danila Diakov, Sersan Yahav Maayan, dan Sersan Eliav Astuker tewas karena bom berjenis improvised explosive device atau IED yang diledakkan dari jarak jauh.

Hasil penyelidikan awal mengungkap pejuang Hamas memanfaatkan cuaca buruk pada Selasa malam, untuk menempatkan bom kuat di jalan yang digunakan sebagai rute logistik Israel.

Tidak ada tentara Israel yang melihat kedatangan pejuang Hamas yang menanam IED yang kerap dijuluki "bom pinggir jalan" itu.

"Mungkin ada terowongan bawah tanah di dekatnya yang belum ditemukan, di sana bom bisa ditempatkan dan diledakkan dari jarak jauh," kata media itu.

"Karena ledakan itu, lima tentara lainnya terluka, dua di antaranya parah. Dalam kasus dugaan tentara menembak kawan sendiri yang terjadi kemudian, diumumkan adanya banyak korban."

Warga Palestina di Beit Hanoun Warga Palestina di Beit Hanoun, Jalur Gaza, mengungsi untuk menghindari serangan Israel.

Media Israel itu mengklaim Beit Hanoun tak punya pusat kota penting untuk diduduki Israel. Penduduk di sana sudah dievakuasi sehingga hanya ada pejuang Hamas di sana.

Adapun misi Israel di sana adalah menghancurkan bangunan-bangunan agar bisa mengamankan rute kereta api ke Sderot.

Dalam dua minggu terakhir, IDF menemukan lebih dari 30 bom di Beit Hanoun. Bom-bom yang gagal ditemukan IDF telah menimbulkan banyak korban jiwa bagi tentara Israel.

"Dalam ledakan lain minggu lalu, tiga tentara IDF tewas," kata media itu.

Militer Israel sedang menyelidiki apakah pejuang Hamas merakit peledak yang berasal dari bom-bom IDF.

Media itu menyebut para pejuang Hamas di Beit Hanoun memanfaatkan bangunan-bangunan yang telah dihancurkan. Itu karena IDF menganggap tempat itu sudah bersih dari musuh.

Tentara Israel terpaksa bergerak lambat karena mencari bom yang ditanam Hamas.

Hamas gunakan metode tempur baru

Para pejuang Hamas dilaporkan menggunakan metode baru dalam melawan IDF.

Avi Askhenazi, seorang kolumnis pada surat kabar Israel Maariv, menyebut IDF kini harus menghadapi ancaman besar di Gaza, yakni ranjau darat.

Menurut dia, tentara Israel telah mendeteksi adanya perubahan cara berperang Hamas dalam beberapa hari belakangan, terutama di Gaza bagian utara.

Hamas kini mulai memasang lebih banyak ranjau darat di bawah tanah. Ranjau-ranjau itu oleh Askhenazi disebut sebagai "belly bomb" atau "bom perut".

IDF memperkirakan Hamas akan lebih suka menyerang IDF dengan senjata yang ditinggalkan tentara Israel di lapangan.

Senjata-senjata itu misalnya bom yang dijatuhkan dari udara (gagal meledak), peluru tank, rudal antitank, dan granat.

Para pejuang Hamas melekatkan mekanisme detonasi sekunder pada bom itu untuk meledakkan bom.

Bom itu diaktifkan menggunakan remot kontrol ketika Hamas mendeteksi adanya pergerakan pasukan dari jarak jauh.

Dalam beberapa kasus, pejuang Hamas tiba-tiba muncul dari tempat sembunyi lalu menarik perhatian pasukan Israel agar menuju ke arahnya. Namun, pada kenyataannya IDF justru digiring ke tempat jebakan.

"Metode ini tak asing bagi IDF dari Yudea dan Samaria, dengan penekanan di Samaria utara," kata Askhenazi dalam artikel di Maariv, Kamis (9/1/2025).

Dia menyebut kemarin IDF membunuh tiga pejuang Hamas ketika mereka sedang menyiapkan jebakan di Desa Tamun.

IDF menyebut pejuang Hamas berupaya menembatkan tong penuh bom di bawah jalan. Mereka mencoba menggiring IDF ke tempat itu lalu meledakkan bom.

"Dalam beberapa minggu terakhir ada banyak personel Brigade Kfir, Nahal, zeni, dan lapis baja yang tewas di Gaza utara karena jebakan maut jenis ini," kata Askhenazi.

"IDF berupaya menghidupkan buldoser yang membajak tanah dalam-dalam, tetapi karena tertutupi hujan baru-baru ini dan kenyataan bahwa tanah itu terendam air, mereka (Hamas) berhasil menggali dengan cepat dan menempatkan bom."

Askhenazi mengatakan IDF memiliki alat pendeteksi panas untuk mengetahui adanya perubahan di bawah tanah.

"IDF juga mengoperasikan buldoser untuk mengetahui adanya bom di bawah tanah," ucapnya.

Dia berujar IDF harus mengubah rute pergerakannya di lapangan dan mempelajari area tempat para pejuang Hamas bisa melakukan pengamatan.

(*)

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #media #israel #perang #gerilya #pinggir #jalan #hamas #buat #israel #bayar #mahal #beit #hanoun

KOMENTAR