



Meski Dianggap Ada Pelanggaran, Israel-Hizbullah Akan Diuntungkan jika Pertahankan Gencatan Senjata
Namun, menurutnya, perjanjian tersebut masih dapat bertahan karena adanya dorongan kuat yang dimiliki Israel dan Hizbullah untuk menghentikan pertempuran.
Mohamad Elmasry juga mencatat bahwa kedua belah pihak akan memperoleh banyak keuntungan dengan menjaga gencatan senjata tetap utuh.
“Ada sejarah panjang pelanggaran gencatan senjata oleh Israel dan kemudian menyalahkan pihak lain, baik Hizbullah maupun Hamas. Dan kita sudah mulai melihatnya,” ujar Elmasry, Jumat (29/11/2024), dilansir Al Jazeera.
“Itulah salah satu kekhawatiran di sini," sambungnya.
Israel, yang menurutnya memperoleh lebih banyak keuntungan dari gencatan senjata, kini mampu terus menyerang Gaza tanpa halangan dan memulangkan penduduknya ke rumah di utara.
"Pada akhirnya, apakah insentif tersebut akan cukup untuk mendorong Israel agar menghormati perjanjian tersebut, masih terlalu dini untuk dikatakan saat ini," kata Elmasry.
"Kita berada di hari ketiga dari 60 hari," jelasnya.
Israel-Hizbullah Saling Klaim Pelanggaran Gencatan Senjata
Pada Kamis (28/11/2024), Israel melakukan serangan udara pertamanya di Lebanon sejak gencatan senjata dengan Hizbullah diumumkan pekan ini.
Israel mengatakan bahwa serangan itu menargetkan aktivitas kelompok militan tersebut di fasilitas penyimpanan roket di Lebanon selatan yang melanggar gencatan senjata.
Pihak berwenang Lebanon melaporkan beberapa insiden serangan mortir, serangan udara, dan tembakan Israel yang melukai dua orang yang mencoba kembali ke Lebanon selatan.
Media pemerintah Lebanon mengatakan, korban luka adalah warga sipil.
Sementara, militer Israel menggambarkan mereka sebagai tersangka yang melanggar ketentuan gencatan senjata yang mengakhiri konflik selama lebih dari setahun antara Israel dan Hizbullah.
"Beberapa tersangka diidentifikasi datang dengan kendaraan ke sejumlah wilayah di Lebanon selatan, melanggar ketentuan gencatan senjata. IDF melepaskan tembakan ke arah mereka," kata Pasukan Pertahanan Israel, Kamis, seperti diberitakan CBS News.
"IDF tetap berada di Lebanon selatan dan akan secara aktif menegakkan pelanggaran perjanjian gencatan senjata," kata militer Israel.
Di sisi lain, Kantor Berita Nasional milik pemerintah Lebanon mengatakan tembakan Israel melukai dua warga sipil di Markaba, sebuah desa dekat perbatasan yang telah menjadi ajang pertempuran sengit selama 14 bulan terakhir.
Kantor berita itu juga melaporkan tembakan tank Israel mengenai beberapa desa dan pertanian di selatan, tetapi tidak menimbulkan korban jiwa.
Sebelumnya, militer Lebanon mengatakan pihaknya mendirikan pos pemeriksaan sementara dan meledakkan persenjataan yang belum meledak dengan harapan membantu warga sipil yang mengungsi kembali ke rumah mereka.
Sekitar 1,2 juta orang mengungsi di Lebanon selama perang paling mematikan di negara itu dalam beberapa dekade.
Ribuan penduduk, dengan mobil-mobil mereka yang penuh dengan kasur dan barang-barang, mulai melakukan pengembaraan kembali ke kota-kota mereka yang dilanda perang pada Rabu (27/11/2024), setelah gencatan senjata mulai berlaku.
Namun pergerakan mereka masih terbatas.

Militer Lebanon dan Israel telah memerintahkan warga sipil yang mengungsi dari komunitas perbatasan untuk menjauh dari wilayah tempat pasukan Israel masih bertugas.
Sebagai informasi, perjanjian gencatan senjata yang diumumkan pada Selasa (26/11/2024) malam mengakhiri konflik selama 14 bulan antara Israel dan Hizbullah, yang dimulai sehari setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dari Gaza.
Awalnya, kelompok militan Lebanon tersebut mulai menembakkan roket, pesawat nirawak, dan rudal sebagai bentuk solidaritas.
Israel membalas dengan serangan udara, dan konflik terus meningkat selama hampir setahun sebelum memanas menjadi perang habis-habisan pada pertengahan September 2024.
Sementara, perang di Gaza masih berkecamuk tanpa tanda-tanda akan berakhir.
Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk daerah kantong itu telah mengungsi dari rumah mereka, banyak dari mereka terpaksa mengungsi beberapa kali selama tahun lalu.
Hingga kini, genosida Israel di Gaza telah menewaskan sebanyak 44.363 warga Palestina dan melukai 105.070 orang sejak 7 Oktober 2023.
Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu, dan lebih dari 200 orang ditawan.
Di Lebanon, sebanyak 3.961 orang tewas dan 16.520 orang terluka dalam serangan Israel sejak perang di Gaza dimulai.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel
Tag: #meski #dianggap #pelanggaran #israel #hizbullah #akan #diuntungkan #jika #pertahankan #gencatan #senjata