Usai Veto Rusia di DK PBB, Korut Makin Berani Luncurkan Rudal Balistik, Jepang & Korsel Ketar-Ketir
Foto yang diambil pada tanggal 23 Februari 2023 dan dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada tanggal 24 Februari menunjukkan rudal jelajah strategis Hwasal-2 diluncurkan dari platform selama latihan di area Kota Kim Chaek di Provinsi Hamgyong Utara. 
10:40
23 April 2024

Usai Veto Rusia di DK PBB, Korut Makin Berani Luncurkan Rudal Balistik, Jepang & Korsel Ketar-Ketir

Korea Utara melakukan peluncuran uji coba rudal balistik jarak pendek ke perbatasan laut dekat Korea Selatan dan Jepang pada Senin (22/4/2024) kemarin.

Dikutip dari AP, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Kim Myung-soo mengungkapkan bahwa senjata yang diluncurkan dari Ibu Kota Korea Utara, Pyongyang itu meluncur sejauh 300 kilometer sebelum jatuh di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang.

Adapun rudal balistik itu diperkirakan dapat menargetkan sejumlah lokasi di Korea Selatan.

Kim pun mengutuk keras peluncuran rudal balistik tersebut dengan menyebut bahwa hal itu merupakan "provokasi yang jelas" dan mengancam perdamaian di Semenanjung Korea.

Mereka mengungkapkan bakal mempertahankan kesiapan "secara luar biasa" untuk menanggapi provokasi Korea Utara itu yang sejalan dengan aliansi militer Korea Selatan yaitu Amerika Serikat (AS).

Sementara, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi mengatakan bahwa Korea Utara meluncurkan setidaknya satu rudal balistik yang terbang sejauh 250 kilometer dengan ketinggian maksimum sekitar 50 kilometer.

Dia mengungkapkan uji coba rudal balistik oleh Korea Utara yang telah dilakukan berulang kali dan tindakan provokatif lainnya mengancam perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan, dan komunitas internasional.

Dikutip dari Reuters, Korea Utara mengatakan pada Sabtu (20/4/2024) bahwa telah menguji coba hulu ledak rudal jelajah "super besar" dan rudal anti pesawat baru di daerah pesisir barat pada awal pekan lalu.

Selain itu, pada awal bulan ini, Korea Utara juga telah melakukan uji coba peluncuran rudal jarak menengah dengan kemampuan hulu ledak hipersonik yang dianggap beberapa pengamat dimaksudkan untuk menyerang wilayah Samudera Pasifik seperti Guam dan sekitarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Korea Utara juga telah menguji berbagai rudal berkemampuan nuklir yang dirancang untuk menyerang lokasi di Korea Selatan, Jepang, dan AS.

Para ahli mengatakan bahwa sebenarnya Korea Utara telah memiliki rudal nuklir yang dapat menjangkau seluruh Korea Selatan dan Jepang.

Namun, Korea Utara dianggap belum mengembangkan rudal balistik antarbenua yang berfungsi untuk menyasar AS.

Korsel-Jepang-AS Perkuat Latihan Militer

Untuk menanggapi ancaman nuklir Korea Utara, tiga negara yaitu AS, Korea Selatan, dan Jepang telah memperkuat latihan militer bilateral dan latihan trilateral.

Pada Senin kemarin, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Kim Myung-soo telah bertemu dengan Komando Antariksa AS, Stephen N. Waiting dan berdiskusi terkait ancaman nuklir Korea Utara.

Beberapa ahli mengatakan Korea Utara dapat meluncurkan satelit mata-mata keduanya bulan ini untuk menandai ulang tahun penting seperti ulang tahun pendirinya Kim Il Sung pada tanggal 15 April, mendiang kakek pemimpin Kim Jong Un, atau ulang tahun pendirian pendahulu militer Korea Utara pada tanggal 25 April.

Resolusi Dewan Keamanan PBB melarang Korea Utara untuk meluncurkan rudal balistik dan satelit.

Badan dunia itu menganggap peluncuran satelit sebagai uji coba teknologi rudal balistik yang dilarang.

Militer Korea Selatan mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah mendeteksi bukti bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan peluncuran satelit mata-mata, namun tidak ada tanda-tanda bahwa hal itu akan segera terjadi.

Korut Makin Gencar Luncurkan Rudal usai Veto Rusia

Gencarnya peluncuran rudal oleh Korut terjadi pasca Rusia memveto Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada 28 Maret 2024 lalu terkait pemantauan terhadap pelanggaran sanksi Pemerintahan Kim Jong-un atas program nuklir dan senjatanya.

Dikutip dari laporan Wall Street Journal, Rusia menjadi satu-satunya negara yang menolak perpanjangan sanksi pemerintahan Kim Jong-un.

Sekutu Korea Utara lainnya, China justru memilih untuk absen.

Adapun veto Rusia ini secara efektif bakal mengakhiri sanksi ke pemerintahan Kim Jong-un yang berakhir pada akhir April 2024.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Editor: Whiesa Daniswara

Tag:  #usai #veto #rusia #korut #makin #berani #luncurkan #rudal #balistik #jepang #korsel #ketar #ketir

KOMENTAR