Iran Genggam Info Militer Israel: Kami Bisa Pakai Nuklir jika Netanyahu Balas Serangan
Sebelumnya, Iran meluncurkan 300 rudal dan drone ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam sebagai balasan atas serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.
Serangan udara Israel tersebut membunuh tujuh anggota Garda Revolusi Iran (IRGC), termasuk Komandan Pasukan Quds elit Iran, Brigjen Mohammad Reza Zahedi.
Sumber informasi Iran mengungkapkan bahwa Iran mengirim pesan baru kepada pemerintah AS melalui perantara Swiss dalam beberapa hari terakhir.
“Di antara pesan yang dikirim Iran ke Washington melalui mediator adalah bahwa Iran akan mempertimbangkan kembali program nuklirnya jika pendudukan Israel ingin menargetkan fasilitas nuklirnya," kata sumber tersebut, yang tidak ingin disebutkan namanya kepada Al Arabi, Kamis (18/4/2024).
"Selama tiga hari terakhir, Teheran mengirimkan pesan ke pihak AS yang lebih parah dari sebelumnya. Iran juga menegaskan bahwa mereka tidak mengharapkan eskalasi jika masalah ini berhenti pada titik ini setelah Iran merespons Israel yang menargetkan konsulat Iran di Damaskus," ujarnya.
Menurut sumber tersebut, pihak Iran mengatakan situasi bisa tidak terkendali jika Israel kembali menyerang Iran, karena setelah itu Iran tidak akan tinggal diam.
"Iran memberi tahu pemerintah AS melalui mediator bahwa jika Israel melakukan ancaman untuk menyerang kepentingan Iran di wilayah tersebut atau di Iran, maka akan ditanggapi dengan respons yang akan memicu situasi menjadi tidak terkendali," katanya.
Sumber tersebut juga menegaskan Iran telah memperingatkan AS dan negara-negara Eropa agar tidak melakukan tindakan yang memperketat sanksi terhadapnya.
"Penerapan lebih banyak dan memperketat sanksi akan meningkatkan pengembangan program nuklir seperti meningkatkan produksi uranium yang diperkaya," kata sumber itu.
Menurut informasi tersebut, Iran menegaskan dalam pesannya bahwa pemerintah AS memikul tanggung jawab atas potensi agresi Israel dan tidak dapat menghindarinya.
“Iran akan menganggap AS sebagai mitra dalam setiap perilaku agresif Israel, dan ini akan membahayakan kepentingan AS di wilayah tersebut," kata sumber itu.
Iran Bisa Serang Israel Pakai Nuklir
Kabar penggunaan senjata nuklir ini dikonfirmasi oleh komandan Iran dalam pernyataannya yang mengatakan Iran bisa merevisi kebijakan nuklirnya jika posisinya terancam.
"Peninjauan terhadap doktrin dan kebijakan nuklir kami, serta pertimbangan yang diumumkan sebelumnya, sangat mungkin dilakukan,” kata Brigadir Jenderal Ahmed Haq Talab, Komandan Korps Perlindungan dan Keamanan Pusat Nuklir Iran, dikutip dari Tasnim, Kamis (18/4/2024).
“Ada kemungkinan untuk merevisi doktrin dan kebijakan nuklir Republik Islam Iran dan menyimpang dari pertimbangan yang diumumkan di masa lalu,” tegas Talab.
Dia juga mengingatkan Iran bahwa fasilitas nuklir Israel sudah teridentifikasi dan informasi yang diperlukan mengenai semua target sudah tersedia.
"IRGC memiliki kendali untuk menembakkan rudal yang kuat untuk menghancurkan target tertentu," ujarnya, dikutip dari The Cradle.
“Jika rezim Zionis (Israel) melakukan tindakan agresi terhadap Iran… pukulan yang diterimanya dari angkatan bersenjata Iran akan dikenang dalam sejarah seperti Operasi Janji Sejati,” tambah Talab, merujuk pada serangan balasan Iran pada Sabtu (13/4/2024).
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, memiliki keputusan akhir mengenai program nuklir Teheran, yang menurut Barat akan digunakan Iran untuk tujuan militer.
Namun, Ali Khamenei mengatakan dalam berbagai kesempatan bahwa Iran tidak pernah berusaha membuat atau menggunakan senjata nuklir karena agama melarangnya.
Hubungan Israel dan Iran
Hubungan Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.
Revolusi tersebut menumbangkan kekuasaan Syah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS) dan mitra Israel.
Setelah Iran menerapkan kebijakan anti-Israel, Israel menuduh Iran mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi di Yaman, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah untuk melawan Israel, sebuah tuduhan yang dibantah Iran.
Ketegangan Iran dan Israel baru-baru ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza setelah operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 33.899 jiwa dan 76.664 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (17/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Mehr News.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Iran VS Israel
Tag: #iran #genggam #info #militer #israel #kami #bisa #pakai #nuklir #jika #netanyahu #balas #serangan