Israel Akan Dirikan 10 Ribu Tenda Buat Pengungsi Palestina dalam 2 Pekan Lalu Serbu Rafah
Saluran Kan Israel mengatakan, mereka memperoleh dokumen resmi yang menunjukkan bahwa “Israel akan mendirikan 10.000 tenda di luar Rafah selama dua minggu ke depan.”
“Saat ini ada 30.000 tenda tambahan yang sedang dibeli dan akan dipasang di area tersebut nanti,” tambah laporan tersebut.
Saluran tersebut juga mencatat atas rencana ini, hari H penyerbuan tentara IDF ke Rafah masih cukup lama.
“Berdasarkan jadwal [untuk mendirikan tenda-tenda ini], dapat dikatakan bahwa jalur untuk mengevakuasi warga dari Rafah masih panjang.”
Disebut-sebut, pendirian tenda-tenda ini sebagai bagian dari upaya Israel memenuhi permintaan Amerika Serikat (AS) yang menolak rencana penyerbuan darat Rafah sebelum adanya rencana yang jelas terkait evakuasi pengungsi dan warga sipil Palestina.
Meskipun semakin banyak peringatan internasional mengenai dampak buruk dari tindakan tersebut, termasuk dari AS, Israel bersikeras untuk menyerang Rafah.
Israel mengklaim kalau Rafah itu adalah “benteng terakhir Hamas”. Lebih dari 1,4 juta pengungsi Palestina berlindung di Rafah setelah diusir secara paksa dari rumah mereka di Gaza.
Gambar selebaran yang dirilis oleh tentara Israel pada 4 Februari 2024 ini menunjukkan pasukan Israel dilaporkan beroperasi di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (TENTARA ISRAEL / AFP)Berniat Kuasai Kembali Khan Yunis Setelah Serbu Rafah
Menteri kabinet perang Israel, Benny Gantz, memperbarui ancamannya bahwa tentara Israel akan menginvasi kota Rafah dan kemudian kembali ke Khan Yunis, selatan Jalur Gaza.
Ancaman itu menyusul desakan internasional tentang keputusan Israel untuk membatalkan operasi militer di Rafah, Jalur Gaza selatan.
Hal ini diungkapkan Benny Gantz saat konferensi pers yang diadakan di kota Sderot, Israel selatan.
“Kami akan memasuki Rafah dan kembali ke Khan Yunis, dan kami akan menjaga kebebasan melakukan tindakan operasional di Gaza," kata Benny Gantz, Rabu (10/4/2024), dikutip dari Radio Tentara Israel.
Ia menekankan, Israel tidak akan berhenti sebelum menyerang Rafah, yang disebutnya sebagai benteng terakhir Hamas di Jalur Gaza.
"Kemenangan akan datang selangkah demi selangkah, dan kami sedang menuju ke sana, dan kami tidak akan berhenti," ujarnya.
Mengulangi klaim Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Benny Gantz yakin bahwa invasi Rafah dibutuhkan untuk membebaskan sandera.
"Tujuan yang paling mendesak, secara moral dan nasional, adalah kembalinya para sandera," lanjutnya.
Sama seperti Netanyahu, Benny Gantz tidak menyebutkan tanggal perkiraan operasi militer Israel di Rafah, meski Israel disebut sudah menetapkan waktunya.
Pada Minggu (7/4/2024), tentara Israel mengumumkan menarik pasukannya dari Khan Yunis setelah menyelesaikan operasi militernya di Khan Yunis.
Israel hanya menyisakan satu batalion di Khan Yunis untuk mencegah warga Palestina yang mengungsi ke selatan untuk kembali ke Jalur Gaza utara.
Pada hari berikutnya, Netanyahu mengklaim Israel harus menginvasi Rafah dan menghancurkan brigade Hamas di sana.
"Hal ini akan terjadi dan ada tanggal tertentu untuk itu," katanya, tanpa menyebut tanggal tersebut, seperti diberitakan Al Jazeera.
Pada Rabu kemarin, Hebrew Broadcasting Corporation, mengutip seorang pejabat militer Israel yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan sudah menerima tanggal invasi Rafah.
“Kami telah menerima target tanggal untuk persiapan memasuki Rafah,” kata pejabat itu kepada anggota Komite Urusan Luar Negeri dan Keamanan Parlemen, tanpa rincian lebih lanjut.
Netanyahu bersikeras untuk tetap menginvasi Rafah meski ada peringatan internasional mengenai dampak bencana yang ditimbulkannya.
Mengingat adanya sekitar 1,4 juta pengungsi Palestina di Rafah.
(oln/memo/*)
Tag: #israel #akan #dirikan #ribu #tenda #buat #pengungsi #palestina #dalam #pekan #lalu #serbu #rafah